Ijin lisan ayah utarakan pada Andro, untuk menyelamatkanku. Menghidupkanku kembali.
Aneh memang, dulu Ayah Tedjo yang memberikanku. Sekarang aku kembali lagi pada dirinya. Kembali kepada tugasku untuk memutar musik. Menemani Ayah Tedjo dengan koleksi kasetnya yang masih terawat.
Setelah pensiun, ayah lebih banyak di rumah. Merawat tumbuh-tumbuhan di taman belakang. Sesekali ia bersenandung sembari menyirami tanaman. Sejatinya ayah ingin menghibur tanaman dengan lagu-lagu dari boombox miliknya. Sayang, ibu pernah menegurnya.
Teguran ibu memiliki andil untuk membawa ayah kembali ke kamar Andro dan menemukan pemberiannya dulu. Paling tidak, aku kini bisa bahagia karena hidup kembali.
Sayang, kebahagiaan kini rasanya telah selesai. Ayah mendadak meninggal. Di pagi hari setelah menikmati kopi dan roti.
***
Mungkin memang ini akhir ceritaku. Menjadi barang antik yang masuk lemari kaca. Layaknya ayah yang juga harus pensiun walau masih terlihat bugar, nyatanya akupun harus istirahat walau rasanya performaku masih bagus.
Aku yang dulu menjadi pemutar musik mau tak mau sekarang menikmati beragam suara dan gambar dari televisi. Yang berada persis arah jam 3 tempatku bersandar kini.
***
Anggota Tim Mie Celor : Nindy, Alma, Ainun