Mohon tunggu...
Aina Thurfi
Aina Thurfi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wanita Tunasusila: Apakah Ada Faktor Psikologis yang Memengaruhinya?

12 Desember 2021   09:11 Diperbarui: 12 Desember 2021   09:20 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

woman-holding-a-halloween-pumpkin-in-front-of-her-face-at-night-free-photo-2210x1473-61b55c4e62a70462527e89c2.jpg
woman-holding-a-halloween-pumpkin-in-front-of-her-face-at-night-free-photo-2210x1473-61b55c4e62a70462527e89c2.jpg
2. Kenangan Masa Kecil yang Buruk

Setiap orang pasti punya kenangan masa kecil, baik itu kenangan indah maupun kenangan buruk. Kita akan dengan mudah melupakan kenangan indah, tetapi pasti  selalu mengingat kenangan buruk.  

Kenangan masa kecil seperti kekerasan yang di alami seseorang dapat meninggalkan trauma yang mendalam. Contohnya, perempuan yang mendapatkan tindak kekerasan oleh  Ayahnya sejak kecil  kemungkinan besar memiliki luka hati yang membekas. 

Baik itu kekerasan fisik, kekerasan mental, dan kekerasan seksual. Sehingga, itu yang memacu seorang wanita melampiaskan rasa sakit hatinya dengan menjadi seorang Wanita Tunasusila. 

Berdasarkan Data KtP dari Mitra Lembaga Layanan Komnas Perempuan mencatat jumlah kasus KDRT atau RP Catatan tahun 2020 sebanyak 15% atau 954 kasus kekerasan terhadap anak perempuan.

3. Broken Home

Fenomena Broken Home akan sering kita jumpai pada seorang remaja. Karena pada saat remaja kepekaan terhadap lingkungan yang dirasakan sudah semakin kuat.

Sehingga, remaja tersebut tau bahwa perhatian dan kasih sayang yang seharunya diberikan oleh orang tuanya tidak mendampingi masa  pertumbuhannya. 

Menurut Martens (2006) dan Grant (2005). Remaja adalah masa transisi antara anak-anak menuju masa dewasa yang di tandai oleh perubahan dan pertumbuhan. Dampak yang disebabkan oleh broken home terhadap remaja adalah kurangnya kasih sayang yang utuh sehingga pertumbuhan perilaku remaja seringkali lepas dari pengawasan orang tua. 

Tidak jarang pula bahwa perempuan yang menjadi wanita tunasusila adalah seorang remaja yang mencari kebahagian di luar. Karena merasa bahwa pada saat remaja yang seharusnya mendapatkan pengawasan ekstra dari orang tua, justru tidak pernah di dapatkan.

Setelah mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan perempuan memilih menjadi Wanita Tunasusila, apakah teman-teman berfikir untuk menjadi seorang Wanita Tunasusila? Itu bukan hal yang baik ya! Karena segala sesuatu pasti ada konsekuensinya. Konsekuensi menjadi Wanita Tunasusila yaitu, banyaknya kecaman dari masyarakat. Di jauhi, di cibir, bahkan diskriminasi seringkali harus diterima oleh Wanita Tunasusila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun