- Apa yang dimaksud dengan dismenore?
Apakah  kalian pernah mengalami Dismenore? Dismenore ini banyak terjadi pada kalangan remaja perempuan. Nyeri haid atau dalam istilah medis disebut dismenore merupakan gejala normal yang terjadi sesaat sebelum dan / atau selama menstruasi dengan disertai rasa nyeri perut bagian bawah atau panggul. Dismenore banyak dialami oleh gadis remaja. 20--90% remaja perempuan dilaporkan mengalami dismenore. Diperkirakan lebih dari 10% gadis remaja menderita dismenore berat yang menjadi alasan untuk tidak masuk sekolah atau School Absenteeism (SA) [1--4]. Di Indonesia angka kejadian dismenore terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder. Biasanya gejala dismenore primer terjadi pada wanita usia produktif 3-5 tahun setelah mengalami haid pertama dan wanita yang belum pernah hamil [5]. Dismenore primer ini akan sangat mengganggu konsentrasi dan aktivitas para remaja putri.Â
- Bagaimana gejala dismenore?
Bentuk nyeri haid yang banyak dialami oleh remaja adalah kekakuan atau kejang dibagian bawah perut. Rasanya sangat tidak menyenangkan sehingga menyebabkan mudah marah, gampang tersinggung, mual, muntah, berat badan naik, perut kembung, punggung terasa nyeri, sakit kepala, timbul jerawat, tegang, lesu, dan depresi. Biasanya gejala ini datang sehari sebelum masa menstruasi dan berlangsung selama 2 hari sampai berakhirnya masa menstruasi. Â Tingkat nyeri setiap individu itu berbeda-beda. Ada yang hanya mengalami nyeri ringan yang tidak mempengaruhi aktivitas sehari-hari, sampai nyeri berat yang tidak dapat melakukan aktivitas normal. Â
- Apa penyebab Dismenore?
Dismenore diduga disebabkan oleh pelepasan prostaglandin ke dalam jaringan Rahim,dimana  prostaglandin dapat menyebabkan kontraksi dan nyeri [6]. Kurangnya pengetahuan mengenai cara mengatasi dismenore dikalangan remaja perempuan menjadi penyebab banyaknya kasus School Absenteeism .karena efek ketidaknyamanan dari gejala dismenore ini maka diperlukan terapi untuk mengurangi gejala tersebut.
- Bagaimana mengatasi Dimenore?
Sudahkah kalian tau pengobatan Dismenore? Ada beberapa cara pengobatan  dismenore yang dapat dilakukan sendiri yaitu dengan pengobatan secara farmakologis dan non farmakologis.
a. Â Terapi farmakologiÂ
dengan pemberian obat antinyeri (analgesic) seperti asam mefenamat, parasetamol, ibuprofen, aspirin, diklofenak, dan lain-lain; terapi hormonal, dan terapi dengan obat antiprostaglandin nonsteroid[6]. Di sisi lain, terapi jangka panjang dengan obat-obatan seperti OAINS (Obat antiinflamasi nonsteroid), dapat menyebabkan efek buruk pada beberapa sistem tubuh, sehingga pada akhirnya akan membutuhkan terapi alternatif lain pada dismenore persisten dalam waktu yang cukup lama [7,8].Â
b. Terapi non-farmakologisÂ
dapat menggunakan kompres hangat, aromaterapi, cokelat hitam. Selain itu pada penelitian Erlina (2013) terapi non farmakologi yang dapat dilakukan responden yaitu tidur (70%), dipijat (20%) dan refreshing (10%) [11].Kompres hangat bertujuan menurunkan kontraksi otot perut yang berlebihan sehingga rasa nyeri saat menstruasi dapat berkurang. Sedangkan aromaterapi selalu dihubungkan dengan hal-hal menyenangkan agar membuat jiwa, tubuh dan pikiran merasa relaks [5]. Cokelat hitam dapat digunakan karena mengandung kalsium, kalium, natrium, magnesium dan vitamin A, B1, C, D, dan E. Magnesium berguna untuk relaksasi otot dan dapat memberikan rasa relaksasi mendalam untuk mengontrol suasana murung ( bad mood ), memperbesar pembuluh darah sehingga mencegah kejang otot dan dinding pembuluh darah. sehingga dapat meringankan dismenore atau nyeri haid[9]. Beberapa kandungan cokelat seperti kafein, theobromine, methyl-xanthine, dan phenylethylalanine yang dipercaya dapat meningkatkan mood dan mengurangi kelelahan sehingga dapat digunakan sebagai obat antidepresan. Cokelat hitam dapat meringankan nyeri haid karena memiliki berbagai kandungan nutrisi seperti analgetik[8,10]. Â Dari beberapa penjelasan dan contoh pengobatan dismenore ini diharapkan dapat memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai antisipasi dan menanggulangi gejala dismenore sehingga dapat beraktivitas secara normal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H