Mohon tunggu...
Ainayah Hadi W
Ainayah Hadi W Mohon Tunggu... Sejarawan - Manusia

فدكر انما انت مدكر

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budaya Cina atau Budaya Indonesia?

28 September 2019   19:25 Diperbarui: 29 September 2019   05:42 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jauh sebelum kedatangan orang-orang Eropa di Indonesia, orang Tionghoa telah menetap dan hidup berdampingan dengan bumiputra. Tujuan orang-orang Tionghoa menapakkan kaki di Indonesia untuk mencari pendapatan, mereka bekerja sebagai pedagang, petani dan tukang. Menurut hasil penelitian G.W. Skinner, sebelum abad XIX imigran Tionghoa hanya terdiri dari laki-laki saja. Di tempat-tempat baru yang mereka datangi, imigran Tionghoa tersebut menikah dengan perempuan setempat atau perempuan Tionghoa peranakan.

Hubungan interaksi sosial yang terjadi antara orang-orang Tionghoa dan masyarakat sekitar menyebabkan kebudayaan Tionghoa membaur dan saling beradaptasi dengan kebudayaan lokal di Indonesia. Beberapa di antaranya dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti :

1. Batik yang merupakan salah satu pakaian khas Indonesia juga mendapat pengaruh dari Cina, hal ini dibuktikan dengan adanya motif mega mendung dan wadas Cina.

2. Petasan atau kembang api yang kerap mewarnai perayaan tahun baru serta puasa Ramadhan di Nusantara merupakan salah satu kebudayaan dari Cina. Sejarah menyatakan bahwa kembang api telah diciptakan oleh bangsa Cina sekitar 2000 tahun yang lalu. Pada waktu itu petasan yang masih terbuat dari mesiu di masukkan pada bambu dan dibunyikan dalam upacara pengusir setan. Memasuki abad ke-15 petasan dan kembang api mulai digunakan untuk merayakan berbagai kegiatan mulai dari perayaan besar di Cina dan juga perkawinan.

3. Makanan yang kita konsumsi sehari-hari juga tak luput dari pengaruh orang-orang Tionghoa seperti toge, tahu, kecap, bakmi, bakso, bihun dan lain sebagainya.

4. Arsitektur masjid terutama yang terletak di Jawa sangat berkaitan erat dengan kebudayaan Tionghoa yang bergaya pagoda dan atap bertingkat seperti masjid Agung Banten, Masjid Cheng Ho yang beberapa di antaranya  berlokasi di Semarang, Pandaan Pasuruan dan Kaliwates Jember. Orang Tionghoa banyak yang bekerja menjadi arsitek dan membangun kraton Jawa seperti gua Suniaragi di Cirebon.

5. Baju koko yang acap kali digunakan oleh masyarakat muslim Nusantara saat melaksanakan ibadah, halal bihalal maupun acara keagamaan lainnya, merupakan salah satu pengaruh Cina melalui cara berpakaian.

6. Pengaruh bahasa Tionghoa juga ditemukan dalam pengucapan bahasa Madura, seperti penyebutan kata "pangkeng" yang berarti "kamar".

7. Naga Cina yang menjadi binatang legenda Tiongkok turut serta mengambil peranan dalam proses akulturasi budaya. Naga Cina beradaptasi menjadi Naga Jawa dengan tambahan mahkota di kepalanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun