Mohon tunggu...
Aini Said
Aini Said Mohon Tunggu... -

hidup adalah sekolah sesungguhnya\r\n\r\nainisaid.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Calon Menantu & Ibuku

27 Mei 2012   19:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:42 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dulu, ketika aku masih kecil, ibuku selalu mendongeng padaku, istilah orang kampung kami Berejung, bercerita dengan bersenandung. Setiap kali dia Berejung aku menangis, sebab semua cerita dia dengarkan padaku adalah kisah-kisah meremukan hati, bukan karena alur dongenya akan tetapi nada ibuku ketika bersenandung... kebanyakan kisahnya adalah "SEORANG PUTRI DIANIYAYA OLEH SAUDARA-SAUDARANYA LALU MENIKAH DENGAN SEORANG PANGERAN" Tapi, kenyataanya aku selalu menganiyaya saudara-saudaraku:P gak ding becanda...namanya juga dongeng:)

Ibuku... dia menunggu menantu terakhir, tapi sang pangeran belum datang juga dalam hidupku, yah  mungkin tersesah di hutan kaleee... Kerinduanya pada calon menantunya melebihi rasa rindunya padaku. Ketakutanya lebih besar dari ketakutanku dalam menjalankan hidupku...

"ibu hanya ingin ada menjagamu kelak.... ibu tidak mungkin akan selamanya mendampingi kamu nak" hatiku seperti dibakar habis setiap kali mendengarnya. Waktu tidak pernah memaafkan aku, jika aku tidak mencoba memmperbaiki keadaan. Aku ingin bu...tapi belum ada datang padamu mengatakan "aku ingin melamar anak ibu menjadi istriku"

Aku masih ingat kejadian, ketika kakaku menjodohkan aku pada seorang TUKANG GENTENG, ups! juragan pagar... eh... pemilik bengkel... aduh, lupa apa...pokoknya begitu deh. Sang kakak semangat 90... katanya di telepon

"kalo bisa bulan depan menikah" cape deh...ketemua aja belum. Dia memang baik-baik ketika menelpon didepan kakaku, sok-sok pemalu... jujur aku menunggu sms dan telponya.... menunggu keseriusan darinya, dua minggu akhiranya tak ada niat baik darinya. Tapi, sang kakak selalu memberi dorongan agar mendekatinya. Aduh, sang kakak lupa kali yah, kalo aku ini perempuan, malu dong... TIDAK ADA KATA MENDEKATI DALAM HIDUPKU, perempuan menempatkan harga diri dari segala-galanya, kehormatanya diatas kepala... itu yang diajarkan ibuku.

Tiba-tiba sang calon pacar sms... "kita masih bisa kan jadi teman"

Gugur deh harapan memberikan menantu untuk sang ibu. Berati bukan jodoh...Dan kisah sebelum ini, datang dari laki-laki lain, kami sempat DEKAT, dengan harapan akan segra menikah. Tapi, karena dia terlalu kekanak-kanakan untuk kupahami, dan ternyata pacarnya buanyak banget... gak ah, aku tidak ingin ibuku menangis hanya karena anaknya di hianati terus menerus... aduh, aku mundur....

Akhirnya aku berhenti mencari....

mempertahankan JOMBLO.... berusaha  SOK SIBUK untuk membunuh kesepian dan kesunyian, dengan satu keyakinan pangeran  di ceritakan ibu datang dalam hidupku.

Akan indah pada saatnya....

Cinta jangan di paksa-paksa, gak enak rasanya...itu syair MANIS MANJA GRUP zaman dahulu kala:)

dan lebih aman... TANPA PACARAN... hati terjaga dari rasa sakit, sebab kata Ploto CINTA ADALAH PENYAKIT SOSIAL YANG KRONIS...

Rumit kan HIDUP MELAJANG?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun