Udara yang kita hirup setiap hari tidak selalu sebersih yang terlihat. Menurut WHO, paparan polusi udara diperkirakan menyebabkan 7 juta kematian dini dan mengakibatkan jutaan orang sakit setiap tahunnya.Â
Di balik kabut tipis dan sinar matahari yang bersinar, terdapat ancaman tersembunyi yang dapat membahayakan kesehatan kita, salah satunya adalah PM2.5. Partikel-partikel kecil ini, meskipun tidak terlihat oleh mata manusia, memiliki potensi mematikan dan memberikan dampak serius terhadap kesehatan.Â
Menurut data Indeks kualitas udara (AQI), polusi udara di Jakarta dalam 1 bulan terakhir berada di tingkat tidak sehat dengan rentang nilai AQI 131-163 dan PM2,5 sebagai polutan utama, dimana konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 11.2 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO dan menempati peringkat ke-20 dari 116 Ibu Kota negara di dunia yang memiliki udara paling tercemar.Â
Mengenal PM2.5
PM2.5 atau Particulate Matter 2.5, merujuk pada partikel-partikel yang memiliki diameter kurang dari 2.5 mikrometer. Ukuran PM2.5 sangat kecil sehingga dapat dengan mudah masuk ke dalam saluran pernapasan manusia dan bahkan dapat menembus aliran darah.Â
Sumber utama PM2.5 berasal dari pembakaran bahan bakar fosil (batu bara, minyak gas), termasuk kendaraan bermotor, industri, dan pembangkit listrik. Polusi udara yang disebabkan oleh PM2.5 dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat.
PM2.5 dapat menyebabkan gangguan pernapasan, terutama pada individu yang sudah menderita penyakit pernapasan seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).Â
Mekanisme utama bagaimana PM2.5 dapat menyebabkan penyakit pernapasan melibatkan penetrasi partikel ke dalam sistem pernapasan dan dampaknya pada jaringan dan organ pernapasan.Â
Dampak PM2.5 bagi Kesehatan
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Agus Dwi Susanto, menyatakan bahwa terpapar polusi udara di atas ambang batas telah terbukti berdampak negatif pada kesehatan.Â
Dampak yang terjadi dalam waktu singkat dapat muncul dalam beberapa hari hingga minggu, sementara dampak jangka panjang dapat terjadi bagi mereka yang terus-menerus terpapar polusi udara selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.Â