Hingga suatu hari kehidupan rumah tangga mereka menjadi makin rumit, karena adanya campur tangan dari ibu mertuanya. Lantaran, Minar dan mertuanya selalu berbeda pandangan tentang cinta, serta kebahagiaan, apalagi menyangkut hidupnya Sahat.
Minar dan ibu mertua punya kepercayaan berbeda tentang cinta. Buat Minar cinta adalah quality time dan komunikasi. Sedangkan buat ibu mertua, cinta adalah kehadiran anak laki-laki di tengah pernikahan sebagai penerus marga.Â
Tentunya, hal ini sangat menguras kesabaran keduanya dan bahkan nyaris membuat Minar frustasi. Kian hari konflik makin menjadi saat Minar belum dikaruniai anak walau sudah menikah hampir delapan tahun.
Karena hal itu, sejak awal pernikahan ibu mertua tidak pernah bosan selalu menagih Minar untuk memberikannya seorang cucu laki-laki.
Kini ia harus menanggung tekanan hidup ketika menghadapi ibunya Sahat yang banyak menuntut, sampai dapat memperbincangkan secara terbuka tentang urusan ranjang anaknya.Â
Hingga terlintas ide, Minar mau mengajak suaminya, Sahat untuk keluar dari rumah ibu mertuanya. Ia mau memiliki rumah sendiri, tanpa adanya campur tangan ibu mertua.Â
Tapi, apa mungkin ibu mertua mengizinkan minar dan Sahat keluar dari rumahnya, sebelum kami memberikan ibu mertua seorang cucu laki-laki?
Setelah mengetahui singkat sinopsis film Catatan Harian Menantu Sinting.
Lantas, bagaimana kelanjutan alur cerita film Catatan Harian Menantu Sinting?
Saksikan film Catatan Harian Menantu Sinting di Bioskop kesayangan anda. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H