Setiap negara atau wilayah membutuhkan individu yang berpendidikan untuk menciptakan bangsa yang berkualitas. Maksudnya berpendidikan itu, seperti apa? Pendidikan merupakan proses berkembangnya sifat dan perilaku dengan usaha dalam tahap pendewasaan. Tentu orang yang berpendidikan dapat menguasai pengetahuan dan memiliki kemampuan, salah satu contohnya yaitu bapak bangsa alm. B.J Habibie. Beliau adalah sosok inspiratif pemuda Indonesia, melalui karya serta perjuangannya untuk Indonesia juga nasihat dan pepatahnya diberbagai platform selalu dijadikan motivasi. Lalu, apa yang menyebabkan beliau dijuluki Mr. Crack?
Kehidupan manusia tidak akan lepas dari Pendidikan, perlunya ilmu pengetahuan untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang sekitar agar dapat mencapai tujuan. Apabila tidak dibekali dengan Pendidikan, maka bagaimana caranya agar kita dapat berinteraksi dengan sesama? Salah satu hal terpenting adalah Pendidikan pertama, yaitu rumah. Sebelum memasuki masa pembelajaran di sekolah, peran orang tua sebagai first teacher merupakan bagian terpenting. Apapun yang ditanamkan orang tua kepada anaknya sejak dini, akan menjadi attitude dan karakteristik seorang anak ketika dewasa nanti.
Lingkungan sekitar juga dapat mempengaruhi pola pikir atau minat seorang individu dalam berpendidikan, misalkan di daerah tempat tinggal mayoritas remaja berhenti untuk meneruskan ke jenjang SMA. Hal ini perlu diketahui bahwa keinginan berwawasan di daerah tersebut masih kurang, tapi apakah kebiasaan tersebut dapat diubah? Tentu peran sekolah juga harus mendukung siswanya dalam meningkatkan keinginan untuk berpendidikan tinggi. Namun, kembali kepada tekad individu itu sendiri apakah masa depannya ingin memiliki pemahaman luas serta berpendidikan?
Sebagai umat muslim, perintah untuk belajar sudah disampaikan di dalam al-qur`an. Salah satunya yaitu Qur`an Surat Al `Alaq ayat 1-5, yang artinya:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Kata perintah bacalah mendapat pengulangan sebanyak dua kali dan diartikan para ulama bahwa belajar adalah hal yang wajib bagi seluruh muslim.
Hakikatnya, manusia akan selalu belajar dari awal terlahir ke bumi hingga nanti nafasnya berakhir. Seperti suatu pesan Rasulullah SAW, Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat. Tidak ada yang paling pintar maupun bodoh, hanya saja kemampuan setiap individu itu berbeda. Dan, belajar bukan dari sekolah saja lho! Banyak sekali ilmu-ilmu diluar pelajaran akademik yang bisa mengalihkan kejenuhan tugas sekolah. Misalkan belajar bahasa asing, bermain musik, dan lain-lain.
Tapi, apakah di masa pandemi seperti ini Pendidikan individu dapat meningkat? Di era teknologi canggih seperti sekarang, mayoritas penduduk dapat memiliki gadget atau smartphone. Walaupun sekolah diadakan secara online, untuk mengasah kreatifitas, meningkatkan skill, atau menambah pengetahuan dengan mudahnya dapat diakses melalui internet. Aplikasi gratis ataupun konten yang bermanfaat juga tersebar secara luas. Namun, tidak semua konten yang ada bersifat fakta, mendidik dan berwawasan. Itulah mengapa pentingnya filterisasi sebelum kita mengkonsumsi informasi tersebut. Banyak hambatan untuk belajar otodidak di situasi seperti ini, rata-rata karena malas.
Proses pembelajaran membutuhkan niat dan tekad yang kuat dalam diri. Mungkin kita tidak bisa membuat pesawat terbang seperti B.J Habibie atau menciptakan Microsoft layaknya Bill Gates, tetapi setidaknya kita dapat membawa arah masa depan kita menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi diri sendiri. Salam semangat belajar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H