Mohon tunggu...
Aini
Aini Mohon Tunggu... Seniman - Follow ig : @aininrh

Selamat datang di tulisan saya dan selamat membaca 😊

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dampak Perceraian terhadap Anak

2 November 2019   17:25 Diperbarui: 2 November 2019   17:31 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perceraian dalam rumah tangga memang tidak dapat di rencanakan. Memang siapa yang menginginkan hal tersebut dalam pernikahan bukan?

Jika di ulang kembali tentang bagaimana ia saling mencintai kemudian berakhir dengan berpisah tanpa melihat dampak luas dari hal tersebut.
Dan bagimana hak-hak anak yang seharusnya mereka dapatkan dari orang tua, lalu bagaimana mereka bisa berfikir  ini adalah jalan tengah yang harus di ambil atau ini adalah solusi terbaik?, memang benar jika dalam membahas perceraian  masih sangat kental dalam hal pro dan kontra.

Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang menggeluti otak saya dalam kasus tersebut, perceraian bukan perkara yang enteng atau lewat begitu saja, namun sepertinya sudah biasa sekali di kalangan masyarakat dari hal yang seharusnya tidak bisa di sepelekan menjadi gampang untuk di sepelekan bahkan memang sepertinya sudah biasa terjadi di indonesia pada akhir juli  tahun 2019 saja angka perceraian sudah mencapai 228 kasus, Belum lagi jika dihitung keseluruhannya. Lalu apa yang menyebabkan perpisahan menjadi salah satu penyelesaian yang baik dilakukan??  Apa tidak adanya solusi lain atau suatu bimbingan para pakar yang mampu di bidangnya agar dijauhkan dari hal tersebut.

Perlu di garis bawahi kembali jika perceraian adalah perpisahan yang terjadi antara kedua orangtua dan bukan perpisahan antara orangtua dan anak! Ini yang sering terlupakan, bahkan ketika si orangtua sudah saling bercerai mereka di buat lupa akan tugas awal dalam mendidik anak tak banyak malah mereka menitipkan anak ke kakek nenek karena orangtua sudah sibuk dengan urusan masing-masing dari bekerja, belum saat orangtua sibuk dengan keluarga selanjutnya maksdunya disini (orangtua sudah menikah lagi)  

Tentu saja anaklah yang merasakan dampak paling besar di perceraian, dampak itulah yang membawa mereka hingga besar. Benar amat sangat di sayangkan sekali jika anaklah yang menjadi korban. Namun bukan hanya dampak negatif saja tetapi juga bisa positif jika orangtua masih mendukung dan memberi arahan, tetapi tetap saja masih sangat ada minusnya meskipun orangtua sudah berusaha keras  dalam mengambil andil anak dengan baik tetap saja tak selengkap dahulu. namun setiap manusia atau setiap orangtua berbeda-beda dalam mendidik anak lalu bagaimana jika anak tidak diberi dukungan penuh kemudian apa saja  penyebab yang di rasakan anak??

Berikut ini adalah dampak negatif yang di rasakan anak yaitu :

1.  Memiliki rasa cemas yang berlebih (depresi)
Untuk anak jangka panjang kedepan yang ia rasakan adalah dapat merasa cemas untuk menjalin relationship atau takut menjalin hubungan dengan orang lain, karena merasa hubungan akan memberatkan keadaan sehingga dalam hal itu akan memunculkan depresi bagi anak karena mereka tidak tau mana sebenarnya harus dilakukan

2. Mendadak jadi Pendiam
Anak bisa mendadak jadi pendiam karena masalah yang di alami kedua orang tuanya mereka merasa kehidupannya tidak seperti dulu, tidak bisa bermain bersama, atau sekedar beercanda gurau

3. Menjadi agresif
Sebenarnya perilaku yang di timbulkan pada setiap anak itu berbeda beda,  perilaku agresif juga dapat di timbulkan anak ketika orangtua bercerai mereka lebih agresif dan cenderung sensitif.

4. Tidak percaya diri
Berkurangnya rasa percaya diri anak karena mereka merasa tidak seperti teman temannya  lain yang masih memiliki kedua orangtua, ternyata ini juga beban moral tersendiri untuk anak-anak

Itulah beberapa garis besar dampak negatif dari perceraian sebenarnya percerain amat sangat tidak baik untuk ditiru karena tentu saja perceraian adalah perbuatan yang di benci Allah SWT juga tidak baik jika di pandang oleh masyarakat. Maka dari itu pembelajaran atau komitmen pra nikah amat sangat penting untuk para pasangan muda yang ingin memulau bahtra rumah tangga, karena dalam memulai berumah tangga tidak segampang itu jugapun tak sesulit itu . Jangan hanya ingin menikah karena ingin tetapi menikahlah karena siap dan sudah memiliki bekal :) karena bukan hanya soal dua orang saja tetapi melibatkan dua keluarga yang berbeda 

Sumber: halodoc dan haibunda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun