Mohon tunggu...
Ainun Alawiah
Ainun Alawiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Perkembangan Psikososial Menurut Erik Erikson

9 November 2024   19:59 Diperbarui: 9 November 2024   20:48 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Erik Erikson mengemukakan teori perkembangan psikososial yang terdiri dari delapan tahap perkembangan yang mencakup seluruh rentang kehidupan, dari bayi hingga dewasa lanjut. Setiap tahap ini mencakup krisis atau konflik yang perlu diselesaikan individu untuk berkembang secara sehat. Berikut adalah delapan tahap perkembangan psikososial menurut Erikson:

Tahap Kepercayaan vs Ketidakpercayaan (0-1 tahun): Pada tahap ini, bayi belajar untuk mempercayai orang lain, terutama pengasuhnya. Jika kebutuhan dasar bayi dipenuhi secara konsisten, bayi akan mengembangkan rasa kepercayaan terhadap dunia sekitarnya.

Tahap Otonomi vs Rasa Malu dan Ragu (1-3 tahun): Anak-anak mulai mengembangkan rasa kemandirian dan kemampuan untuk mengontrol diri sendiri. Jika orang tua memberikan dukungan, anak akan merasa percaya diri. Jika tidak, anak bisa merasa malu dan meragukan kemampuannya.

Tahap Inisiatif vs Rasa Bersalah (3-6 tahun): Anak-anak mulai berinisiatif untuk berinteraksi dan mengeksplorasi lingkungannya. Jika didukung, mereka akan merasa bebas untuk berkreasi; jika tidak, anak mungkin merasa bersalah atas dorongan atau tindakan mereka.

Tahap Kerajinan vs Rasa Rendah Diri (6-12 tahun): Anak-anak mulai belajar keterampilan baru dan bekerja dengan orang lain. Keberhasilan dalam tugas-tugas ini mengembangkan rasa kompetensi, sedangkan kegagalan atau kritik bisa membuat mereka merasa rendah diri.

Tahap Identitas vs Kekacauan Identitas (remaja): Remaja mencari identitas pribadi dan sosial. Mereka bereksperimen dengan berbagai peran dan nilai untuk menemukan "diri" mereka. Jika gagal menemukan identitas yang solid, mereka bisa mengalami kebingungan peran.

Tahap Intimasi vs Isolasi (dewasa awal): Orang dewasa muda mulai membentuk hubungan intim yang erat dengan orang lain. Jika tidak bisa menciptakan hubungan yang kuat, mereka mungkin merasa terisolasi atau kesepian.

Tahap Generativitas vs Stagnasi (dewasa madya): Pada tahap ini, orang dewasa mulai fokus pada kontribusi bagi masyarakat dan generasi berikutnya, misalnya melalui pekerjaan atau keluarga. Jika tidak, mereka mungkin merasa stagnan dan tidak produktif.

Tahap Integritas vs Keputusasaan (usia lanjut): Di usia tua, individu merenungkan kehidupannya. Jika mereka merasa puas dan menerima hidupnya, mereka akan merasa damai dan integritas diri. Namun, jika mereka menyesali masa lalu, mereka bisa merasa putus asa.

Teori Erikson menekankan bahwa perkembangan sosial berlangsung sepanjang hidup dan bahwa krisis di tiap tahap dapat berdampak pada kesejahteraan psikologis di masa depan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun