Akibatnya AS melancarkan serangan di Afghanistan, beberapa pemimpin Taliban serta Osama bin Laden lolos dan ditetapkan sebagai buronan Internasional.
Meskipun telah dipukul mundur oleh AS, hal itu tidak membuat Taliban berhenti melancarkan berbagai aksinya, selama persembunyiannya Taliban kembali mengumpulkan anggota-anggota baru guna membangkitkan kembali kelompoknya. Pada 2012 Taliban melakukan penembakan pada Malala Yousafzai, pelajar yang juga salah satu aktivis HAM.
Malala ditembak saat dirinya sedang dalam perjalanan pulang sekolah, hal ini mendapat kecaman dari dunia dan serangan besar-besaran serta pembantaian kelompok ini dilakukan sehingga pengaruhnya mulai berkurang di Pakistan.
Setelah mendapatkan berbagai kejaman di Internasional, apakah Taliban menghentikan gerakannya? Bagaimana dengan rezim Taliban yang justru kembali menduduki Afghanistan?
Pada 2020 Taliban dan AS membuat kesepakatan dengan ditariknya pasukan militer AS asalkan Taliban setuju untuk memutuskan hubungan apapun dengan Al-Qaeda, mencegah terjadinya teroris di Afghanistan dan Taliban berjanji untuk tidak melakukan serangan terhadap AS. Â Namun setelah dilakukannya perjanjian tersebut, Taliban terus merubah pola penyerangan mereka yang semula hanya pada pos-pos atau kota-kota besar menjadi menyerang masyarakat sipil Afghanistan.
Berikut wilayah Afghanistan yang berada di bawah kendali Taliban
Menanggapi kekhawatiran atas kembalinya mereka setelah dua dekade lamanya, Taliban berjanji bahwa mereka akan melakukan rezim yang berbeda dan tidak lagi merampas hak-hak penduduk Afghanistan. Namun hal ini tidak membuat rasa khawatir yang menyelimuti masyarakat Afghanistan berkurang lantaran Taliban terlihat tidak mengubah ideologi ekstrimisnya dan hanya merubah strateginya saja.Â
Berbagai aksi kekerasan masih saja dilakukan oleh kelompok Taliban kepada masyarakat, janji mengenai tidak adanya perampasan hak tampaknya masih belum diimplementasikan. Baru-baru ini Taliban menahan dosen yang memprotes adanya larangan berkuliah bagi perempuan.
Ismail Mashal yang merupakan dosen jurnalisme melayangkan protes atas larangan untuk menempuh perguruan tinggi bagi perempuan yang ditetapkan oleh rezim Taliban, pria itu melakukan aksi protesnya di saluran televisi domestik dan seringkali melakukan kegiatan membagi-bagikan buku secara gratis kepada para pejalan kaki yang lewat baik perempuan maupun laki-laki.Â