Mohon tunggu...
Faridilla Ainun
Faridilla Ainun Mohon Tunggu... Human Resources - Ibu-ibu kerja

Ibu yang suka ngaku Human Resources Generalist dan masih belajar menulis. https://fainun.com/

Selanjutnya

Tutup

Money

(Pakam) Hidup "Less Cash", Kenapa Tidak?

26 Oktober 2017   15:49 Diperbarui: 26 Oktober 2017   16:23 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source : digitalpayment.telkomsel.com

  • Bikin Rekapan Keuangan Gampang
    Suka tau-tau ditagih pertanggungjawaban uang ke mana sama pasangan? Saya sih alhamdulillah enggak. Tapi, kalau ada baiknya urusan keuangan tercatat dengan rapi ya. Nah, kalau pakai uang tunai, saya sih ngerasa sulit banget karena kalau ada sisaan kembalian terus kelupa, atau kecampur sama uang yang sebelumnya ada di dompet trus lupa. Nah, kalau pakai sistem non-tunai, semua transaksi (transfer maupun pembayaran), bakal tercatat rinci.

  • Hidup Aman Walau Hanya Modal Handphone
    Sering ketinggalan dompet? Iya saya sih sering dulu, sekarang seringnya ninggalin. Sering ketinggalan dompet, tapi handphone ga pernah ninggalin kan? Berhubung handphone rasanya udah menyatu banget sama hidup kita sekarang, urusan uang juga saya simpan di handphone. T-Cash Telkomsel, Go-Pay dari Go-Jek, E-Cash Mandiri, Dompetku dari BCA, dan Rekening Ponsel CIMB Niaga jadi pegangan saya. Belum lagi aplikasi mobile banking yang ada di handphone. Rasanya udah tentram aja hati.
  • Karena sudah termasuk lama mencoba hidup less cash, saya kadang suka sebel juga karena Less Cash ini, karena :

    1. Nambah Kartu
      Ya sebenarnya cukup kartu debit aja udah jadi pembayaran non tunai ya. Tapi berhubung lagi digalakkan pembayaran non tunai, maka digalakan juga penggunaan uang elektronik di dalam kartu seperti Brizzi milik BRI, Flazz milik BRI, dan E-Money Bank Mandiri. Belum lagi aturan di kantor yang bakal mengganti badge karyawan bundling dengan E-Money. Sebenarnya gapapa sih, cuma buat saya sendiri rasanya badge karyawan biarpun tersimpan uang akan saya amankan, jadi ga akan saya pakai buat pembayaran di jalan tol ataupun transportasi umum (KRL, TransJakarta, dll), jadi perlu nambah kartu lagi secara khusus menurut saya.

    2. Masih Kurang Banyak Merchant yang Mendukung Less Cash
      Di tahun 2012, saya pernah punya Brizzi. Waktu itu ada Kompetisi Basket Nasional yang didukung oleh Bank BRI di Palembang. Iseng, nyobalah beli Brizzi. Terus bingung pakainya di mana di Palembang ini dan berakhir hangus. Waktu di Jakarta, beli Flazz karena mau naik TransJakarta dan berakhir untuk promo bayar parkir di Palembang Trade Center lalu hangus. Kalau di Jakarta kan sehari-hari lewat tol, naik KRL, atau TransJakarta, jadi kartu-kartu begitu akan berguna. Nah kalau Palembang, lewat tol jarang, TransMusi dulu sih sempat ada kabar bisa tapi saya jarang naik, LRT belum selesai, jadi menggunakan uang elektronik masih jarang. Semoga makin digalakkannya penggunaan non tunai, makin banyak tempat atau layanan yang mendukung gerakan ini.

      source : digitalpayment.telkomsel.com
      source : digitalpayment.telkomsel.com
    3. Banyak Promo
      Niat hati mencoba berhemat karena ga bawa uang cash, eh lewat Chatime ada promo minuman kesukaan cuma 18.000 rupiah dengan T-Cash. Mampir deh. Belum lagi promo 50% di Coffee Bean, Wendy's, Baskin Robbins. Ya kalau pas lewat sana terus kegoda kan ujung-ujungnya ya jajan gitu. Sebenarnya banyak promo ini bagus sih untuk meningkatkan awareness sistem pembayaran non tunai, jadi yang belum punya alat pembayaran non tunai akan mikir-mikir untuk punya dan nyobain promo. Siapa sih yang ga suka diskon? Tapi berhubung saya udah lama Less Cash dengan niat menghemat, banyaknya promo bikin saya tergoda dan berujung gagal hemat. Sebel sendiri.

    Oh iya, kalau uang tunai punya ancaman seperti hilang dicopet, uang non tunai seperti kartu juga sebenarnya punya risiko yang sama. Belum lagi urusan aplikasi mobile banking di handphone yang kadang password nya kita simpan biar waktu login gampang. Jadi, uang tunai dan non tunai sama-sama perlu dijaga dengan baik ya.

    Ya, sebenarnya Less Cash adalah gaya hidup pelengkap aja, jadi pembayaran tunai pun tetap saya jalani dan ga bisa saya hindari sepenuhnya. Pembayaran tunai tetap kadang saya lakuin, karena ga semua toko udah menyiapkan mesin EDP buat mendukung pembayaran non tunai. Belum lagi iuran bulanan di kantor, iuran mendadak kalau ada yang terkena musibah, dan arisan, sehingga dana tunai segar tetap harus ada sih, tapi biasanya emang saya siapin pas-pasan banget. Nah kalau lupa bawa uang cash gimana? Karena saya males banget ke ATM, maka biasanya saya ngandelin teman-teman yang selalu punya dana segar (coba cek teman yang punya dagangan), merekalah yang jadi sumber uang tunai saya. Kalau kepepet banget, biasanya saya transfer ke mereka, dan uang cash sesuai kebutuhan pun saya dapat. Tetap menghidupkan gerakan non tunai kan ya?

    Segitunya ya saya hidup less cash? Ya udah kebiasaan sih sebenarnya, gimana lagi? Hidup Less Cash, Kenapa Engga?

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Money Selengkapnya
    Lihat Money Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun