Mohon tunggu...
Faridilla Ainun
Faridilla Ainun Mohon Tunggu... Human Resources - Ibu-ibu kerja

Ibu yang suka ngaku Human Resources Generalist dan masih belajar menulis. https://fainun.com/

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Jajan 10 Ribu Saat Gocapan? Bisa sih, tapi.....

11 Januari 2021   08:21 Diperbarui: 14 Januari 2021   10:59 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musim bermain sepeda katanya datang lagi sejak tahun lalu. Apalagi dengan adanya pandemi Covid-19 serta serbuan sepeda lipat buatan Inggris dengan harga selangit. Selain karena membangun relasi, konon, orang mulai memilih berolahraga sepeda karena merasa bisa lebih sehat dan menjaga ketahanan tubuh dari serangan virus Covid-19. Walaupun begitu, ya sempat juga sih ada isu bahwa sepeda beramai-ramai menjadi alasan penyebaran virus Covid-19.

Apapun itu, kita harus mengakui bahwa tren sepeda menjadi booming belakangan ini. Berbagai jenis istilah dalam dunia sepeda pun mulai ngetren, salah satunya GOCAPAN alias Gowes Cari Sarapan. Sebuah istilah yang mengalibikan bersepeda sebagai ajang untuk mencari sarapan. Alih-alih sepedaan untuk olahraga, ternyata menambah kalori juga dengan sarapan sepuasnya. Hehehe.

Saya sendiri selama bersepeda sendiri, sering sekali sekaligus mencari sarapan. Selama 3 bulanan lebih bermain sepeda, pasti saja ada beberapa jajanan yang saya beli untuk dimakan di tempat maupun dibawa pulang.

Kalau ditanya jajanan yang bisa dibeli dengan uang 10 ribu rupiah, jujur saja sih baru buah doang yang saya beli dengan harga 5 ribu rupiah. Selebihnya, seporsi memang ada yang kurang dari 10 ribu rupiah. Tapi karena pembelian selalu lebih dari 1, maka apa yang saya keluarkan biasanya lebih dari 10 ribu rupiah. Maklum, saya harus ngasih upeti untuk yang ditinggalin gocapan biar anteng.

Saya itu gak punya favorit makanan untuk sarapan. Saat gocapan, selalu bergantian setiap saya bersepeda. Biar adil sama tempat sarapan, jadi, saya kasih tau semua aja ya. Ini dia rekomendasi jajanan yang kerap saya beli saat gocapan di sekitar Palembang.

1. Soto Sedaap Boyolali Haji Widodo


Soto Sedaap Boyolali (SSB) Hj.Widodo merupakan warung soto khas Boyolali yang telang membuka outlet di beberapa daerah di Indonesia, termasuk Palembang. Di Palembang saja, sudah ada 2 cabang, yaitu di Jalan Balap Sepeda dan Jalan Brigjen H. Kasim (Celentang).

Outlet favorit saya sendiri ada di Celentang karena hanya 5 km dari rumah saya yang di sekitar Pusri. Jadi, kalau setelah bersepeda lebih dari 20 km, kita bisa istirahat makan dulu di SSB, lalu melanjutkan perjalanan yang tinggal sedikit lagi.

Sebenarnya sih, untuk kisaran makanan di SSB sekitar 2.500  - 15 ribu rupiah. Namun, masakan favorit saya di sini yang bisa dibeli dengan harga 10 ribu rupiah juga ada, yaitu Soto Ayam Kampung Kecil.

Dalam semangkuk kecil soto, terdapat kuah soto berisi potongan ayam kampung, tauge, dan bawang, akan dicampur dengan nasi. Untuk saya, porsi ini sangat pas dan mengenyangkan untuk sarapan. Tidak terlalu berat sehingga membuat bermalas-malasan mengayuh sepeda setelahnya. Penyiapan soto di SSB pun tak lama. Paling lama hanya 10 menit saja. Untuk menghemat, minumnya sih air minum yang kita bawa saja saat sepedaan.

Untuk area di SSB, ada area yang terbuka. Kan katanya karena covid-19, baiknya memilih area yang terbuka. Jadi, kita bisa memilih area ini.

Tapi, sejujurnya, yang biasa saya keluarkan di SSB kisaran 20 ribu bahkan lebih. Karena gorengan seharga 2.500-an enak-enak, apalagi tahu isi dan tempe kripiknya. Duh, malah jadinya nyemil banyak ya.


2. Lontong Padang Terminal Perumnas dan 2 Raso

Sebenarnya sih, ini titipan suami yang doyan banget sama Lontong Padang. Karena saya yang sering sepedaan, jadilah saya yang sering ketiban titipan untuk jajan Lontong Padang ini.

Kedua tempat ini memiliki kesamaan yaitu ada dua pilihan kuah untuk lontong yaitu kuah gulai nangka atau kuah gulai pakis. Selain itu, ada sala lauak, gorengan berbentuk bola yang juga khas dari ranah Minang. Kesamaan lain adalah di tempat ini juga menjual nasi uduk. Terakhir, soal harga, rata-rata harganya masih berada dalam kisaran 7.500 - 10.000 rupiah.

Lontong Padang 2 Raso berada di Jl. Datuk Moh. Akib No.76, persis sebelah Pempek Chaplin. Terdapat beberapa tempat duduk dan meja. Jadi, kalau mau makan di tempat sih bisa. Sudah lama sih tidak ke sini. Tapi salah satu keistimewaannya, di sini bisa mencicip gulai nangka dan gulai pakis sekaligus di sepiring lontong. Kalau ke sini, baiknya pagi ya, karena jam 8 saja kadang sudah habis tuh si lontong, apalagi sala lauaknya.

Sementara itu, Lontong Padang Terminal Perumnas berada di salah satu pojok ruko yang berada di Terminal Perumnas Sako. Tak banyak tempat duduk dan meja di tempat ini. Kebanyakan memang membeli untuk dibawa pulang. Antriannya cukup lumayan sih. Oh iya, biasanya, jam 10-an warung ini sudah tutup.

Karena dibawa pulang dan ga mungkin cuma untuk sendiri belinya, lagi-lagi secara total biasanya sekitar 20 ribu saya harus keluarin di warung ini.

3. Tahu Isi Pedas / Gehu Pedas Kambang Iwak


Dijual oleh mamang-mamang dengan logat Sunda. Lokasinya berada di pelataran depan Bubur Ayam Kang Didin Jl. Pangeran Sw. Subekti. Tepat di sebelahnya, ada gerobak yang menjual combro.

Gehu pedas ini dijual dengan harga 3 ribu rupiah per pcs. Gehu pedas ini aslinya adalah tahu isi dengan potongan sayuran (tauge, kubis, wortel) dan daging. Namanya pedas, tentu saja di dalam isian tahu ini rasanya pedas. Bagi saya sih pedas banget, tapi nagih.

Yang saya suka, ada sisa gorengan (kriyikan kalo saya bilang), yang bisa kita request sebagai bonus. Kalau beli dengan modal 10 ribu rupiah, maka kita bisa dapat 3 gehu pedas plus kembalian 1000. Bagi yang ga tahan pedas, tapi pengen makan gehu ini, baiknya siapkan minum sendiri ya.

Tak ada tempat duduk di dekat gerobak gorengan ini, kecuali kalau mau sekalian jajan bubur. Biasanya sih, yang jajan di sini untuk dibawa pulang atau makan di pinggiran Kambang Iwak.

4. Model Gendum Simpang Hotel Rio Dempo

Jika di atas saya mengulas makanan 'pendatang' sebagai sarapan pagi. Tak lengkap rasanya kalau tak membahas makanan khas Palembang sendiri. Ada makanan Palembang yang disebut dengan model.

Yang saya tahu, model sendiri terdiri dari 2 jenis. Bukan model fashion show dan model kalender ya.

Yang pertama adalah model tahu, dengan bentuk, olahan dan rasa seperti pempek rebus namun berisi tahu putih, disajikan dengan kuah ikan dan potongan seledri dan bawang goreng. Jujur, model yang ini bukan favorit saya, alasannya karena tidak digoreng dan isi tahu. Walaupun ada orang yang mencampur model tahu dengan mie agar cita rasa semakin lezat, saya tetap kurang tertarik.

Jadi, favorit saya adalah jenis model yang kedua. Jenis model lainnya ini adalah model gendum. Model yang ini berasal dari olahan tepung terigu dan bahan lain lalu di akhir mengalami proses untuk digoreng. Kadang, model gendum disajikan dengan kuah ikan. Namun, ada beberapa penjual yang menyajikan dengan kuah daging. Salah satunya adalah Model Gendum Kuah Daging yang berada di Simpang Hotel Rio.

dok. pribadi
dok. pribadi
Buka sejak jam setengah 8 pagi, warung kecil ini langsung diserbu oleh pecinta model. Yang membuat istimewa tentu karena kuah dagingnya. Terdapat potongan tetelan yang membuat cita rasa model gendum ini terasa gurih. Potongan jeruk bisa membuat rasa manis berlebih menjadi sedikit berkurang.

Harga semangkuk model adalah 8 ribu rupiah saja. Konon katanya, kalau makan di tempat, kita bisa minta tambahan kuah. Sayangnya, saya belum berani makan di tempat ini karena berada di dalam ruangan dan cukup dempet-dempetan.

Oh iya, jangan terlalu siang kalau mau membeli model gandum ini. Pernah jam setengah 10 saya datang, itu masih dapat slot terakhir model gendum. Kalau model ikan sih, biasanya masih banyak.

Tuh kan, susah untuk memilih tempat jajanan favorit untuk gocapan. Soalnya, emang saya ga mau sarapan itu-itu terus tiap akhir pekan. Selain itu, rute main sepeda kan harus ganti-ganti juga. Alasan lainnya, ya makanan enak itu banyak sih, hehehe. Jadi, saya kasih rekomendasi aja ya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun