"Ya ...  lagi-lagi kita kalah saing dengan negara tetangga" Pak Simo yang lain ikut menanggapi i dari artikel dibacakan. Sruputan kopi  dibarengi perbincangan hangat, sehingga  Pak Simo yang gaptek pun  mendapat kuliah gratis di warung kopi.Â
Kapan kebijakan berpihak kepada Pak Simo? Apakah hal yang naif? Â "Lelah" Â itulah yang dirasakannya. Â Pak Simo masih teringat saat menebang pohon karet, dimarahi oleh pihak pertanian. Lahan masyarakat sudah dipetakan per-wilayah apa yang layak untuk ditanam. Namun hal tersebut tidak mampu memberikan solusi kemana harus dipasarkan. Siapa yang harus menampung hasil panennya? Â
Pak Simo berharap agar para pembuat kebijakan, berpihak pada nasib para. Â petani. Melalui tangan-tangan para petani kebutuhan pangan terpenuhi, namun kenyang menikmati hasil adalah hanya segelintir orang. Â Semoga pemerintah mendengar jeritan dari banyak Pak Simo. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H