Mohon tunggu...
Faridilla Ainun
Faridilla Ainun Mohon Tunggu... Human Resources - Ibu-ibu kerja

Ibu yang suka ngaku Human Resources Generalist dan masih belajar menulis. https://fainun.com/

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Keliling Dunia dengan Kartu Pos Bersama Kompasianer dan Playdate Palembang

28 Februari 2019   08:53 Diperbarui: 28 Februari 2019   09:15 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai generasi 90-an, kartu pos mungkin bukan barang baru. Namun, bagi anak-anak jaman sekarang yang dikelilingi dengan internet serba cepat, mungkin mendengar kartu pos pun belum pernah.

Komunitas Kompasianer Palembang dan Playdate Palembang pun berinisiatif untuk mengenalkan kembali kartu pos kepada masyarakat. Bukan tanpa sebab kedua komunitas ini memilih kartu pos. 

Anggapan bahwa kartu pos banyak ditinggalkan orang adalah anggapan yang salah. Nyatanya, komunitas postcrosser (orang yang kerap mengirim atau bertukar kartu pos) masih aktif hingga saat ini. Salah satu postcrosser aktif di Palembang adalah Kak Haryadi Yansyah atau OmNduut. 

Minggu, 24 Februari lalu, OmNduut hadir sebagai pembicara untuk mengenalkan kartu pos kepada anak-anak pagi itu di area Go-Food Festival Palembang Indah Mall.

Bermain Pesan Berantai dan Menjadi Traveller

Sebuah lintasan permainan ular tangga raksasa dibentangkan untuk menemani anak-anak yang telah hadir sebelum acara dimulai. Anak-anak pun bisa senang bermain dan menunggu jadi tak terasa. Acara ini dimulai sekitar pukul 10 dengan sambutan dari Umi Lya dari Playdate Palembang.

Umi Lya terlebih dahulu mengajak Bunda Tika, Om Nduut, Ibu Inyun (iya...itu saya), dan para peserta yang hadir untuk bermain menyampaikan pesan berantai. Intinya dari permainan adalah bahwa seringkali dalam menyampaikan pesan dari pengirim sampai penerima bisa terjadi perubahan. 

Maka dari itu, ketika menerima pesan, meyakinkan maksud dan tujuan serta mengecek kembali kebenaran pesan adalah hal yang harus dilakukan. Kalau untuk orang tua, ini sekaligus sebagai pengingat untuk lebih waspada terhadap hoax.

Dokpri
Dokpri
Setelah bermain, Om Nduut mulai mengajak anak-anak untuk melihat salah seorang traveller yang berkeliling dunia, mulai dari persiapan hingga apa yang dilihat orang tersebut keliling dunia. 

Berpergian keliling dunia bisa membuka wawasan, bertemu banyak orang baru, melihat hal baru, melihat alam mulai pantai, laut, gurun, bebatuan, gunung, dll. Anak-anak yang terpukau dengan video tersebut pun didorong semangatnya untuk bisa keliling dunia. Banyak pula profesi yang mendukung untuk melakukan hal tersebut, seperti pilot, awak kapal, wartawan, fotografer, dsb.

Mengenal Kartu Pos bersama Om Nduut

Om Nduut pun mulai bercerita tentang kartu pos. Waktu kecil, ia kerap membaca majalah Bobo. Bagi pembaca Bobo tentu tahu bahwa majalah itu kerap memberi bonus, salah satunya adalah kartu pos. 

Sejak itulah ia mulai menggemari kartu pos. Bahkan, kartu pos bergambar keluarga kerajaan Inggris (Lady Diana, Prince William, dan Prince Harry) masih ada dalam salah satu map koleksi kartu pos Om Nduut.

Kartu pos sendiri sebenarnya adalah kertas tebal atau karton tipis berbentuk persegi panjang yang digunakan untuk menulis dan pengiriman tanpa amplop dengan harga yang lebih murah dari surat. Jadi, kartu pos juga bisa digunakan untuk berkirim kabar dengan orang lain juga seperti surat. Tapi kartu pos juga bisa menjadi kenang-kenangan ketika kita berkunjung ke luar negeri. Semacam oleh-oleh lah.

Susah gak sih mengirim kartu pos?

Mengirim kartu pos gak susah kok. Kartu pos itu bisa didapatkan di beberapa toko buku (seperti Gramedia, Books & Beyond, Periplus) atau di tempat-tempat wisata. Kalau pun gak mau beli, kita juga bisa membuat atau mencetak kartu pos sendiri.

Setelah itu, kita bisa menempelkan perangko di kartu pos. Perangko ini penting, karena melakukan pengiriman kan perlu biaya alias uang. Nah, perangko ini merupakan semacam alat pembayaran untuk penggunaan jasa layanan kantor pos. Tempelkan perangko sesuai dengan tujuan pengiriman. Kalo gak nempelin perangko, kartu pos kita gak bakal nyampe. Jadi jangan sampai lupa ya.

