Mohon tunggu...
Ainun Fuadah Diyanah
Ainun Fuadah Diyanah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Psikologi Komunitas - Spesialisasi dalam Psikologi Klinis

21 Mei 2014   06:51 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:17 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Psikologi klinis merupakan salah satu spesialisasi dari psikologi, dalam psikologi klinis ini ternyata masih dibagi menjadi spesialisasi yang lebih rinci lagi. Spesialisasi dalam psikologi klinis ini ada lima, antara lain Psikologi Komunitas, Psikologi Kesehatan yang disebut juga Psikologi Human, Neuropsikologi, Psikologi Forensik, serta Psikologi Pediatrik dan Klinis Anak. Nah, yang akan saya bahas kali ini yakni mengenai psikologi komunitas.

Kompasianer tentunya sering mendengar istilah “Komunitas” kan ? yaahh, apa sih Komunitas itu ? Komunitas yakni sekumpulan orang yang diasosiasikan dengan kehidupan sosial. Wiramihardja (2012) mengatakan bahwa pada dasarnya, upaya psikologis dalam membantu orang yang mendapat gangguan itu dapat bersifat individual dan (lingkungan) sosial. Awalnya kelahiran psikoanalisis memang banyak bersifat individual, namun kemudian tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan sosial. Dari dulu, semua orang tentu mengetahui bahwa perilaku manusia termasuk yang patologis, yangmana merupakan produk bersama dari faktor-faktor situasional dan personal.Oleh karena itu saat ini perlu adanya pendekatan baru untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di lingkungan sosial, pendekatan yang dapat kita gunakan ini ialah seperti yang kita kenal sebagai psikologi komunitas. Dengan menggunakan pendekatan psikologi komunitas ini diharapkan dapat membantu keberhasilan untuk menangani masalah-masalah kesehatan mental suatu komunitas.

Trull (dalam Wiramihardja, 2012) mengemukakan enam prinsip Psikologi Komunitas sebagai berikut:

1. Apa yang menjadi penyebab dari masalah

Permasalahan kehidupan yang ada di masyarakat itu semua tumbuh serta berkembang dari masyarakat sendiri yang saling berinteraksi dan berlangsung terus menerus antar individu, perangkat sosial dan berbagai sistem yang ada dalam lingkungan sosial. Dari interaksi yang terjadi itu akan menghasilkan penurunan kualitas atau menimbulkan gejala yang tidak diharapkan sesuai dengan iklim yang ada pada komunitas. Hasil interaksi yang menurunkan penurunan kualitas kehidupan ini bisa saja dalam bentuk timbulnya kebiasaan-kebiasaan yang tidak sesuai dengan keadaan nyata kehidupan seperti interaksi antara dua budaya yang berbeda.

2. Bagaimana mengartikan permasalahan itu

Permasalahan dapat diartikan dalam banyak taraf dan jenis, tetapi terdapat penekanan khusus ditempatkan pada analisis taraf organisasi dan komunitas atau dalam hubungan baik antar tetangga. Jika suatu komunitas diartikan sebagai terjadinya kesatuan dan keeratan hubungan di antara anggota-anggotanya, maka suatu permasalahan dapat dimaknai sebagai masalah bersama. Jika dalam suatu komunitas terdapat masalah tertentu, maka semua anggotanya terhadap masalah tersebut adalah sama.

3. Di manakah psikologi komunitas diterapkan

Psikologi komunitas secara tipikal tidak dilakukan di klinik-klinik, akan tetapi lebih banyak dilakukan di lapangan atau di lingkungan dan organisasi sosial tertentu, bahkan bisa jadi psikologi komunitas ini diterapkan dalam lingkungan politik.

4. Bagaimana pelayanan direncanakan

Para ahli komunitas secara proaktif mengakses kebutuhan dan risiko yang terdapat dalam komunikasi. Dalam merencanakan kegiatan pelayanan dalam rangka psikologi komunitas, terdapat tiga taraf yang direncanakan antara lain prevensi, penanganan(treatment), dan pemeliharaan (maintenance).

5. Apakah penekanan prevensi psikologi komunitas

Psikologi Komunitas menekankan pada prevensi dari penanganan terhadap gangguan yang terjadi. Jika psikologi kesehatan membahas mengenai perilaku bagaimana yang dapat menunjang dan memelihara kesehatan. Maka yang paling esensial dalam hal ini adalah adanya prevensi utama dalam menjaga kesehatan.

6. Siapa yang berkualifikasi untuk melakukan intervensi

Dalam membangun kesejahteraan perseorangan, keluarga, maupun, masyarakat tidak harus langsung oleh tenaga profesional, yang kenyataannya selalu kekurangan dibandingkan dengan jumlah yang membutuhkan. Untuk musibah-musibah tertentu utamanya, keseluruhan tenaga taraf profesional tidak memadai untuk menanganinya. Oleh karena itu diperlukan sukarelawan untuk membantu melaksanakan apa yang harusnya dilakukan oleh profesionalnya. Mereka disebut sebagai paraprofesional. Peranan mereka ketika musibah-musibah di Indonesi terjadi tentunta sangat menentukan dan besar.

Sumber :Wiramihardja, Sutardjo A. (2012). Penganta Psikologi Klinis.Bandung: PT Refika Aditama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun