Mohon tunggu...
Ainiyyah Nur hanifah
Ainiyyah Nur hanifah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - siswa kelas XII MIPA 4 SMA NEGERI 1 WALED

Kamu baik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Memahami Isi Cinta dari Puisi Cinta dan Benci

5 Maret 2024   11:09 Diperbarui: 7 Maret 2024   19:56 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ungkapan "dua sisi mata uang yang sama" mengacu pada hal-hal yang tampak berbeda namun sebenarnya berkaitan dengan cinta dan benci. Menurut Kamus Cambridge "perilaku kekerasan dan rasa tidak aman yang mendalam sering kali merupakan dua sisi dari mata uang yang sama." 

Selain itu cinta dapat  memungkinkan manusia untuk merasakan seluruh emosi. Tetapi dengan adanya emosi juga dapat menimbulkan rasa cinta. Seperti dalam kutipan selanjutnya. 

Karena itu hanya cinta yang sungguh-sungguh mengizinkan kita.
Untuk mengatur semua emosi dalam perasaan.
Setiap emosi jatuh..... keluarlah cinta.

Cinta tidak berasal dari hati
Tapi cinta berasal dari jiwa.
Dan zat dasar manusia.

 pada Bait berikut menyatakan bahwa cinta tidak berasal dari hati, melainkan dari jiwa dan zat dasar manusia. Ini menunjukkan bahwa cinta adalah sesuatu yang fundamental dan esensial dalam diri manusia.

Ya, aku senang telah mencintai
Karena dengan melakukan itu aku merasa hidup.
Dan tidak ada orang yang dapat merebutnya dariku.

Di akhir puisi, Chairil Anwar mengungkapkan rasa senangnya karena telah merasakan cinta. Meskipun cinta dapat membawa rasa sakit, namun cinta juga merupakan pengalaman yang membuat manusia bahagia dan merasa hidup.
Cinta dan benci bukanlah dua hal yang berlawanan, melainkan dua sisi mata uang yang sama. Cinta yang tulus harus siap merasakan berbagai emosi, termasuk rasa sakit dan benci.  Meskipun cinta dapat membawa rasa sakit, namun cinta juga merupakan sumber kekuatan yang membuat manusia merasa hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun