Gangguan perkembangan sosial emosional adalah kondisi yang mengacu pada kesulitan atau hambatan dalam kemampuan seseorang untuk mengenali, memahami, dan mengatur emosi mereka sendiri, serta dalam berinteraksi secara efektif dengan orang lain. Gangguan ini dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan interpersonal, prestasi akademik, dan kesejahteraan psikologis.
Ciri-Ciri Gangguan Perkembangan Sosial Emosional:
1. Kesulitan Mengelola Emosi:
Mudah marah atau frustrasi.
Sulit mengontrol emosi, seperti menangis berlebihan atau sering merasa cemas.
2. Kesulitan Berinteraksi dengan Orang Lain:
Sulit menjalin pertemanan atau mempertahankan hubungan.
Tidak memahami norma sosial, seperti berbagi atau antri.
Tidak peka terhadap perasaan orang lain (kurang empati).
3. Masalah Regulasi Perilaku:
Tindakan impulsif atau agresif.
Kesulitan menerima aturan atau arahan dari orang dewasa.
4. Gangguan Perhatian dan Konsentrasi:
Tidak fokus pada tugas yang diberikan.
Mudah terganggu oleh hal-hal kecil di sekitarnya.
5. Tanda Psikologis:
Menarik diri dari interaksi sosial.
Mengalami rasa rendah diri atau kurang percaya diri.
Penyebab Gangguan Perkembangan Sosial Emosional:
1. Faktor Biologis:
Gangguan pada sistem saraf atau otak.
Genetika (riwayat keluarga dengan gangguan serupa).
2. Faktor Lingkungan:
Pola asuh yang kurang mendukung, seperti kurangnya perhatian emosional.
Pengalaman trauma atau kekerasan.
Ketidakstabilan lingkungan keluarga.
3. Faktor Psikologis:
Gangguan mental seperti depresi, kecemasan, atau autisme.
Ketidakseimbangan hormonal.
Cara Penanganan:
1. Intervensi Psikologis:
Terapi kognitif perilaku (CBT) untuk membantu mengelola emosi.
Terapi bermain untuk anak-anak guna meningkatkan keterampilan sosial.
2. Dukungan Pendidikan:
Memberikan lingkungan belajar yang inklusif.
Strategi pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan individu.
3. Dukungan Keluarga:
Melibatkan keluarga dalam terapi untuk menciptakan lingkungan yang mendukung.
Memberikan edukasi kepada orang tua tentang cara mendukung anak dengan gangguan ini.
4. Pengobatan Medis:
Jika diperlukan, dokter dapat meresepkan obat untuk mengatasi gejala seperti kecemasan atau hiperaktif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI