Mohon tunggu...
Ainun 03
Ainun 03 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa dari Politeknik Pembangunan Pertanian Medan jurusa pertanian prodi penyuluhan pertanian berkelanjutan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perbanyakan Trichoderma Sp pada pengolahan lahan untuk pencegahan penyakit layu fusarium pada tanaman bawang merah

31 Januari 2025   01:59 Diperbarui: 31 Januari 2025   01:59 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

perbanyakan trichoderma sp.(sumber : Nur'ainun Fadhilah Lubis)

Trichoderma sp. Adalah jamur saprofit tanah yang secara alami merupakan parasit yang menyerang banyak jenis jamur penyebab penyakit tanaman (spektrum pengendalian luas). Jamur Trichoderma sp. Dapat menjadi hiperparasit pada beberapa jenis jamur penyebab penyakit tanaman, pertumbuhannya sangat cepatdan tidak menjadi penyakit untuk tanaman tingkat tinggi. Mekanisme antagonisyang dilakukan adalah berupa persaingan hidup, parasitisme, antibiosis dan lisis(Harman et al., 2004).Potensi Jamur Trichoderma sp. Sebagai jamur antagonis yang bersifat preventifterhadap serangan penyakit tanaman telah menjadikan jamur tersebut semakin luasdigunakan oleh petani dalam usaha pengendalian organisme penggangu tumbuhan(OPT).

Salah satu yang menjadi  faktor  pembatas  produksi  bawang merah  yaitu adanya  serangan  penyakit  layu fusarium  (Fusarium  oxysporum)  yang  dapat menyebabkan    kerugian    dalam    budidaya tanaman bawang merah (Waghunde, 2016).Penyakit layu fusarium dapat menyebabkan  kerusakan  secara  luas  dalam waktu singkat dan menyebabkan kehilangan hasil  mencapai  50%  (Wiyatiningsih,  2003).Pengendalian penyakit layu fusarium saat ini masih ditekankan pada pengendalian kimiawi    yaitu    menggunakan    fungisida. Pengendalian menggunakan agensia hayati merupakan pilihan yang perlu dikembangkan,sebab relatif murah dan mudah dilakukan, serta bersifat ramah lingkungan dan mendukung konsep pertanian berkelanjutan. Trichoderma sp adalah salah satu mikroorganisme non pathogen yang banyak digunakan sebagai agen hayati untuk mengendalikan mikroba patogen tanaman(Soesanto et al., 2013; Rustati et al., 2014).Penggunaan Trichoderma sp dilaporkan memberikan efek penekanan perkembangan patogen fusarium penyebab penyakit layu fusarium pada tanaman bawang merah (Latifah etal., 2012; Shofiyani dan Suyadi, 2014).

Di alam jamur Trichoderma banyak ditemukan pada tanah subur yang mengandung bahan organik dengan lingkungan lembab atau tidak terkena sinar matahari secara langsung seperti pada ekosistem hutan, perakaran bambu dan tanah subur lainnya.Dari lingkungan tanah dengan kriteria seperti tersebut di atas, jamur Trichoderma spp dapat di eksplorasi dengan cara mengambil sampel tanah kemudian dilakukan penumbuhan, isolasi dan pemurnian pada media tumbuh PDA (Patato Dextrose Agar) dengan teknik dilution atau pengenceran terhadap sampel tanahSelain itu jamur Trichoderma spp., dapat pula diisolasi, dimurnikan dan dikembangkan secara sederhana dengan menggunakan umpan seperti belimbing wuluh tua, jagung rebus, daging buah kelapa tua dan dengan media Nasi

Trichoderma sp. berfungsi sebagai dekomposer dalam pembuatan pupukorganik. Aplikasi jamur Trichoderma sp. Pada pembibitan tanaman gunamengantisipasi serangan OPT sedini mungkin membuktikan bahwa tingkatkesadaran petani akan arti penting perlindungan preventif perlahan telah tumbuh.Dalam upaya penggunaan Trichoderma sp. Skala besar, maka perlu adanya perkembangbiakkan Trichoderma sp. Itu sendiri.Trichoderma sp. Adalah jenis fungi yang memiliki banyak manfaat, terutama dalam pertanian dan pengendalian penyakit tanaman. Beberapa manfaatnya antara lain:

  • Biofungisida: Trichoderma sp. Digunakan sebagai agen pengendali hayati untuk melawan penyakit tanaman. Mereka menghasilkan senyawa antimikroba yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan patogen tanaman seperti jamur penyebab penyakit akar dan batang.
  • Peningkatan pertumbuhan tanaman: Trichoderma sp. Dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan cara menghambat patogen yang merugikan tanaman serta membantu dalam penyerapan unsur hara tanaman.
  • Degradasi bahan organik: Trichoderma sp. Juga dapat menguraikan bahan organik dalam tanah, sehingga membantu meningkatkan kesuburan tanah.
  • Meningkatkan daya tahan tanaman: Dengan menghambat pertumbuhan patogen, Trichoderma sp. Membantu meningkatkan sistem pertahanan alami tanaman.

Cara mengembangbiakkannya pun cukup mudah, hanya saja perlu tingkat ketelitian tinggi.

Pembuatan BioPestisida jamur Trichoderma 

Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk mengisolasi Trichoderma dari rumpun bambu, yaitu:

1) Nasi dingin 1 -2 mangkuk (ukuran dapat disesuaikan dengan kebutuhan)

2) Bambu 3 ruas (lebih bagus yang baru ditebang)

3) Tali/karet untuk pengikat

4) Kain bersih

5) Sendok bersih

6) Toples bersih

Alat dan bahan yang digunakan dalam membuat starter Trichoderma , yaitu :

1) Isolat murni Trichoderma

2) Air murni

3) Alkohol

4) Beras

5) Kantong plastic bening transparan ukuran 0,5 kg

6) Kantong plastic bening  transparan ukuran 3 kg

7) Baki/nampann

8) Dandang

9) Sendok makan

10) Jarum ose

11) Hacter

Prosedur Kerja

  • Cara membuat Biang Trichoderma
  • a.  Siapkan bamboo sepanjang 3 ruas , dari 3 ruas ini hanya ruas tengah yang nanti akan di isi nasi, sedangkan ruas kiri dan kanan disisakan masing-masing 10 cm
  • b.  Belah bamboo menjadi 2 bagian
  • c.  Buat lubang sebesar jari kelingking diantara ruas-ruas bamboo bagian kanan dan bagian kiri
  • d.  bersihkan bagian dalam bamboo sampai benar-benar bersih menggunakan air mengalir ( jangan menggunakan air PDAM)
  • e.  Isi satu bagian bambu yang telah dibelah dengan nasi yang sudah dibiarkan 1 hari satu malam (yang di isi adalah bagian ruas tengahnya)
  • f.  Satukan belahan bamboo tersebut dan ikat dengan tali plastic atau karet sampai rapat     kubur di hutan atau bagian bawah bamboo atau di tanah yang subur/humus sedalam 10 -20 cm, tutup Kembali dengan tanah dan beri tanda untuk memudahkan pengambilan
  • g.  Biarkan kurang lebih 10 hari, kemudian ambil dan jika terdapat jamur berwarna putih seperti kapas maka kita sudah mendapatkan miselium Trichoderma.  Miselium ini nanti akan tumbuh menjadi jamur berwarna hijau
  • h.  Masukkan isi bamboo ke dalam toples yang bersih menggunakan sendok bersih. Tutup toples rapat-rapat dan biarkan miselium berubah menjadi hijau dan kita sudah mendapatkan Trichoderma F0 atau bibit Trichoderma sp
  • i.   Selanjutnya bibit Trichoderma tinggal dibiakkan sampai F1, F2 dan F3
  •  
  • Perbanyakan biang Trichoderma
  • a.  Beras dimasak masak kurang lebih 30 menit
  • b.  Hamparkan beras yang sudah dimasak di atas nampan sampai dingin
  • c.  Masukkan masing-masing 100 gram ke dalam kantong plastik kemasan 0,5 kg , dan masukkan lagi ke dalam plastic dengan kapasitas yang lebih besar lagi (3 kg)
  • d.   Sterilkan dalam dandang selama 1 jam
  • e.   Inokulasi kan isolate murni menggunakan jarum ose/sendok
  • f.    tangan dan sendok harus disterilkan dengan alcohol
  • g.   plastic beras di isi dengan Trichoderma sebanyak 1/3 sendok
  • h.   Selanjutnya palstik di hacter dan di kocok agar spora jamur dapat tersebar merata pada media beras
  • i.    Inkubasikan selama 2 minggu pada suhu kamar
  • j.    Pembuatan biang Trichoderma dikatakan berhasil apabila beras tersebut berubah warna menjadi hijau merata

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun