Nur Aini
Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta
Pandemi covid-19 yang melanda dunia belum kunjung usai. Wabah covid-19 telah melanda dunia sejak tahun 2019. Penyebaran wabah covid-19 terjadi sangat cepat, hingga pada 12 Maret 2020, WHO mengumumkan covid-19 sebagai pandemi. Bagaimana tidak, wabah covid-19 ini telah menyebar hampir ke seluruh penjuru dunia. Sampai saat ini, wabah covid-19 telah merenggut 6,59 juta jiwa.Â
Adanya pandemi covid sangat berdampak pada banyak sektor di dunia. Tidak hanya bidang kesehatan, namun berdampak pula pada bidang perekonomian, sosial, pariwisata, bahkan pendidikan pun turut terkena dampak dari pandemi covid-19. Semua orang harus menjaga jarak dan tidak berkerumun untuk mencegah penyebaran virus.
Pada 2 Maret 2022, Presiden Joko Widodo mengumumkan dua kasus pertama Covid-19 di Indonesia. Sejak saat itu, kasus Covid-19 terus bertambah. Gelombang pertama kasus Covid-19 di Indonesia terjadi pada Januari-Februari 2020. Pada saat itu, kasus Covid-19 harian tertinggi terjadi pada 30 Januari 2020 sebanyak 14.528. (Tempo.co, 2022).
Rumitnya penangangan pandemi covid-19 membuat para pemimpin dunia menerapkan kebijakan yang sangat ketat untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19. Pemberlakukan kebijakan sosial distancing diterapkan oleh setiap negara untuk  mencegah penyebaran covid-19. Akibat adanya pandemi covid-19 banyak negera yang memutuskan untuk menutup sekolah dan universitas dengan mengalihkan kegiatan pembelajaran dengan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring.
Sejak adanya masa pandemic covid-19, pendidikan di Indonesia semua beralih melalui daring (online). Berdasarkan intruksi pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan berbagai penyesuaian pembelajaran yang tidak membebani guru dan pelajar, namun sarat nilai-nilai penguatan karakter seiring perkembangan status kedaruratan covid-19. Penyesuaian tersebut tertuang dalam surat edaran Nomor 2 Tahun 2020 tentang pencegahan dan penanganan covid-19 di lingkungan Kemendikbud serta surat edaran Nomot 3 Tahun 2020 tentang pencegahan covid-19 pada satuan pendidikan.
Pembelajaran daring ini merupakan salah satu solusi bagi tetap terlaksananya pendidikan di masa pandemi. Pemerintah memprogramkan pembelajaran jarak jauh dimana pelajar masih tetap belajar, namun pembelajaran dilaksanakan di rumah dengan di bawah bimbingan guru dan orang tua. Pembelajaran seperti ini dilakukan untuk mengantisipasi kerumunan yang bisa memicu penyebaran virus. Menurut Moeldoko (Nurul F & Gisela N, 2020) kedisiplinan karakter pada semua aspek pendidikan adalah kunci keberhasilan pada proses pembelajaran di masa pandemi covid-19. Pembelajaran di masa pandemi adalah transformasi pendidikan tinggi sebagai motor pergerakan penyiapan guru dan tenaga pendidik yang lebih unggul.
Keberhasilan pendidikan pada masa ini berasal dari kolaborasi tiga elemen penting yaitu guru, pelajar, dan orang tua. Belajar dirumah dapat menjadi wadah interaksi antara orang tua dan guru untuk mewujudkan karakter pelajar dalam pembelajaran jarak jauh. Hal ini ditunjang oleh kemajuan teknologi dan informasi berbasis internet sebagai media utama dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Namun pada kondisi lain, ilmu pengetahuan dan teknologi canggih tersebut kurang mampu menumbuhkan moralitas/akhlak yang mulia. Perkembangan teknologi saat ini, yang ditandai hadirnya zaman modern, disertai dengan gejala gejala dekadensi moral yang benar-benar berada pada taraf yang memprihatinkan, terkhusus pada kalangan pelajar.
Pemberlakuan sistem belajar jarak jauh atau daring ini mengakibatkan terbatasnya ruang gerak dan interaksi antara guru dan murid. Selain itu, penggunaan perangkat digital atau smartphone sebagai media pembelajaran dalam waktu yang cukup lama tidak menjamin bisa membuat anak terbebas dari paparan konten negatif. Demikian pula maraknya perilaku amoral dan kurangnya sopan santun anak terhadap orang yang lebih dewasa mengakibatkan etika anak menjadi merosot. Lamanya sistem pembelajaran online menjadikan suatu alasan bagi mereka untuk menghabiskan waktu dan berlama-lama dengan media digital. Selain itu, banyak dari mereka yang meminta bantuan orang tua untuk menyelesaikan tugasnya. Sedangkan orang tua yang tinggal diperkampungan kebanyakan masih gagap teknologi terhadap media sosial bahkan tak jarang dari mereka yang tidak mempunyai smartphone. (Yeni Wahyuni, 2021)
Sekolah merupakan lembaga yang bertugas untuk mencetak generasi muda yang tidak hanya pandai secara akademik saja tetapi juga bermoral. Namun, masih banyak sekolah yang hanya berfokus pada pencapaian akademik dan kurang mempertimbangkan perkembangan moral dari para pelajarnya. Oleh sebab itu, tidak heran jika generasi muda saat ini mengalami dekadensi moral. Dekadensi moral merupakan bentuk-bentuk perubahan sosial dimana kondisi moral terus mengalami kemerosotan.
Kemerosotan moral atau yang sering kita dengar dengan istilah 'dekadensi moral' sekarang ini tidak hanya melanda kalangan dewasa, melainkan juga telah menimpa kalangan pelajar yang menjadi generasi penerus bangsa. Orang tua, guru, dan beberapa pihak yang berkecimpung dalam bidang pendidikan, agama dan sosial banyak mengeluhkan terhadap perilaku sebagian pelajar yang berperilaku di luar batas kesopanan. Akhlak mulia seperti sopan santun, menghormati yang lebih tua dan mengasihi yang lebih muda sudah mulai terkikis oleh penyelewengan, penrtikaian, permusuhan, penindasan, saling menjatuhkan, penganiayaan, dan perbuatan-perbuatan tercela lainnya, tidak lagi ada tata krama yang baik.
Â
PENDIDIKAN DI MASA PANDEMI
Â
Pandemi telah memberikan banyak dampak dalam berbagai bidang, salah satunya yaitu pendidikan. Kegiatan pembelajaran tidak terlaksana seperti biasa di ruang kelas, tetapi pendidikan dilakukan secara jauh atau yang biasa di sebut dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Kegiatan ini juga didukung oleh pemerintah dengan menyediakan fasilitas teknologi yang mendukung pembelajaran online seperti Zoom, Google Meet, Google Classroom dan aplikasi lainnya yang dapat menunjang pembelajaran. Pemerintah juga menyediakan bantuan kuota setiap bulannya bagi pelajar dan pengajar yang diberikan sesuai dengan tingkatan pendidikan.
Pembelajaran jarak jauh tentu saja menimbulkan paradigma baru dalam berfikir, yaitu peran pendidik yang bertugas sebagai fasilitator dan pelajar dituntut aktif dalam belajar meskipun secara daring. Hal tersebut juga menuntut guru untuk lebih kreatif dalam menciptakan pembelajaran yang menarik. Pelajar juga harus melakukan timbal balik dengan berpartisipasi aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Dengan hubungan timbal balik tersebut, tentu saja akan menciptakan komunikasi antara guru dan pelajar dengan baik.
Namun terdapat pula faktor penghambat pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini, seperti yang dilansir pada jabar.kemenag.go.id, diantaranya:
Pertama, penguasaan teknologi yang masih rendah. Harus diakui bahwa tidak semua guru paham mengenai teknologi terutama guru yang lahir pada tahun 1980an ke bawah. Dimana di masa mereka penerapan teknologi belum dilakukan secara masif, hal tersebut menuntut guru harus siap mengikuti perkembangan zaman dan perubahannya.
Kedua, keterbatasan sarana dan prasarana. Kepemilikan perangkat teknologi juga menjadi masalah tersendiri dalam pembelajaran jarak jauh. Sudah menjadi rahasia umum bahwa tingkat kesejahteraan guru masih rendah. Hal tersebut juga terjadi pada pelajar karena tidak semua orang tua mereka mampu memberikan fasilitas teknologi kepada anak-anaknya.
Ketiga, jaringan internet. Dalam pembelajaran jarak jauh tidak dapat terlepas dari penggunaan internet. Tidak semua daerah memiliki akses internet yang stabil karena dipengaruhi oleh letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler
Metode pembelajaran ini sebenarnya bukanlah hal yang baru. Perkembangan zaman menuntut perubahan peradaban, hal ini berdampak pada cara atau metode pembelajaran yang biasa dilakukan.
DEKADENSI MORAL SEBAGAI PROBLEMA PENDIDIKAN DI MASA PANDEMI
Pada hakikatnya manusia tidak bisa lepas dari interaksi sosial dalam kehidupannya, karena selain sebagai makhluk individu manusia juga adalah makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial dituntut untuk selalu melakukan hubungan sosial dengan lingkungan hidupnya. Pada dasarnya hubungan sosial yang tertuang dalam ajaran-ajaran teologi itu berdasarkan pada moral
Pandemi covid-19 ini berdampak pada moral dan hubungan sosial yang terjadi di masyarakat. Dekadensi moral yang terjadi pada pelajar akibat adanya kebijakan pembelajaran jarak jauh. Remaja saat ini bisa memilih siapa yang bisa ia jadikan panutan, namun tidak jarang dari mereka yang tidak mengetahui siapa yang dipanutinya dan hasilnya kini remaja mengalami dekadensi moral. Banyak sekali kasus yang bisa dikaitkan dengan pelajar yang mengalami dekadensi moral. Berdasarkan pengalaman pribadi saya, saya sendiri sering melihat pelajar memakai seragam dengan rokok di tangannya. Ini merupakan salah satu bentuk dekadensi moral yang terjadi pada pelajar. Contoh lainnya ialah hilangnya rasa sikap kepada orang yang lebih tua dan mengucapkan kata-kata yang tidak pantas. Tentunya hal tersebut akan diikuti dengan teman sebayanya atau peer grup, mengingat bahwa diusia remaja sekarang, peer grup akan sangat berpengaruh terhadap perubahan perilakunya.
Di masa remaja, kondisi seseorang bisa dikatakan belum memiliki arah, mengapa demikian? Karena menurut psikologi seseorag yang digolongkan sebagai remaja sedang dalam fase pembentukan karakter. Faktor tersebutlah yang membuat banyak remaja seringkali melakukan tindakan yang melanggar norma dan menyebabkan dekadensi moral. Di tambah dengan adanya pandemi covid-19, pelajar tidak memiliki teladan yaitu guru karena pembelajaran jarak jauh dan sulit untuk dikendalikan.
Â
LALU SEBERAPA PENTINGKAH PENANAMAN NILAI MORAL DAN PENDIDIKAN KARAKTER ?
Â
Penting! Adanya pengaruh dari pandemi covid-19 terhadap dekadensi moral pelajar membuat penanaman nilai moral dan pendidikan karakter sangat penting. Sebenarnya krisis moralitas di Indonesia sudah terjadi sejak lama, namun kondisi ini diperparah dengan adanya pandemi covid-19 yang kini masih menjadi problematika utama yang harus segera diselesaikan. Untuk menyelesaikannya harus didukung dengan terlaksananya fungsi sistem sosial yang ada di masyarakat.
Hal tersebut sejalan dengan teori struktural fungsional yang melihat masyarakat terdiri dari sistem-sistem sosial yang saling berhubungan. Sistem sosial tersebut memiliki fungsi dan peran masing-masing yang harus berjalan dengan semestinya. Untuk mengatasi dekadensi moral, peran dari orang tua dan tenaga pendidik sangat penting. Orang tua dan tenaga pendidik harus bekerjasama dan berkontribusi di tengah masa pandemi ini untuk membentuk moral dan karakter pelajar agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku
Pendidikan karakter membutuhkan suatu proses yang lama kelamaan menjadi sebuah kebiasaan. Pembiasaan dalam berbuat baik, jujur, berani, sopan, santun dan sifat baik lainnya. Pembentukan karakter tidak dapat dilakukan secara instan, namun membutuhkan proses dan harus dilatih secara serius.
KESIMPULAN
Pada dasarnya permasalahan moralitas yang kini melanda remaja di masa pandemi menjadi salah satu hal yang harus segera diselesaikan. Remaja saat ini bisa memilih siapa yang bisa ia jadikan panutan, namun tidak jarang dari mereka yang tidak mengetahui siapa yang dipanutinya dan hasilnya kini remaja mengalami dekadensi moral. Tenaga pendidik dan orang tua memiliki peran yang sangat penting untuk pembentukan moral pelajar. Pendidikan karakter saat ini sangatlah penting untuk mengatasi dekadensi moral yang dialami pelajar.
REFERENSI
Fatiha, Nurul., dan Gisela Nuwa. 2020. Kemerosotan Moral Siswa Pada Masa Pandemi Covid-19: Meneropong Eksistensi Guru Pendidikan Agama Islam. ATTA'DIB : Jurnal Pendidikan Agama Islam. Vol. 1. No. 2.
Mewar, Muhammad R. A. Krisis Moralitas Pada Remaja Di Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal Perspektif. ISSN 2807-1190
Nurohmah, Ai Nurul., dan Dini Anggraeni Dewi. 2021. Penanaman Nilai Moral Dan Karakter Di Era Pandemi Melalui Pendidikan Dengaan Mengimplementasikan Nilai-Nilai Pancasila. EduPsyCouns Journal. Vol.3 No. 1
Wahyuni, Yeni. 2021. Problematika Moralitas Anak Pada Masa Pandemi Covid-19 Perspektif Immanuel Kant: Studi Kasus Di Kampung Cikaso Desa Sukamukti Kecamatan Cisompet Kabupaten Garut. Jurnal Penelitian Ilmu Ushuluddin. Vol. 1. No. 3
Nuryana, Agus Nana. 2020. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Dunia Pendidikan. https://jabar.kemenag.go.id/portal/read/dampak-pandemi-covid-19-terhadap-dunia-pendidikan (Diakses 29 Oktober 2022)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI