Mohon tunggu...
Aiinaya sabia mulsa
Aiinaya sabia mulsa Mohon Tunggu... Guru - Amor fati.

Habis kata sama dengan mati.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Di Depan

9 Maret 2024   22:48 Diperbarui: 9 Maret 2024   23:03 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Tentang cinta yang tidak ada habisnya aku kenali caranya bertahan dan hilang berputar dihaluan yang sama terus menerus. Betapa inginnya aku ditemani dan merasakan beragam isi dunia dengan cara lebih manis dengan berpasangan, tapi setiap melangkah ada saja kerikil ketakutan yang menggelitik telapak ini. Banyak jatuh yang sengaja aku pilih sambil menggandeng tangan dan merayu dan menghabiskan waktu malam-malamku, namun romantis semu yang kupeluk ternyata.

Terkadang bukan hanya lelah rasanya, tapi jenuh yang meninggalkan rasa tidak percaya yang berdampak pada yang ikhlas datang dengan percuma. Terpikat yang biasanya bisa dengan gampang ditebak dengan hitungan jari saja ujungnya kemudian kecewa. Selanjutnya adalah sebuah teka-teki yang begitu banyak clue tapi tetap saja kepastian berada dalam genggaman itu berpeluang sangat sedikit. Kenali, pahami, dan terluka lagi sudah jadi siklus yang terbiasanya makin menjadi-jadi, tapi inilah hidup dan dunia.

Semua hal kecil yang diharapkan hari ini semoga segera satu persatu benar adanya dihidup ini. Bahkan hal besar yang mungkin akan datang, diharapkan tidak akan mengguncangkan segala yang telah tersusun sebelumnya. Mari ajak aku untuk melihat cahaya bulan di malam hari di kotamu nanti, aku rasa akan sama indahnya dengan kedua bola matamu, siapapun itu. Perasaanku semoga akan baik sampai hari tanganku digenggam ya, kasih beri aku milikmu maka akan kukembalikan dengan semua milikku dan milikmu yang kau beri sebelumnya. Ah! andai ini segera terjadi, besok "aku dicintai!" itu yang akan dengan lantang aku katakan ke semua telinga.

Bercumbu di ruang-ruang yang hanya ada aku dan kau sambil menikmati bibir dan lidahmu yang lincah menyambutku. Menutup pintu hingga semua nanti terasa sangat rahasia dan bergairah. Detak jantungmu yang begitu indah akan aku dengarkan sering dari posisi manapun yang aku inginkan, serta dekapan yang tidak akan pernah aku miliki lagi setelah kau, aku jamin. Sungguh tidak sabar bertemu kau dan membangun hal-hal gila yang dengan gilanya akan dilakukan sampai tuhan panggil untuk pulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun