Mohon tunggu...
Aininda Salam
Aininda Salam Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar Universitas Airlangga

Jika kau tak pandai maka carilah ilmu, sudah tak pandai tak banyak manfaat tuk dibagi. Maka berlomba lah untuk jadi yang bermanfaat di bumi Allah ini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Minimalisir Penggunaan Plastik

4 Mei 2024   22:06 Diperbarui: 7 Juni 2024   22:22 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 2024 total sampah plastik mencapai 9,9 juta ton dan seiring bertambahnya populasi hidup, polusi plastik akan berbahaya bagi lingkungan. Tak jarang kita temukan sampah plastik di sekitar pantai, sungai, dan di pinggir jalan. Indonesia merupakan satu dari lima negara yang mempunyai jumlah sampah plastik terbanyak di dunia setelah Brazil, India, Amerika Serikat, dan Tiongkok pada urutan pertama. Indonesia penyumbang sampah plastik lima besar ke laut sebanyak 56,333 ton. Total sampah plastik yang dihasilkan Indonesia pada tahun 2023 sekitar 9,8 juta ton. Seiring berjalannya waktu peningkatan angka yang terjadi sukar dihilangkan dengan cepat walaupun hanya meningkat 0,01%, alangkah baiknya jika kita mulai membiasakan hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang berdampak baik dilingkungan sekitar. Oleh karena itu, kesadaran diri terhadap penggunaan plastik perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang lebih baik.

Bumi bisa merasakan bahwa manusia begitu kejam, kasar, dan tidak ada rasa bersalah atas perilakunya membuang sampah sesuka hati mereka. Mungkin mereka belum mengerti bagaimana caranya peduli terhadap lingkungan tempat mereka tinggal. Penggunaan plastik tidak akan menjadi masalah selama kita bisa meminimalisir nya sebagai kebutuhan hidup sehari-hari. Saat ini sudah banyak yang sadar terhadap penggunaan sampah plastik dan banyak dari mereka sudah mulai beraksi dengan caranya masing-masing. Contohnya beberapa minimarket berusaha meminimalkan penggunaan kantong plastik dengan mengenakan biaya setiap kantong yang kita butuhkan. Lain halnya dengan penjual kaki lima yang menjual jajanan pinggir jalan menggunakan plastik untuk menyajikan hidangannya. Ini adalah masalah yang harus kita pedulikan. Lalu bagaimana cara meminimalisir jika masih ada yang menggunakannya setiap hari? Nah, masyarakat hanya berusaha untuk memenuhi keinginan kita dengan menyediakan berbagai macam jenis menu yang bisa kita pilih untuk kita konsumsi. Contohnya saat kita ingin memesan cilok, pentol, telur gulung, sosis solo, risol mayo, dan masih banyak lagi jajanan yang disajikan dengan plastik pada apa yang kita pesan. 

Disini saya ingin memberikan beberapa tips untuk meminimalkan penggunaan plastik yang bisa kita coba bersama. Pertama, kita bisa memesan makanan dan langsung memakannya saat itu juga tanpa harus dibawa pulang atau dibungkus. Karena terkadang saya melihat beberapa orang makan pentol atau cilok saja dengan tusuk sate dan memakannya di tempat. Itu menarik dan patut untuk dicoba. Kedua, kita bisa membawa tempat bekal makan siang untuk memesan jajanan pinggir jalan yang ingin kita makan tanpa harus menggunakan sampah plastik. Mungkin agak aneh tapi, apa salahnya kita mencoba. Ketiga, sebaiknya penjual mengubah cara mereka menjual jajanan. Mungkin bagi penjual jajanan kaki lima itu menghabiskan banyak biaya tapi, itu lebih baik untuk siklus hidup sehat yang di terapkan berbagai pihak secara bersamaan.

Maka dari itu, jika kita tidak bisa menekan jumlah sampah plastik setidaknya kita berusaha semaksimal mungkin dalam meminimalkan penggunaan plastik di kehidupan sehari-hari. Selain itu, kita memerlukan lebih banyak rasa kasih sayang terhadap bumi, tanaman, dan lingkungan di sekitar kita. Dengan gaya hidup mengurangi  penggunaan plastik sebagai kebiasaan hidup sehari-hari yang lebih baik, sehat, dan kondusif. Hingga pada akhirnya kita terbiasa untuk tidak menggunakan plastik di setiap harinya. 

Well last but not least, selamat mencoba!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun