Mohon tunggu...
Ainatul Ulfah Qarimah
Ainatul Ulfah Qarimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya membaca, konten favorit kartun

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Teori Belajar Sosial Albert Bandura

20 Januari 2025   07:37 Diperbarui: 20 Januari 2025   07:37 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori Pendidikan Sosial dan Moral(Teori Kognitif Sosial)Teori yang dirajut oleh Albert Bandura dikenal dengan sebutan"Social  Learning Theory" dan teori Pembelajaran Sosial Kognitif. Satu hal yang ditonjolkan dalam teori Bandura  ini  ialah gagasan  bahwa  sebagian  besar  pembelajaran  manusia  terjadi  dalam sebuah  lingkungan  sosial. Teori  ini  juga  menekankan  bahwa  proses  kognitif  manusia berperan dalam  kegiatan  dan  mempertahankan  pola-pola  perilaku.  Teori  ini  menyakini pentingnya  situasi  eksternal  dan  peranan  reinforcement  dalam  menentukan  perilaku,  dan bahwa  stimulus  memainkan  peranan  yang  kuat  dalam  menentukan  perilaku. Definisi Pembelajaran  Sosial  (social  kognitif) adalah "proses pembelajaran  atau  perilaku  yang dibentuk melalui konteks sosial". Teori Pembelajaran Sosial merupakan perluasan dari teori  belajar  perilaku  yang  tradisional  (behavioristik).  Salah  satu  asumsi  yang  paling  awal dan mendasar dari teori Pembelajaran Sosial Bandura adalah manusia cukup fleksibel dan sanggup  mempelajari  beragam  kecakapan  bersikap  maupun  berprilaku  dan  bahwa  titik pembelajaran terbaik dari semua ini adalah pengalaman-pengalaman tak terduga (various experiences).Bandura  memandang  bahwa  tingkah  laku  bukan  semata-mata  reflek  otomatis  atas stimulus,  melainkan  juga  akibat  yang  timbul  karena  interaksi  antara  lingkungan  dengan skema  kognitif  manusia  itu  sendiri.  Menurut  Bandura,  baik  tingkah  laku,  lingkungan,  dan kejadian-kejadian  internal  pada  pembelajar  yang  mempengaruhi  persepsi  dan  aksi  adalah merupakan  hubungan  yang  saling  mempengaruhi. Teori social kognitif  pada  dua  hal  yaitu  modelling . Ada dua tipe modelling yang bisa diamati oleh siswa, yaitu model nyata (live) dan simbolis (symbolic). Live modelling adalah modelling oleh anggota keluarga, teman, guru, sedangkan  symbolic  modelling  adalah  contoh  prilaku  yang  diamati  oleh  siswa melalui media masa atau majalah.Pemodelan  bukan  hanya  mencakup  imajinasi  sederhana  dari  seseorang  oleh  orang lainnya,  melainkan  juga  mencakup  proses-proses  (disebut  dengan  identifikasi)  yang  lebih menyeluruh  dimana  seseorang  berusaha menjadi jenis orang  yang  sama  dengan  orang lainnya. Model tidak hanya harus berupa orang nyata yang diamanati seseorang, tetapi bisa berupa tokoh sejarah atau fiksi, atau orang yang dicita-citakan khayalak. Proses perkembangan social dan moral siswa,  menurut  Bandura,  selalu  berkaitan dengan proses belajar mengajar sebab proses belajar mengajar tersebut sangat menentukan kemampuan  siswa  dalam  bersikap  dan  berperilaku  yang  selaras  dengan  norma  moral agama,  tradisi,  hukum,  dan  norma  moral  lainnya  yang  berlaku  dalam  masyarakat.  Pada dasarnya perilaku seseorang bersandar pada ukuran-ukuran moral yang dia yakini. Menurut Bandura,  seseorang  tidak  merasa  nyaman  jika  perbuatan  yang  dilakukannya  menyalahi atau  melanggar  nilai-nilai  kebaikan  yang  diyakininya.  Perasaan  tidak  nyaman  tersebut mencegah seseorang dari perbuatan yang diyakininya tidak baik. Namun menurut Bandura, perbuatan baik dan buruk dapat diinterpretasikan secara luwes. Perbuatan membunuh bagi seorang aktivis  HAM adalah kejahatan besar, namun tidak demikian halnya bagi  seorang prajurit yang sedang berada dalam medan perang. Kode  moral  (moral  code)  seseorang  berkembang  melalui  interaksi  dengan  model. Dalam  kasus  moralitas,  orang  tua  biasanya  memberi  contoh  aturan  moral  yang  kemudian diinternalisasikan   oleh   anak.   Setelah   internalisasi,   kode   moral   seseorang   akan menentukan  perilaku  (atau  pikiran)  mana  yang  akan  mendapat  hukuman  dan  mana  yang tidak.  Menyimpang  dari  kode  moral  akan  menimbulkan self-contemp (mencela  diri)  atau penyesalan,yang   bukan   merupakan   pengalaman   yang   menyenangkan,   dan   karenanya biasanya orang bertindak sesuai dengan kode moralnya. Bandura (1977) mengatakan "Rasa mencela  diri  (penyesalan)  setelah  melanggar  standar  akan  menjadi  sumber  motivasi  bagi seseorang untuk menjaga perilakunya sejalan dengan standarnya saat berhadapan dengan motif yang bertentangan. Tidak ada hukuman yang lebih buruk ketimbang pencelaan diri. Perilaku  anti  social  dan  amoral,  seperti  yang  ditayangkan  di  media  elektronik  dan cetak  akan  menjadi  idola    dan  model  yang  sangat  mudah,  cepat  ditiru  dan  diadopsi  oleh anak. Film-film yang menampilkan adegan perkelahian, pembunuhan, pornografi dan lain-lain dapat dengan mudah diakses oleh anak dan generasi muda penerus bangsa. Semua itu memicu tindak amoral dan kekerasan di kalangan anak-anak dan remaja. Seperti dikatakan  oleh  Bandura,  bahwa  dalam  kehidupan  sehari-hari  individu  menghadapi  berbagai  jenis stimulus  model,  yakni  model  hidup  (live  model),  model  simbolik  (symboli model)  dan deskripsi  verbal  (verbal  description  model). Live  model adalah  model  oleh  anggota keluarga,  teman,  guru, symbolic  model adalah  contoh  prilaku  yang  diamati  oleh  siswa melalui  media  masa  atau  majalah  dan verbal  description  model adalah  model  yang dinyatakan  dalam  suatu  uraian  verbal  (kata-kata)  atau  model  yang  bukan  berupa  tingkah laku tetapi berwujud instruksi-instruksi menentang  teori  tahapan  (teori Piaget dan  Kohlberg). 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun