Mohon tunggu...
Aini Masruroh
Aini Masruroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030130

. . .

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

6 Hal yang Identik dari Banyumas

12 April 2021   16:26 Diperbarui: 12 April 2021   16:52 4947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyumas merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dengan ibukota Purwokerto. Kabupaten yang terkenal dengan semboyannya Banyumas SATRIA ini mempunyai ciri khas yang identik dengan daerahnya seperti daerah-daerah lainnya, mulai dari bahasanya, budayanya, ikonnya, kulinernya dan sebagainya. Yuk cari tau apa aja...

1. Bahasa Ngapak

pelumutan.com
pelumutan.com
"Ora ngapak ora kepenak"

"Bersatu kita kompak, bersama kita ngapak"

Kalian pasti sering mendengar jokes seperti itu bukan? Yap, ngapak. Siapa yang tidak tahu bahasa yang satu ini. Bahasa ini cukup dikenal orang dari berbagai daerah sebagai bahasa orang Banyumas dan sekitarnya yang suka bilang "inyong inyong" gitu.

Bahasa ngapak/dialek Banyumasan ini adalah kelompok bahasa dari masyarakat yang tinggal di Jawa Tengah bagian barat, yakni eks Karesidenan Banyumas (Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, dan Cilacap) ditambah Kabupaten Kebumen atau dikenal Barlingmascakeb hingga sebagian eks Karesidenan Pekalongan.

Bahasa jawa Banyumasan atau yang biasa kita sebut bahasa ngapak ini disebut sebagai bahasa jawa asli. Bahasa ngapak disebut -sebut sebagai bahasa jawa tahap awal atau jawadwipa, yang konon adalah jawa murni atau istilah lainnya adalah bahasa ngoko lugu. Berbeda dengan bahasa jawa yang digunakan di Solo dan Jogja, menurut pengamat budaya Heru Satoto bahasa di daerah tersebut telah mengalami lima tahap perkembangan sejarah.

Perbedaan dialek Banyumasan dengan Jogja/Solo adalah dalam dialek Banyumasan kata yang berakhiran "a" tetap dibaca "a", sementara di Jogja/Solo dibaca "o". Seperti:

"piro" dalam dialek Jogja/Solo, "pira" dalam bahasa ngapak.

"sego" dalam dialek Jogja/Solo, "sega" dalam bahasa ngapak.

"songo" dalam dialek Jogja/Solo, "sanga" dalam bahasa ngapak.

Kemudian terdapat penekanan pelafalan pada konsonan "b,d,g,k" yang dibaca jelas tanpa pengurangan. Seperti kata "bapak" akhiran huruf "k" dibaca dengan jelas. 

2. Gunung Slamet

pikiran-rakyat.com
pikiran-rakyat.com
Gunung Slamet (3.428 mdpl) merupakan ikon utama Kabupaten Banyumas. Gunung ini terletak di kawasan wisata Baturraden yang menjadi andalan Kabupaten Banyumas.

Gunung ini belum pernah meletus parah sepanjang sejarahnya. Walaupun gunung ini merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah serta terbesar kedua di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru. Namun dalam sejarahnya gunung ini belum pernah mengalami letusan hebat hingga menyebabkan kerugian parah bagi masyarakat sekitarnya. 

Hal itu juga yang konon menyebabkan gunung ini dinamakan Gunung Slamet sebagai bentuk harapan agar terus selamat. "Slamet" dalam bahasa Jawa artinya "selamat". Nama Slamet ini sebagai Gunung Slamet diberikan karena dipercaya gunung ini tidak meletus besar dan memberi rasa aman bagi warga sekitarnya.

3. Mendoan 

selerasa.com
selerasa.com
Mendoan merupakan kuliner khas Banyumasan. Kuliner yang satu ini cukup banyak dikenal orang hingga keluar daerah Banyumas. Mendoan dianggap berasal dari istilah "mendo-mendo dipangan". 

Mendo artinya lembek. Mendoan ini dimasak setengah matang sehingga teksturnya masih lembek. Jadi kalau mendoan tapi garing itu bukan mendoan ya guys? Hihii..  Tetapi, banyak juga yang menggoreng mendoan hingga garing atau crispy karena kurang suka yang setengah matang. Tenang, semuanya tetap nikmat disantap apalagi ketika masih hangat. Dan sangat cocok dimakan dengan sambal kecap atau cabe hijau yang kecil-kecil.

Mendoan khas Banyumas ini harus menggunakan tempe khusus mendoan yang bentuknya tipis kotak selebar telapak tangan dan dibungkus daun. Itu baru yang disebut mendoan. Bukan tempe kotak yang dipotong-potong tipis segiempat. Kalau itu bukan mendoan tapi tempe tepung.

Selain mendoan, ada pula kuliner khas Banyumas tersohor lainnya seperti soto Sokaraja, gethuk goreng Sokaraja, kripik tempe dan lainnya.

4. Bawor 

helloiamaris.blogspot.com
helloiamaris.blogspot.com
Bawor menjadi maskot Kabupaten Banyumas. 

Bawor merupakan tokoh rekaan yang bersifat lokalitas Banyumas. Dalam pakeliran gagrak Surakarta-Yogyakarta disebut Bagong sedangkan di Sunda dinamai Cepot. 

Selain itu, Bawor memiliki 4 gambaran watak: sabar lan nrima (apa adanya dalam kehidupan sehari-harinya), berjiwa kesatria (jujur, berkepribadian baik, toleran, suka membantu orang lain), cacutan (rajin dan cekatan) dan cablaka (lahir batinnya terbuka terhadpa pertimbangan yang matang dari apa yang diucapkaan secara spontan dengan bahan yang lugas). Gambaran watak ini dianggap sangat mewakili komunitas wong cilik di Banyumas.

Mengapa Bawor ini dijadikan maskot Banyumas? Sosok Bawor telah menjadi identifikasi watak masyarakat Banyumas yang menjadikan sosok tersebut sebagai maskot Banyumas. Hingga sekarang sosok Bawor selalu muncul di berbagai spanduk, selebaran, lampu hias, dan dalam bentuk peragaan dalam arak-arakan berbagai event.

5. Wayang Kulit Gagrag Banyumasan

kluban.net
kluban.net
Di antara seni pertunjukan yang terdapat di Banyumas adalah wayang kulit gagrag Banyumasan atau dikenal dengan istilah pakeliran. Dilansir dari berbagai sumber, wayang kulit gagrag Banyumasan merupakan bentuk seni klangenan dan dijakdikan wahana untuk mempertahankan nilai etika, devosional, serta hiburan. Pakeliran ini mencakup unsur-unsur lakon wayang (penyajian alur cerita dan maknanya), catur (narasi dan percakapan), karawitan (gendhing, sulukan, dan properti panggung).

Kekhasan wayang kulit Banyumasan adalah napas kerakyatannya yang begitu kental dalam pertunjukannya sebagaimana karakter masyarakatnya yang jujur dan terus terang dan tumbuh di daerah eks-Karesidenan Banyumas.

Pakeliran atau pedalangan gagrag Banyumasan memperoleh pengaruh serta memiliki tatanan atau pakem dari seni pedalangan Surakarta dan Yogyakarta, tetapi mempunyai ciri khas tersendiri dengan adanya penokohan Bawor dengan lagu "Kembang Lepang" serta gendhing Banyumasan.

6. Ebeg

tagar.id
tagar.id

Tarian khas dari Banyumas salah satunya yang unik adalah ebeg. 

Ebeg adalah kuda lumping khas Banyumas. Pertunjukan ebeg ini diiringi oleh gamelan yang disebut bendhe.

Ebeg merupakan bentuk kesenian tari daerah Banyumas yang menggunakan boneka kuda yang terbuat dari anyaman bambu dan kepalanya diberi ijuk sebagai rambutnya. Tarian ebeg disajikan dalam kelompok yang terdiri dari beberapa orang. Tariannya menggambarkan prajurit perang yang sedang menunggang kuda. Gerak tari menggambarkan kegagahan yang diperagakan oleh para pemainnya. Para pemain juga didandani dengan berbagai aksesoris.

Dalam suatu sajian ebeg ada satu atraksi atau adegan unik yang biasanya menjadi pamungkas dalam pertunjukan ebeg yaitu babak janturan. Pemain akan mendem atau kesurupan dalam bahasa Banyumasan dan mulai melakukan atraksi-atraksi unik seperti makan beling atau pecahan kaca, makan daun yang belum matang, makan daging ayam yang masih hidup atau mentah, serta berlagak seperti monyet atau lainnya. 

Kemudian biasanya penonton juga akan ada yang berpartisipasi ikut kesurupan juga. Sampai saat ini masih ada beberapa perkampungan yang masih sering mengadakan pertunjukan ebeg di Banyumas seperti dalam acara hajatan baik acara khitanan maupun pernikahan atau pada awal bulan sura atau tahun baru Jawa. Selain ebeg ada pula tarian khas Banyumas seperti lengger dan lainnya.

Nah itu dia guys beberapa hal yang identik dengan Banyumas. Semoga dapat menambah pengetahuan yaa..

Salam kompasiana :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun