Mohon tunggu...
Aini
Aini Mohon Tunggu... Seniman - Follow ig : @aininrh

Selamat datang di tulisan saya dan selamat membaca 😊

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jangan Menjadi Orangtua yang Ambisius

10 November 2019   18:03 Diperbarui: 10 November 2019   18:09 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memang benar adanya jika pada usia dini adalah usia dimana saat saat anak mengeksplore segala bakat yang ada, mulai dari berenang, melukis, berhitung, bercerita dll.
Orang tua hanyalah sarana untuk mendukung dan mengfasilitasi mana yang anak sukai dan pahami.

Lalu bagaimana dengan orang tua yang terlalu ambisius kepada anak, seolah anak harus menuruti apa yang orangtua inginkan tanpa memperdulikan mereka menyukainya atau tidak? Mereka selalu mengekang kemudian memarahi jika anak tidak dapat mencapai apa yang diinginkan.

Ini termasuk contoh yang tidak tepat, mengapa? Karena anak otomatis akan merasa tidak nyaman dan tak dapat menyalurkan kemampuan yang seharusnya mereka kuasai.

Ini juga merupakan pelajaran yang sangat penting bagi orangtua agar lebih terbuka dan mengerti jika setiap anak memiliki kemampuannya masing- masing,  tidak ada satupun kemampuan yang tidak berarti. Hanya perlu di asah terus menerus.

Dapat dipikirkan lagi tentang paradigma masyarakat contohnya sekarang seperti, jika anak harus jago matematika atau berhitung dan ketika mereka tidak bisa mereka tidak pintar. Diagnosis seperti inilah yang berkembang, dibanding dengan anak yang memiliki kemampuan seni seperti di pandang sebelah mata oleh hampir sebagaian orang.

"Mau jadi apa kamu? Nurut saja!"

Padahal belum tentu juga anak yang berbakat dalam berhitung jauh lebih baik dari pada anak yang berbakat dalam seni. Tinggal masing-masing induvidunya saja.

Contoh lain dengan peristiwa yang hampir sama adalah ketika orangtua mengajak anak untuk mengikuti lomba cerdas cermat yang mana anak harus menang dalam lomba ini agar dapat pengakuan jika si anak pintar. Kemudian orangtua melakukan berbagai cara seperti les kursus setiap hari.

Belum lagi saat pulang sekolah harus belajar dahulu kalo mau makan, tidak boleh bermain dengan temannya, atau adanya pembatasan waktu bermain, sampai anak tidak boleh mengikuti ekstra di sekolah agar anak dapat memenangkan dan fokus pada ajang lomba tersebut tanpa mengetahui sebenarnya ia benar-benar ingin dan enjoy dalam melakukannya.

Ternyata dari perilaku orangtua yang ambisus memiliki beberapa dampak yang di rasakan anak, tentu saja dampak ini tidak bisa di pandang sepele , diantaranya :

1. Anak akan mereasa tertekan
Dengan perilaku orang tua yang terus menerus meng push anak tanpa sadar ia telah membuat anak tertekan dan merasa minder

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun