Setiap tanggal 9 Maret kita merayakan Hari Musik Nasional. Sayup-sayup aku mendengarkan suara dari televisi di ruang tengah yang dinyalakan ibu. Ah, suara lelaki dari acara infotainment lagi. Tontonan ibu setiap hari yang terpaksa ikut aku dengarkan.
Andai ayah tak pergi untuk selamanya, mungkin aku masih bisa merayakan Hari Musik Nasional di udara yang lebih segar. Dengan peranku sebagai pemutar musik.
***
Kenalkan, namaku Sonya. Nama cantik yang diberikan Andro sejak pertama kali kami bertemu. Aku menjadi hadiah ulang tahun Andro kesebelas. Hadiah dari Ayah Tedjo untuk anak lelaki pertamanya. Sejak hari itu, rasanya setiap hari Andro menyentuh dan membelaiku.
Aku tak pernah lupa, setiap malam aku menjadi teman tidur dari Andro. Satu sisi dari kaset yang diputar menjadi pengantarnya ke alam mimpi.
Setiap pagi, ia akan mengangkutku dari kasur, lalu memindahkanku. Kadang hanya ke meja belajarnya, kadang ke dalam tas sekolahnya.
Jika sedang di kamar, ia hampir tak pernah lepas dariku. Sampai-sampai, ibu suka marah. Karena panggilan ibu tak pernah disahut Andro. Ia malah asyik menggoyang-goyangkan kepala dengan telinga yang tersumpal earphone.
***
Jika boleh, aku ingin mengaku-aku, bahwa akulah saksi tumbuhnya Andro. Menemani saat ia mulai tertarik pada  musik, lalu terpikat pada lawan jenis.
Denganku ia memadukannya, memikat lawan jenis melalui musik. Dengan sabar ia akan membuat mixtape, menanti lagu-lagu cinta di radio untuk direkam. Sebuah proses panjang menghasilkan bukti cinta. Lalu keesokan harinya ia akan berikan pada gadis yang ia puja.
***