Nurul AiniÂ
T20171396
Kelompok 9
A. Pengertian pesantren
Santri dalam bahasa jawa artinya adalah murid padepokan atau murid yang pandai dalam KBBI santri adalah seseorang yang beribadah dengan sungguh-sungguh atau dapat dikatakan dengan orang yang sholeh atau dengan kata lain bisa disebut dengan orang yang sedang menimba ilmu dalam ruang lingkup Pesantren. Sudjoko mengatakan bahwa pesantren adalah suatu lembaga pendidikan yang mengajarkan kitab-kitab klasik (kitab kuning).
B. Asal-usul pesantren
Pada zaman dullu Pesantren merupakan sebuah tempat penginapan untuk seorang murid yang sedang menimba ilmu agama dan tempat tersebut adalah pondok yang terbuat dari bambu.Â
Pesantren memiliki peran yang sangat besar bagi kemajuan islam. Menurut sejarah yang ada pesantren ada sejak tahun 1596. Pesantren adalah suatu kegiatan keagamaan yang khaas Indonesia. Pondok pesantren mendapatkan kepopularitasannya pada abad ke- 20. Syaikh Maulana Malik Ibrahim di masyarakat jawa dipandang sebagai guru Tradisi pondok pesantren.
C. Â Sejarah pesantren
Sejarah pesantren ada empat periode. Periode awal cikal bakal pondok pesantren. Berdirimya pondok pesantren tidak luput dari islam nusantara. Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa berdirinya pondok pesantren ini terdapat peran walisongo juga didalamnya.Â
Perkembangan pondok pesantren sudah ada sejak abad ke -13 sampai 17 masehi. Pondok pesantren juga termasuk akulturasi budaya dalam bidang pendidikan dan bertujuan untuk mencerdaskan anak bangsa. Periode kedua penjajahan belanda.Â
Pada zaman penjajahan dulu sangat menyulitkan untuk mewujudkan misi pesanten karena belanda secara perlahan menyelipkan ajaran barat dan ajaran kristenisasi dalam dunia pendidikan. Â
Pemetintah Belanda sebenarnya merasa khawatir dengan munculnya gerakan nasionalisme Islam seperti pondok pesantren dan lembaga pendidikan. Karena Belanda merasa Khawatir akhirnya mendirikan sebuah kantor yang tujuannya untuk mengawasi gerak-gerik pesantren. Tetapi itu bukanlah solusi bagi para Ulama.Â
Ulama akhirnya mendirikan pesantren yang jauh dari kota dan memberi kesempatan belajar untuk masyarakat desa. Pada awal abad ke 19 pesantren mulai bangkit dari ketertinggalannya, karena adanya pelopor dari Kiyai baru yang telah menyelesaikan studinya di Makkah, para kiyai muda tersebut menerapkan sistem madrasah yang mampu menyaingi sekolah-sekolah belanda.Â
Dalam hal ini muncullah berbagai organisasi-organisasi besar islam seperti Nadlatul Ulama, Muhammadiyyah. Periode ketiga pada masa penjajahan jepang yang masuk ke indonesia dengan membawa semboyan baru.Â
Jepang dalam misi penjajannya seperti mendukung pendidikan pesantren, namunhal itu hanya kamuflase belaka dengan tujuan menaruk perhatian dari masyarakat muslim yang ada di Indonesia dengan mendirikkan kantor urusan agama, memberi bantuan pada pondok pesantren besar, dll.Â
Perode keempat perkembangan pesantren pasca kemerdekaan ini dikembangkan kembali berdasarkan kebudaayaaan indonesia. Pondok pesantren tetap perperan sebagai alternatif belajar untuk mencari ilmu.Â
Adapun sebuah jargot yang populer di kalangan pesantren dahulu adalag barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan dari kaum tersebut. Â Semboyan ini dijadikan pegangan pada waktu itu.Â
Pada tahun 1970-an pesantren mengalami perubahan yang signifikan dan dapat dilihan melalui dua sudut pandang dimna yang pertama adalah kuantitas pesantren yang meningkat baik diwilayah kota maupun desa, yang kedua adalah penyelengaraan pendidikan yang lebih sistematis.Â
pada era revormasi pesantren melakukan perubahan yang lebih sistematis lagi dengan tujuan melahirkan generasi yang berintelektual dan berakhlaq mulia dengan memasukkan mata pelajaran non agama pada kurikulum pesantren. Pesantren terus menerus melakukan perubahan guna merubah cara pandang masyarakat kepada pondon pesantren yang dikenal dengan kekolotan dan kurikulum yang klasikal.
 D.  Hakikat dan tujuan pesantren
Tujuan dari pondok pesantren dibagi menjadi dua tujuan umum dan tujuan khusus. 1. Tujuan umum membina dan mencerdaskan umat muslim, menanamkan rasa keagamaan pada segi kehidupan agar supaya menjadi pribadi yang berguna bagi warga dan negara. 2. Tujuan khusus mendidik peserta didik (murid) untuk menjadi muslim yang bertaqwa kedpada Allah swt, berakhlaq mulia, memiliki kecerdasan keterampilan da sehat lahir batin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H