Mohon tunggu...
nurul ainin nafiah
nurul ainin nafiah Mohon Tunggu... Guru - Aktivis Organisasi

Rutinitas sehari-hari adalah sebagai mahasiswi di salahsatu Universitas swasta disamping menjadi tenaga pendidik di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Jepara. Selain itu juga akif di beberapa organisasi internal kampus maupun organisasi kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Filosofi Tugu Tiga Putri Jepara

7 April 2019   11:07 Diperbarui: 7 April 2019   11:41 1245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tugu tiga puteri berdiri tepat di tengah persimpangan jalan, tugu tiga putri dibangun menggantikan bangunan sebelumnya berupa bundaran air mancur serta tugu adipura yang terletak di sebelah selatan. Adapun pembangunan tugu tiga putri menelan biaya 2,5 milyar yang di ambilkan dari dana APBD Jepara tahun 2016.

Kepala Bidang Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan (Ciptaruk) Jepara,  Ary Bachtiar menyampaikan pembangunan patung adalah sebagai upaya penataan ulang Bundaran Ngabul. Sebelumnya, tata ruang di kawasan ini terlalu memakan tempat sehingga badan jalan sempit.

"Akibatnya, bundaran air mancur di kawasan Ngabul kerap rusak ditabrak kendaraan besar. Lokasi bundaran air mancur dengan Taman Adipura yang berdekatan juga boros tempat," tuturnya.

Tugu tiga puteri Jepara yang diresmikan pada akhir tahun 2016 silam menjadi salah satu ikon wisata baru di Jepara. Tugu yang terletak di Bundaran Ngabul tersebut merupakan monumen tugu tiga figur perempuan legendaris asal Jepara. 

Dalam Tugu tersebut digambarkan tiga wanita tengah melakukan hal yang berbeda. Seorang wanita berdiri tegak mengangkat sebuah benda seperti senjata, seorang yang lain nampak tengah membaca buku, dan seorang lagi nampak tengah memanah. 

Mereka adalah Ratu Shima "Sang Pembeda dengan keadilannya", Ratu Kalinyamat "Sang Srikandi dengan patriotisme" dan RA Kartini "Sang Pencerah dengan pelita ilmu dan pembuka tabir harkat kaum wanita".

Adapun filosofi keris atau senjata yang berada ditangan kanan tokoh Ratu Shima yang mengarah keatas sebagai simbol kejujuran dan keadilan. Busur panah di tangan Ratu Kalinyamat sebagai simbol keberanian dan keteguhan prinsip. Adapun buku di tangan RA Kartini sebagai simbol pencerahan menuju kemakmuran. 

Selendang yang membentang merupakan simbol rangkaian sejarah perjalanan tiga tokoh dalam memperjuangkan prinsip-prinsipnya untuk mencapai kemakmuran. Relief teratai yang berada di bawah patung tiga tokoh ini sebagai simbol kesucian serta ketulusan dalam mengembangkan keilmuan. 

Sedangkan yang paling bawah berbentuk geometris dari segitiga prisma yang dipadukan dengan bentuk organik relief ukiran menghasilkan nilai estetik visual harmonis yang kontras.

Patung dengan tinggi total utuh satu badan sekitar 15 meter ini menghadap sesuai dengan lokasi penting yang berkaitan dengan ketiga Putri tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun