A. IntrovertÂ
Kepribadian  introvert  merupakan  kepribadian  manusia  yang  tertutup,  sehingga  mereka cenderung  memilih  untuk  sendirian  atau  bertemu  dengan  sedikit  orang.  Orang  dengan tipologi  kepribadian  introvert  adalah  orang  yang  mengarahkan  orang  kedunia  dalam. Orang  introvert  lebih  berpikir  kearah  subjektif  atau  dirinya  sendiri. Â
Oleh  karena  itu  rata-rata  orang  yang  berkepribadian  introvert kurang  menikmati  keramaian.  Wajar  jika  orang yang  interovert  biasanya  memilih  berkarir  dalam  bidang  yang  tidak  banyak  bertemu dengan  banyak  orang  seperti  sekretaris,  peneliti,  akuntan. Biasanya  para  introvert  hanya berbicara seperlunya, kalau memang ada informasi yang ingin dia sampaikan. Dan mereka hanya  berbicara  mengenai  apa  yang  memang  ingin  mereka  bicarakan.  Pada  kadar yang tinggi  orang  introvert  jika  ditanyaakan  diam  terlebih  dahulu  memikirkan  apa  yang  akan mereka ucapkan, setelah itu baru mereka berbicara.
Bahasa, bagi mereka adalah alat untuk menyampaikan  informasi.  Introvert  terkesan  lebih  menutup   diri. Bagi  seorang  introvert, apa untungnya ngobrol, basa basi, kalau tidak ada yang ingin disampaikan sehingga, kalau memang  tidak  ada  informasi,  maka  diam  tidak  apa-  apa.  Dua  orang di  satu  tempat berdekatan, tanpa bicara satu sama lain bagi mereka itu wajar. Orang  yang  introvert,  sumber  semangatnya/energinya  berasal  dari  dalam  diri sendiri. Orang introvert, tidak selalu orang yang pasif, pemurung, atau tidak biasa bergaul. Orang  yang  introvert  bias  saja  orang  yang  aktif,  periang  dan  suka  bersosialisasi,  namun biasanya  setelah  sekian  waktu  bersosialisasi,  orang  introvert  perlu  privasi,  butuh ketenangan,  bagi  seorang  Introvert  keramaian  membuat  tenaga  mereka  cepat  terkuras. Oleh  karena  itu  biasanya  mereka  hanya  sekali-kali  berinteraksi,  kemudian  diam.  Ketika sedang  stress,  introvert  lebih  senang  menyendiri  atau  hanya  mau  berbagi  kepada  satu atau  dua  orang  yang  mereka  percaya.  Bagi  introvert  suasana  sepi  adalah  suasana  yang nyaman.
Menurut  (Baharuddin,  H  Wahyuni,  2018)  mengatakan  bahwa  orang  introvert cenderung lebih mudah mengalami gejala-gejala ketakutan dan depresi, yang ditandai oleh sifat  mudah  tersinggung,  apatis,  saraf  otonom  yang  labil,  gampang  terluka,  mudah  gugup, rendah  diri,  mudah  melamun  dan  sukar  tidur.  Selain  itu  mempunyai  intelegensi  yang elative  tinggi,  teliti  meskipun  lambat,  aspirasi  tinggi,  walaupun  terkadang  agak  kaku  dan memperlihatkan  "intra-personal   variability"  yang  kecil.  Sedang  orang-orang   yang ekstrovert  memperlihatkan  gejala-gejala  histeris,  sedikit  energi,  perhatian  yang  sempit, dan  elativ  kerja  yang  kurang  baik.  Mereka  mudah  terkena  kecelakaan  dan  sakit, Intelegensi  elative  rendah,  biasanya  bekerja  dengan  cepat  tapi  tidak teliti,  tidak  kaku  dan memperlihatkan "intrapersonal  variability" yang besar. Bahwa tipe kepribadian introvert dan ekstrovert  menggambarkan  keunikan  individu  dalam  bertingkah  laku  terhadap stimulus  sebagai  suatu  perwujudan  karakter,  temperamen,  fisik,  dan  intelektual  individu
B. Ekstrovert
  Kepribadian Ekstrovert Kepribadian  ekstrovert  biasanya  diasosiasikan  dengan  kepribadian  yang  terbuka  serta cenderung  menikmati  kegiatan  di  tengah  manusia.  Oleh  karena  itu,  manusia  dengan kepribadian  ekstrovert,  cenderung  kurang  menikmati  aktivitas  yang  dilakukan  sendirian. Orang dengan kepribadian ekstrovert adalah orang yang berpikir mengenai hal-hal secara objektif  dan  luas.  Seorang  ekstrovert  akan  senang  berkomunikasi,  ngobrol,  berbasa-basi dengan   orang   banyak,   meski   tanpa   ada   informasi   yang   memang   perlu   untuk dikomunikasikan.
 Bagi  seorang  ekstrovert,  bahasa  adalah  alat  untuk  bersosialisasi. Ekstrovert terkesan lebih supel. Orang  yang  natural  ekstrovert  mendapatkan  energinya  dari  interaksi  sosial,  dari sumber eksternal. Orang ekstrovert bias saja menjadi orang yang pendiam kalau dia tidak mendapatkan  lingkungan  yang  mendukungnya  dan  memberikan  apa  yang  dia  butuhkan. secara umum, orang ekstovert memang akan lebih aktif, sebab mereka membutuhkan dan menikmatinya.  Semakin  baik  dan  semakin  banyak  interaksi  sosial  yang  dilakukannya, energinya  juga  semakin  bertambah,  orang  ekstrovert,  tidak  dapat  hidup  sendiri,  mereka selalu membutuhkan orang lain.
 Di  lain  pihak  mereka  yang  ekstrovert,  terampil  dalam  melakukan  perjalanan  ke dunia  luar.  Mereka  dengan  leluasa  dapat  berinteraksi  dengan  banyak orang.  Membuat orang  lain  terkagum-kagum  dan  menyukainya.  Namun  semua  itu  dilakukan  dengan mengorbankan  dirinya  sendiri.  Mereka  sering  terpaksa  mengorbankan  kepribadiannya sendiri,  agar  dapat  diterima  oleh  orang  banyak.  Pembicaraan  seorang  ekstovert  biasanya bersifat general, artinya bersifat umum. Pribadi ekstrovert senang berada di tengah keramaian. Energinya terkumpul ketika berbicara  dan  berinteraksi  dengan  banyak  orang.Â
 Ketika  sedang  berada di  keramaian seorang ekstrovert seolah-olah juga sedang mengisi tenaganya (charging). Oleh karena itu jika  seorang  ekstrovert  sedang  stress,  maka  dia  akan  cenderung  memilih  untuk berinteraksi dengan teman-temannya, entah itu pergi ke mall, nonton, atau sekedar jalan-jalan.  Seorang  ekstrovert  tidak  akan  merasa  nyaman  dengan  suasana  yang  sepi.  Suasana sepi bagi seorang ekstrovert malah akan membuatnya makin tertekan.Â
C. Mengembangkan Kepribadian
 Dari penjabaran diatas, baik tipe kepribadian esktrovert maupun introvert masing-masing memiliki perbedaan sifat, cara berpikir, perilaku, dan cara berinteraksi dengan sekitarnya, sehingga dapat dilihat bahwa tipe kepribadian yang dimiliki oleh seseorang ikut berperan bagaimana seseorang melakukan interaksi dengan lingkungannya termasuk dalam penerimaan sosial. Berikut hal-hal yang perlu dipahami dalam mengembangkan kepribadian di tiap tipe:
- Pola Asuh
 Kepribadian terbentuk sejak kita masih kecil dan dalam masa pertumbuhan itu kita diasuh, diajarkan bagaimana cara menjalani hidup oleh keluarga kita. Jadi pola asuh yang baik mampu membentuk kepribadian yang baik pula. Orang tua yang tanggap ialah yang mengetahui kepribadian sang anak dan mengembangkannya sesuai minat, bakat, dan kemampuan.
