Isu emosional di sekolah dasar seperti bullying, masalah disiplin, dan interaksi sosial di kelas memiliki dampak besar pada perkembangan anak. Berikut ini adalah beberapa pandangan terkemuka tentang isu-isu ini:
1. Bullying
Dampak pada Anak: Bullying memengaruhi kesehatan mental dan emosional anak, seperti menurunkan rasa percaya diri, memicu kecemasan, depresi, hingga prestasi akademik yang menurun.
Pandangan Terkenal:
Dan Olweus, seorang ahli bullying, menyatakan bahwa sekolah harus memiliki program anti-bullying yang terstruktur, termasuk pelatihan guru, pengawasan siswa, dan keterlibatan orang tua.
Penelitian dari American Psychological Association (APA) menunjukkan bahwa pendekatan berbasis komunitas yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan efektif untuk mengurangi bullying.
2. Masalah Disiplin
Dampak pada Lingkungan Belajar: Masalah disiplin dapat menciptakan gangguan di kelas, mengurangi waktu pembelajaran, dan menimbulkan stres bagi guru.
Pandangan Terkenal:
Menurut William Glasser dalam teorinya Choice Theory, masalah disiplin sering muncul karena kebutuhan dasar anak tidak terpenuhi (seperti rasa dihargai dan diterima). Ia menyarankan pendekatan yang berpusat pada siswa.
Positive Behavioral Interventions and Supports (PBIS), program berbasis bukti, mendorong penguatan perilaku positif di sekolah untuk meningkatkan disiplin.
3. Interaksi Sosial di Kelas
Dampak pada Anak: Interaksi sosial yang buruk dapat menghambat kemampuan anak untuk bekerja sama, menyelesaikan konflik, dan menjalin hubungan positif.
Pandangan Terkenal:
Lev Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dalam teori Zone of Proximal Development (ZPD). Menurutnya, anak belajar lebih efektif melalui kerja sama dengan teman sebaya.
Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL) merekomendasikan pendekatan pembelajaran sosial-emosional (SEL) untuk membangun keterampilan sosial siswa.
Solusi yang Dapat Diterapkan
1. Meningkatkan Kesadaran dan Pendidikan: Memberikan pelatihan kepada guru dan siswa tentang empati, komunikasi, dan resolusi konflik.
2. Melibatkan Orang Tua: Membangun kemitraan antara sekolah dan keluarga untuk mendukung kesejahteraan emosional anak.
3. Menerapkan Program Khusus: Program seperti No Bully atau Restorative Practices dapat menjadi alat untuk mengatasi isu emosional di sekolah dasar.
Pendekatan holistik dan kolaboratif akan lebih efektif untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman, mendukung, dan inklusif bagi semua siswa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI