ini juga dari tiga ahli nih. ada yang pertama Feeman,1971 lalu Flynn dalam Azwar 1996
Yang kesimupalnnya menekankan intelgensi sebagai kemampuan belajar, itu semakin tinggi intelgensi seseorang juga semakin mudah untuk dilatih dan belajar dari pengalaman karena Exprience is the best teacher.
3. Intelgensi sebagai kemapuan untuk berfikir abstrak
dari para hali Mehrens 1973, Teman dalam Crider dan kawan-kawanya 1983 Stoddard, dalam Azwar 1966
bisa disimpulkan bahwa menekankan intelgensi sebagai kemampuan untuk memahami dan berfikir tentang ide-ide, simbol-simbol atau hal-hal tertentu yang bersifat abstrak.Â
Nah keputusan bulat untuk meyimpulkan lalu apa sih intelegensi ini. yaitu sebagai kemampuan umum seseorang untuk menunujukkan kemampuan diri. Bagaimana car orang tersebut berinteraksi, beradaptasi, serta pola belajar seseorang. Namun intelgensi tidak bisa menunujukkan khusus seperti menunjukkan hasil minat bakat seseorang. Karena hasil intelgensi juga di pengaruhi oleh faktor lingkungan, pendidikan, gen atau keturunan serta Ras. ini sangat mempengaruhi pada hasil intelgensi.Â
So.... untuk para orang tua nih, jadi stop untuk mengukur serta membanding-bandingkan anak dengan angka peringkat atau rangking untuk menyatakan dia cerdas atau bodoh. lingkungan serta support dari orang tua sangat dibutuhkan oleh anak, jadinya beri aprsiasi senyuman dan pelukan meskipun nilai anak rendah. namun tahap selanjutnya di bimbing dengan bimbingan yang sesuai. Semangat ....Â
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H