Pada tipe kepribadian introvert jangan menggunakan didikan otoriter, yaitu membuat peraturan yang bila anak melanggar akan dihukum, itu akan membuat sang anak takut, merasa terbatasi dan tidak mampu eksplorasi dalam mengembangkan kepribadiannya. Berkomunikasilah sesering mungkin dengan sang anak karena dengan itu sang anak akan merasa nyaman dalam berkomunikasi dengan orang luar juga.
    Pada tipe kepribadian ekstrovert biarkan dia bereksplorasi namun jangan terlalu bebas, batasi mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Berikan istirahat pada sang anak karena lelahnya seorang ekstrovert tidak akan terlihat hanya dari senyuman. Dukung dan beri pengarahan di bidang yang ia minati. Jangan biarkan sang anak melakukan kegiatan yang dapat merugikan diri sendiri.
- Pahami Kelemahan
Beberapa orang ada yang masih bingung dengan apa kelemahan yang dimilikinya. Padahal hal itu sangat penting diketahui untuk dapat mengembangkan kepribadian kita. Sudah banyak situs internet yang mengajarkan kita bagaimana cara mengetahui kelemahan dilihat dari berbagai cara. Setelah mengetahui apa kelemahan itu maka langkah selanjutnya cari tau bagaimana cara kta mengatasi dan melawan kelemahan itu mengubahnya menjadi kelebihan.
      Sebagai contoh tipe introvert lemah dalam berkomunikasi sehingga kekurangan informasi-informasi penting yang ada di lingkungan sekitar. Sehingga berusahalah mencari kevalidan informasi dengan bertanya kepada orang lain. Cobalah tidak berprasangka buruk kepada mereka saat melihatmu dan fokus pada hal yang ingn kau lakukan.
Pada tipe ekstrovert lemah dalam menjaga lisan atau perkataan entah yang baik atau buruk sehingga membuat beberapa orang merasa terganggu. Maka hendaknya pahami situasi dan cobalah memahami karakteristik lawan bicara lalu aturlah kata sebaik mungkin agar orang lain tidak merasa tersinggung.
- Berpikir Terbuka
    Setelah beranjak dewasa maka hendaklah pikiran dan kepribadian kita mulai matang, kita sudah mengetahui mana yang benar mana yang salah, namun ada beberapa orang yang terjebak pada kenikmatan kehidupan anak-anak yang tidak mau berpikir dewasa, egois, sombong, semaunya sendiri dll. Maka hendaklah kita berpikir terbuka tehadap informasi-informasi baru dalam memahami tiap permasalahan kehidupan.
    Pada tipe intovert hendaknya sudah tidak malu dalam berkomunikasi karena itu adalah kunci bersosialisasi dalam kehidupan, tidak usah dipikirkan perkataan dari orang-orang sekitar bila mereka mengejekmu, bila ada yang berkomentar tentang kesalahanmu maka janganlah marah dan jadikan evaluasi untuk pengembangan kepribadianmu kedepannya.
    Pada tipe ekstrovert hendaknya dapat menjaga lisan dan tidak mencampuri urusan orang lain karena tiap irang memiliki batasan masng-masing. Jangan langsung menilai orang namun pahai situasi sang lawan bicara juga.
- Toleransi
Satu kata yang terlihat ringan diucap namun sulit dilakukan. Toleransi dapat dimulai dari menghargai dan menghormati seseorang, anak muda ada sudah berpikiran dewasa, orang dewasa ada jga yang masih berperilaku seperti bocah, diam tidak berarti cupu, tertawa tidak melulu bahagia. Maka jangan menilai orang hanya dari luarnya saja, maka cobalah pahami keadaan mereka dan bertoleransilah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H