Tarif Pengiriman Perangko (Berkirim Kartu Pos / Surat s.d 20 gram) :

Dalam Negeri

Rp 3.000,-

Asia Pasifik Zona I & II (Seluruh negara di ASIA)

Rp 6.000,-

Asia Pasifik Zona III (AUSTRALIA, OCEANIA)

Eropa

Afrika

Rp 7.000,-

Amerika

Rp 8.000,-

Perangko sudah ditempel, selanjutnya kita bisa menulis pesan. Kartu pos terdiri dari dua sisi. Sisi pertama berupa gambar dan sisi lainnya adalah tempat kita menempelkan perangko, menulis alamat, dan menulis pesan. Karena kartu pos bisa digunakan untuk berkirim kabar, kita bisa bebas menuliskan pesan kepada orang yang dituju.

Lalu, kita juga harus menuliskan alamat tujuan ke mana kartu pos akan dikirimkan. Oh iya, tujuan harus lengkap ya mulai dari nama penerima, alamat tujuan (terdiri dari nama jalan, nama bangunan, nomor unit, rt/rw, kecamatan, kota, dan kode pos). Kode pos adalah angka yang mempermudah proses pemilahan surat atau pengiriman surat.

Kartu pos sudah siap, saatnya datang ke kantor pos untuk mengirimkannya.

Apa asyiknya sih berkirim kartu pos?

Kalau saya sendiri yang pernah mendapatkan kartu pos unik tentu senang karena bisa mendapat kartu pos yang unik dari Jepang. Tapi tentu bertanya-tanya, kenapa ya masih ada yang melakukan kegiatan bertukar kartu pos sampai saat ini? Om Nduut bercerita bahwa dari kartu pos, ia menemukan banyak keseruan antara lain:

  • Mendapatkan banyak teman baru
    Kita bisa mempunyai banyak teman dari kartu pos. Ada kok komunitas kartu pos baik di Indonesia maupun seluruh dunia. Untuk berkirim kartu pos pertama kali, kita bisa mencari alamat postcrosser lain melalui web postcrossing.com. Bisa jadi setelah memulai bertukar kartu pos lama-lama kita menjadi teman.
  • Dapat mengoleksi tema yang disukai
    Tentunya kita punya kegemaran tersendiri. Ada yang suka geografi, keunikan negara, tokoh kartun atau tokoh dunia, bunga dan tumbuhan, dan sebagainya. Kita bisa mengoleksi kartu pos dengan tema yang disukai.
  • Menambah wawasan
    Dari kartu pos, kita bisa tahu banyak pengetahuan baru. Kartu pos ada yang mengambarkan ikon suatu negara. Kita pun jadi tahu bentuk Menara Eiffel di Paris misalnya atau hewan-hewan yang ada di Australia ketika menerima kartu pos dari Australia. Banyak hal baru yang bisa didapat ketika menerima kartu pos.
  • Meningkatkan kreatifitas
    Nah, ada pula orang yang gemar mengirimkan kartu pos namun membuat sendiri. Dengan membuat kartu pos sendiri, kita bisa mengasah kreatifitas. Mau menggambar, menempel, atau apapun bisa di atas selembar kartu pos.
  • Mengasah kemampuan bahasa asing
    Nah, kartu pos kan bisa digunakan untuk berkirim pesan. Kalau kita mendapat kartu pos dari negara lain, tentu kita ingin bisa membaca pesannya kan? Itulah pentingnya belajar bahasa asing. Begitu pula kalau  ingin mengirim pesan ke orang lain di luar negeri, kita kan berusaha untuk mengirim dengan bahasa yang mudah dimengerti mereka (paling tidak Bahasa Inggris). Dengan begitu kita juga jadi belajar bahasa asing kan?

Anak-anak pun bisa melihat beragam kartu pos yang dikoleksi Om Nduut. Ada dua atau tiga map besar kartu pos dari 165 negara yang telah disusun rapi. Ada pula kartu pos yang unik seperti kartu pos 5D bergambar hewan, kartu pos berbentuk kepala Detektif Conan, dan lainnya. Selain mengoleksi kartu pos, kita juga bisa mengoleksi perangko.

Menghias Kartu Pos dan Mengirim Kartu Pos

Seperti yang sudah dibilang sebelumnya bahwa kita bisa membuat kartu pos sendiri, anak-anak pun diajak berkreasi dari selembar kartu pos polos yang telah disediakan. Anak-anak bisa menulis, melukis, atau menempel sticker maupun gliter di kartu pos.

Selanjutnya, panitia juga membagikan kartu pos dengan tema Palembang kepada peserta yang hadir ditambah perangko prisma Rp 3.000,- bergambar logo Kompasianer Palembang. Sebelumnya, para orang tua diminta menuliskan alamat anak dan saling bertukar dengan alamat anak lainnya. Nantinya anak-anak diminta mengirimkan kartu pos melalui kantor pos. Saya sendiri belum mengajak Mahira karena memang rencananya hari Sabtu baru ke kantor pos sekaligus ke calon sekolahnya si anak.

https://youtu.be/PFNJcAFebvc

Semoga banyak anak yang semakin tertarik dengan kartu pos dan ada event-event lain dari Kompasianer Palembang & Playdate Palembang.

Untuk info tentang Kompasianer Palembang bisa dicek melalui IG Kompasianer Palembang dan info kegiatan playdate Palembang juga bisa di cek di IG Playdate Palembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun