Universitas Andalas (Unand), sebagai salah satu universitas terkemuka di Indonesia, memiliki keragaman mahasiswa yang datang dari berbagai latar belakang budaya, etnis, dan agama. Keanekaragaman ini menjadi kekayaan sekaligus tantangan dalam menciptakan lingkungan kampus yang harmonis. Bahasa, sebagai alat komunikasi utama, memegang peranan penting dalam membangun toleransi sosial di ruang publik kampus. Peningkatan kesadaran penggunaan bahasa yang inklusif di Universitas Andalas dapat menjadi salah satu cara efektif untuk memperkuat rasa saling menghormati di tengah keberagaman tersebut.
      Bahasa adalah salah satu elemen penting dalam ruang publik kampus. Di Universitas Andalas, ruang publik mencakup berbagai lokasi, seperti ruang kelas, taman kampus, asrama mahasiswa, dan platform digital kampus. Dalam ruang-ruang ini, bahasa yang digunakan menentukan bagaimana mahasiswa saling berinteraksi dan menghormati perbedaan.
      Sebagai universitas yang mayoritas mahasiswanya berasal dari Sumatera Barat, bahasa Minangkabau sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Meskipun bahasa ini menjadi identitas lokal, ada kalanya mahasiswa dari luar daerah merasa terkucilkan karena tidak memahami bahasa tersebut. Selain itu, penggunaan bahasa yang tidak sopan, baik di dunia nyata maupun media sosial kampus, dapat memicu ketegangan antarindividu. Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran bahasa di Unand, sebuah survei dilakukan kepada mahasiswa dari berbagai fakultas.
       55,6% responden menyatakan bahwa mereka sering melihat bahasa yang inklusif dalam ruang seperti papan pengumuman, ataupun media social. Namun, 72,2% mahasiswa merasa pentingnya penggunaan bahasa yang menghormati perbedaan budaya dan etnis dalam komunikasi publik, sedangkan 27,8% merasa itu cukup penting. 55,6%  mahasiswa merasa sangat setuju bahwa penggunaan bahasa yang positif dan toleran dapat mempengaruhi hubungan antarindividu di masyarakat, ada juga sebanyak 33,3% mahasiswa yang merasa setuju saja sedangkan 11,1% netral. 72,2% mahasiswa merasa bahwa peran pendidikan dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya bahasa dalam toleran di ruang publik sedangkan 22,2% merasa biasa saja
      Dengan adanya kesadaran bahasa yang lebih tinggi, Universitas Andalas dapat menjadi model kampus yang inklusif. Mahasiswa dari berbagai latar belakang akan merasa lebih dihargai dan diterima, yang pada akhirnya menciptakan lingkungan belajar yang lebih produktif dan harmonis.
     Peningkatan kesadaran bahasa di ruang publik Universitas Andalas bukan hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga institusi. Dengan mengadopsi bahasa yang inklusif dan menghormati keragaman, Unand dapat menjadi pelopor dalam menciptakan lingkungan akademik yang toleran. Langkah ini tidak hanya berdampak positif bagi mahasiswa selama di kampus, tetapi juga membentuk mereka menjadi agen perubahan di masyarakat. Keberagaman adalah kekuatan, dan bahasa adalah kunci untuk menyatukan kekuatan itu dalam harmoni.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H