Fungsi Ejaan
Ejaan sangat penting untuk pembakuan bahasa, baik dalam hal tata bahasa maupun kosa kata dan peristilahan. Oleh karena itu, ejaan harus diprioritaskan. Dalam konteks ini, ejaan berfungsi sebagai: landasan pembakuan tata bahasa, landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan, dan alat untuk mengontrol masuknya elemen bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.
Setelah pembakuan ejaan selesai, pembakuan aspek kebahasaan yang lain pun dapat dilakukan dengan sukses, terutama jika semua pemakai bahasa yang relevan mematuhi semua ketentuan yang tercantum dalam buku pedoman.
Secara praktis, ejaan membantu pembaca memahami informasi yang ditulis. Jika seluruh ketentuan kaidah diterapkan dengan benar, fungsi praktis ejaan dapat dipenuhi.
Contoh Kesalahan Penggunaan Ejaan
Salah satu kesalahan ejaan yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah penulisan kata "di" bersamaan dengan kata berikutnya, seperti dalam kalimat "Saya tinggal didaerah itu", yang seharusnya menulis "di daerah" dengan ruang antara "di" dan kata berikutnya.
Kesalahan ini dapat berasal dari ketidaktahuan atau kebiasaan menulis yang salah. Namun, kecuali dalam kasus di mana "di" merupakan bagian dari kata berimbuhan, seperti "dikerjakan", di mana "di" adalah bagian dari kata berimbuhan, kata depan "di" harus dipisahkan dari kata yang mengikutinya, menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (2015).
Agar komunikasi tulisan tetap jelas dan terstruktur dengan baik, penutur bahasa Indonesia harus mematuhi kaidah ejaan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2015). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Widyahening, A. (2020). Aspek-aspek dalam Ejaan Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Insani.