Mohon tunggu...
ainulfahmiya
ainulfahmiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa semester 7 program studi Psikologi di Universitas Negeri Suarabaya

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Semester Baru Tanpa Perundungan: Tips Menyiapkan Anak agar Tidak menjadi Pelaku atau Korban

27 Desember 2024   14:03 Diperbarui: 27 Desember 2024   14:03 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Libur sekolah sedang berlangsung, namun tidak lama lagi anak-anak akan kembali ke rutinitas harian belajar di sekolah. Sembari menikmati liburan, penting untuk mempersiapkan anak agar kembali ke sekolah dengan perasaan yang bahagia dan semangat yang lebih membara. Masa transisi dari liburan ke rutinitas sekolah menjadi momen yang penting bagi anak-anak untuk mempersiapkan diri menghadapi berbagai tantangan baru, mulai dari tantangan secara akademik maupun tantangan sosial yang muncul di lingkungan sekolah. Salah satu isu dalam interaksi sosial di dunia pendidikan adalah perundungan atau bullying. 

Perundungan atau bullying merupakan perilaku agresif yang dilakukan oleh individu atau kelompok terhadap orang lain dengan tujuan menyakiti, merendahkan atau mengintimidasi. Bullying dapat terjadi dimanapun, tak terkecuali di lingkungan sekolah. Selain itu siapapun dapat menjadi pelaku maupun korban bullying, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Bullying tentu akan menimbulkan berbagai dampak negatif, tidak hanya fisik tetapi juga kondisi psikologis korban yang bisa memicu kecemasan, ketakutan, depresi dan perasaan rendah diri. Selain itu, dampak sosial dan akademis juga akan dialami oleh anak-anak yang menjadi korban dari bullying. Kesulitan membangun hubungan yang sehat dan penurunan prestasi akademik akibat gangguan konsentrasi dan motivasi sangat rentan untuk dialami oleh korban. 

Oleh karena itu penting untuk mempersiapkan anak untuk menghadapi semester baru tanpa bullying, baik sebagai korban maupun sebagai pelaku. Di sinilah orang tua dan guru memegang peranan penting dalam membangun kesiapan anak. Dengan persiapan yang baik, dapat membantu anak agar terhindar dari berbagai hal negatif yang dapat terjadi kapan saja. 

Tips Menyiapkan Anak Agar Tidak Menjadi Pelaku Perundungan

Mencegah bullying bukan hanya tentang melindungi anak dari menjadi korban, tetapi juga melibatkan upaya untuk menghindarkan mereka dari menjadi pelaku perundungan. Pelaku perundungan seringkali bertindak karena kekurangan empati, pengendalian diri yang rendah, atau kebutuhan untuk merasa lebih superior. Oleh karena itu, orang tua dan guru perlu mempersiapkan anak dengan cara yang mendalam dan holistik agar mereka bisa berinteraksi secara positif dengan teman-teman sebayanya.

  1. Menanamkan Empati

Mengajarkan anak untuk memahami perasaan orang lain adalah langkah pertama dalam menghindari perilaku perundungan. Ajak anak berdiskusi tentang perasaan orang lain dan bagaimana kata-kata atau tindakan mereka dapat mempengaruhi orang lain. Misalnya, ketika anak melihat teman yang sedang sedih, ajarkan cara untuk menenangkan atau menawarkan bantuan, bukan malah mengejek atau mengabaikan. Empati yang kuat akan mencegah anak melakukan tindakan yang merugikan orang lain.

  1. Membangun Keterampilan Mengelola Emosi

Anak-anak yang kesulitan mengelola emosi mereka, seperti marah atau frustasi, lebih rentan untuk melakukan perundungan sebagai pelampiasan. Ajarkan anak cara mengidentifikasi dan mengatasi emosi mereka dengan cara yang positif. Ini bisa dilakukan melalui teknik-teknik sederhana seperti bernapas dalam-dalam, berbicara dengan orang dewasa ketika merasa kesal, atau menemukan hobi yang menenangkan. Anak yang bisa mengendalikan emosi akan cenderung menghindari tindakan yang merugikan orang lain.

  1. Mengajarkan Toleransi dan Penghargaan terhadap Perbedaan

Salah satu penyebab perundungan adalah kurangnya toleransi terhadap perbedaan. Anak perlu diajarkan untuk menghargai keberagaman, baik itu perbedaan fisik, budaya, atau pendapat. Membicarakan pentingnya menghormati teman yang berbeda, baik dari segi agama, latar belakang, atau cara berpikir, akan mengurangi potensi perundungan di antara mereka. Anak yang tumbuh dengan pemahaman ini akan lebih cenderung bersikap inklusif dan menerima perbedaan tanpa merendahkan orang lain.

  1. Mendorong Anak untuk Memiliki Keterampilan Sosial yang Baik

Anak-anak yang memiliki keterampilan sosial yang baik, seperti kemampuan berkomunikasi dengan jelas, mendengarkan, dan bekerja sama, lebih kecil kemungkinannya untuk menjadi pelaku perundungan. Orang tua dan guru bisa mengajarkan anak cara berinteraksi dengan teman-teman, bagaimana meminta maaf ketika melakukan kesalahan, dan bagaimana menyelesaikan konflik tanpa kekerasan. Melalui keterampilan ini, anak dapat membangun hubungan yang sehat dan menghargai teman-temannya.

Tips Menyiapkan Anak Agar Tidak Menjadi Korban Perundungan

Selain mempersiapkan anak agar tidak menjadi pelaku perundungan, penting juga untuk mengajarkan mereka bagaimana melindungi diri dan terhindar menjadi korban perundungan. Berikut tips yang dapat membantu anak-anak terhindar dari menjadi korban perundungan:

  1. Membangun Kepercayaan Diri

Anak-anak yang percaya diri lebih cenderung untuk berdiri teguh dan tidak mudah terpengaruh oleh perilaku perundungan. Untuk meningkatkan rasa percaya diri, dorong anak untuk mengikuti kegiatan yang mereka sukai dan yang dapat meningkatkan kemampuan mereka. Misalnya, mengikuti kelas seni, olahraga, atau kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Dengan keberhasilan dalam aktivitas tersebut, anak akan merasa lebih dihargai dan memiliki harga diri yang lebih tinggi, yang membuat mereka lebih sulit menjadi sasaran perundungan.

  1. Mengajarkan Keterampilan Komunikasi yang Baik

Anak yang memiliki kemampuan berbicara yang jelas cenderung lebih dihormati oleh teman-temannya. Ajarkan anak untuk berkomunikasi secara asertif, yaitu cara berbicara dengan tegas tanpa agresif. Anak harus tahu bagaimana mengatakan "tidak" atau menyampaikan ketidaknyamanan mereka dengan cara yang sopan namun tegas. Dengan keterampilan ini, anak dapat menghindari menjadi sasaran perundungan karena mereka mampu membela diri tanpa harus terlibat dalam konflik.

  1. Membangun Kepekaan Anak terhadap Lingkungan Sekitar

Ajarkan anak untuk mengenali tanda-tanda perundungan, baik pada diri mereka sendiri maupun pada teman-teman di sekitar mereka. Membantu anak untuk memahami perasaan orang lain akan memberi mereka kemampuan untuk mengidentifikasi situasi yang tidak sehat dan melaporkan tindakan perundungan yang mereka alami atau saksikan. Memiliki kesadaran sosial yang baik juga membantu anak untuk merasa lebih kuat dalam menghadapi situasi yang tidak menyenangkan.

  1. Membangun Kemampuan Menghadapi Perundungan dan Keberanian Melapor

Anak perlu diajarkan bagaimana menghadapi perundungan secara tenang dan tidak terprovokasi. Jika anak menjadi sasaran perundungan, mereka harus tahu bagaimana menghadapinya dengan sikap tenang, tidak membalas dengan kekerasan atau kata-kata kasar. Ajarkan mereka untuk berjalan menjauh dari situasi yang membuat mereka tidak nyaman dan melaporkan perundungan kepada orang dewasa yang dapat dipercaya, seperti orang tua atau guru. Selain itu, ajarkan mereka bahwa melaporkan perundungan bukanlah tindakan melapor yang salah, melainkan sebuah langkah penting untuk melindungi diri.

Dengan mempersiapkan anak melalui tips-tips tadi, mereka akan lebih siap untuk menghadapi tantangan sosial di sekolah serta melindungi diri mereka dari perundungan. Kolaborasi yang holistik antara orang tua, anak dan guru akan menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan nyaman untuk anak. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun