Di Dunia Digital
Menjaga keamanan ruang digital dengan memastikan privasi akun kita tidak bisa diakses oleh sembarang orang serta selektif dalam memberikan informasi pribadi
Menjaga etika di ruang digital dengan tidak membagun pertemanan yang sehat, tidak menyebarkan hoax, tidak mudah percaya dengan orang yang dikenal di media sosial, serta tidak mudah menunjukan tubuh yang tidak boleh dilihat
Mengembangkan keterampilan di ruang digital dengan membangun konsep diri yang positif, berpikir kritis sebelum sharing, berkomunikasi asertif serta berani jujur dan menolak dengan tegas segala bentuk upaya pelecehan seksual
Mengembangkan aksi positif di ruang digital dengan mengikuti kampanye lawan tindak pelecehan seksual, menciptakan karya positif, serta menjadi pelopor dan pelapor
Melibatkan orang dewasa dalam berinternet dan bermedia sosial
Dalam psikoedukasi ini, diskusi studi kasus menjadi salah satu sesi yang menarik karena dapat membangun interaksi dua arah dengan siswa. Siswa berani untuk mengutarakan analisis dan pendapatnya mengenai sebuah kasus yang disajikan. Harapannya siswa tidak hanya menerima materi tetapi juga dapat mengaplikasikan dalam kasus yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.Â
Peserta kegiatan psikoedukasi menunjukan antusiasme dan keterlibatan sepanjang sesi. Sebagian besar siswa merasa materi yang disampaikan relevan dengan kehidupan sehari-hari, terutama dalam menghadapi potensi ancaman kekerasan dan pelecehan seksual. Dalam sesi penyampaian kesan dan pesan, salah satu siswa memberikan tanggapan mengenai kasus pelecehan seksual
"Saya harap agar kasus pelecehan seksual ini tidak hanya menghimbau korbannya untuk berhati-hati saja tetapi pelakunya juga harus diberikan edukasi agar tidak melakukan hal yang sama (pelecehan seksual) "
Pernyataan ini mencerminkan pemahaman siswa tentang pentingnya pendekatan holistik dalam pencegahan kekerasan seksual, yang tidak hanya fokus pada upaya perlindungan terhadap korban, tetapi juga pada upaya pencegahan terhadap pelaku melalui edukasi yang tepat. Hal ini menunjukkan bahwa program psikoedukasi ini berhasil membuka perspektif siswa tentang pentingnya perubahan sikap dan perilaku, baik dari sisi korban maupun pelaku.
Sebagai penutup, para siswa diberikan sosialisasi tentang pentingnya berani mencari bantuan apabila menghadapi atau menyaksikanpelecehan dan kekerasan seksual. Salah satu sumber bantuan yang bisa diakses adalah melalui PUSPAGA Surabaya dan Satgas PPA, yang merupakan bagian dari program DP3APPKB Surabaya untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat. Hal ini menjadi bukti nyata upaya pemerintah Kota Surabaya dalam memberikan pelayanan kepada warga Surabaya. Dengan mengetahui adanya layanan ini, siswa diharapkan lebih memahami bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi ancaman kekerasan seksual, dan mereka memiliki saluran yang aman untuk mencari bantuan.Â