Mohon tunggu...
ainul wardah
ainul wardah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi : bernyanyi dan jalan jalan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Dakwah Nabi Berhasil? Pathos, Logos, Ethos

2 Juli 2024   23:04 Diperbarui: 2 Juli 2024   23:09 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sejarah dakwah, Nabi Muhammad memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilannya. Faktor-faktor tersebut meliputi stabilitas pribadi, rumah tangga, ekonomi, dan akhlak mulia. Namun, jika kita melihat secara sistematis dan teoritis, keberhasilan dakwah Nabi dapat dijelaskan dengan tiga hal penting: pathos, logos, dan ethos.

Pathos: Kemampuan Persuasi

Pathos berarti kemampuan persuasi, yaitu kemampuan untuk memengaruhi hati dan pikiran. Seorang dai harus memiliki pathos agar mampu menarik emosi mad'u dan membuat mereka hanyut dalam kesedihan, merasa kasihan, dan simpati. Nabi Muhammad memiliki kemampuan mengelola emosi, empati, dan persuasi para sahabatnya. Contohnya, Nabi pernah mengelola emosi Abu Dzar dengan mengajukan pertanyaan tentang makanan untuk hari ini, besok, dan lusa. Dengan demikian, Nabi menunjukkan bahwa komunikasi yang produktif dan menentukan keberhasilan dakwah dapat dibangun dengan mengelola emosi dan empati.

Logos: Sesuai dengan Akal

Logos berarti sesuai dengan akal. Dalam berdakwah, logos adalah sarana menyampaikan pesan dakwah dengan menunjukkan bukti logis, nyata, atau dapat verifikasi. Logos dalam metode dakwah Nabi identik dengan nubuwwah atau prediksi yang nyata terjadi dan dapat dibuktikan. Contohnya, Nabi pernah bersabda bahwa akan datang tahun-tahun yang penuh dengan penipuan, dan prediksi itu sudah terjadi dan nyata serta dapat dibuktikan pada zaman ini.

Ethos: Sikap, Kepribadian, dan Karakter

Ethos berarti sikap, kepribadian, watak, dan karakter. Dalam konteks keberhasilan dakwah, seorang dai harus memiliki sikap, kepribadian, watak, dan karakter agar pesan dakwah yang disampaikan dapat dipercaya audiens. Nabi Muhammad mengamalkan ethos dengan mengeluarkan harta dan bukan menerima harta. Nabi berdakwah dari kaya raya hingga jadi miskin papa, dan Nabi memilih untuk merangkul masyarakat Thaif ketika dilempari batu hingga berdarah-darah.

Dengan demikian, pathos, logos, dan ethos yang diusung Nabi dalam berdakwah masih relevan diimplementasikan hingga sekarang. Mereka menunjukkan bahwa keberhasilan dakwah tidak hanya bergantung pada kemampuan persuasi dan bukti logis, tetapi juga pada sikap, kepribadian, dan karakter seorang dai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun