Mohon tunggu...
Ainul Dwi085
Ainul Dwi085 Mohon Tunggu... Mahasiswa - penulis ainul

sekadarinfosaatini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengolahan Hasil Panen Tanaman Hidroponik Bayam Merah Menjadi Keripik Boyam K

7 November 2022   20:18 Diperbarui: 7 November 2022   21:35 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Pemisahan daun dan batang bayam. Dokpri

Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Bhaktiku Negeri Universitas Muhammadiyah Malang yang dilaksanakan oleh Anggota Kelompok 94 Gelombang 11 di Panti Asuhan Assidiqqi Asy-Syuhadaa, Malang, Sabtu (28/10/2022).


Penggorengan keripik bayam merah dilakukan di dapur panti asuhan laki-laki, pembuatan ini awalnya dicontohkan terlebih dahulu kemudian mereka mulai mencoba sendiri sampai dengan selesai. Kegiatan penggorengan selesai dilanjut meniriskan keripik sampai dingin agar pada waktu pengemasan tidak menguap yang mengakibatkan keripik menjadi lembek. 

Setalah penirisan selesai semua berkerja sama memasukkan keripik kedalam kemasan yang kemudian di temple stiker yang memiliki nama "boyam krips". Proses mulai dari pembersihan, penggorengan sampai dengan pengemasan ini selanjutnya dilakukan penjualan/pemasaran melalui media social dan offline, penjualan keripik bayam "boyam krips" pertama dilakukan secara offline disekitar lingkungan panti ludes terjual semua. 

Pembeli "boyam krips" tidak hanya dikalangan orang tua namun juga anak kecil sangat suka dengan rasanya.Penjualan menggunakan media social yakni melalui Whatsapp salah satu anak panti dengan system penjualan secara PO karena menyesuaikan jadwal mereka disela luang sekolah dan kegiatan panti.

Pembuatan keripik bayam ini diharapkan mereka mempunyai wawasan dalam pembuatan sebuah usaha dimulai dari pengolahan keripik bayam yang baik dan benar dengan resep yang sudah diberikan oleh Anggota PMM kelompok 94 , pengemasan yang unik mulai dari bahan kemasan dengan pelabelan dan pemasaran yang sesuai dengan target baik usia ataupun lingkungan agar tidak salah sasaran. 

Kegiatan ini didukung sepenuhnya oleh pemilik panti karena pengetahuan ini dapat menjadikan anak panti Asiddiqqi Ays-Syuhadaa setelah keluar dari panti mampu mempunyai jiwa berwirausaha yang baik dan percaya diri dalam memulai usaha mulai dari kecil.

Pengolahan hasil panen merupakan proses dimana hasil pertanian yang masih mentah diolah kembali menjadi produk-produk yang mempunyai nilai jual tambah dengan cara melakukan penanganan yang tepat dan benar. Pengolahan dalam mengolah daun bayam menjadi keripik bayam melewati beberapa proses yakni pemanenan, pemilihan daun, pemcucian, penambahan adonan tepung, penggorengan, pengemasan dan pemasaran.

Keuntungan pengolahan ini juga mampu mempertahankan masa simpan sayuran hanya bisa bertahan 2 hari setelah pemanenan akan diolah menjadi keripik bayam yang menjadikan umur simpan bisa sampai 1-2 minggu dengan syarat klip kemasan tidak terbuka. Pemilihan olahan keripik bayam merah dikarenakan warna sekitar lingkungan panti asuhan jarang mengkonsumsi bayam merah.

Gambar 1. Pemisahan daun dan batang bayam. Dokpri
Gambar 1. Pemisahan daun dan batang bayam. Dokpri

Dalam pengolahan hasil panen bayam merah pertama yakni memisahkan daun dan batang karena yang dipakai keripik hanya daun saja. Daun bayam merah ini memiliki kandungan antioksidan, tidak hanya antioksidan namun juga terdapat vitamin C yang mampu mengatasi percepatan penyembuhan ketika sedang sakit.

Setelah dilakukan pemisahan antara daun dan batang kemudian dicuci di air yang mengalir sampai bersih diharapkan agar tidak ada kotoran yang menempel pada daun bayam. Pembersihan dilakukan oleh anak-anak panti dan ada beberapa yang membantu mempersiapkan alat dan bahan untuk pembuatan adonan yang digunakan  untuk membaluri daun bayam.

Gambar 2. Penggorengan Bayam. Dokpri 
Gambar 2. Penggorengan Bayam. Dokpri 
Gambar 3. Pemasangan Label produk. Dokpri
Gambar 3. Pemasangan Label produk. Dokpri
Gambar 4. Memasarkan Hasil Produksi. Dokpri
Gambar 4. Memasarkan Hasil Produksi. Dokpri

Penggorengan keripik bayam merah dilakukan di dapur panti asuhan laki-laki, pembuatan ini awalnya dicontohkan terlebih dahulu kemudian mereka mulai mencoba sendiri sampai dengan selesai. Kegiatan penggorengan selesai dilanjut meniriskan keripik sampai dingin agar pada waktu pengemasan tidak menguap yang mengakibatkan keripik menjadi lembek. 

Setalah penirisan selesai semua berkerja sama memasukkan keripik kedalam kemasan yang kemudian di temple stiker yang memiliki nama "boyam krips". Proses mulai dari pembersihan, penggorengan sampai dengan pengemasan ini selanjutnya dilakukan penjualan/pemasaran melalui media social dan offline, penjualan keripik bayam "boyam krips" pertama dilakukan secara offline disekitar lingkungan panti ludes terjual semua. 

Pembeli "boyam krips" tidak hanya dikalangan orang tua namun juga anak kecil sangat suka dengan rasanya.Penjualan menggunakan media social yakni melalui Whatsapp salah satu anak panti dengan system penjualan secara PO karena menyesuaikan jadwal mereka disela luang sekolah dan kegiatan panti.

Pembuatan keripik bayam ini diharapkan mereka mempunyai wawasan dalam pembuatan sebuah usaha dimulai dari pengolahan keripik bayam yang baik dan benar dengan resep yang sudah diberikan oleh Anggota PMM kelompok 94 , pengemasan yang unik mulai dari bahan kemasan dengan pelabelan dan pemasaran yang sesuai dengan target baik usia ataupun lingkungan agar tidak salah sasaran. 

Kegiatan ini didukung sepenuhnya oleh pemilik panti karena pengetahuan ini dapat menjadikan anak panti Asiddiqqi Ays-Syuhadaa setelah keluar dari panti mampu mempunyai jiwa berwirausaha yang baik dan percaya diri dalam memulai usaha mulai dari kecil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun