Berdasarkan data World Health Organization pada tahun 2020, menyatakan bahwa kanker tiroid menempati urutan kesembilan sebagai jumlah kanker terbanyak di dunia. Kanker tiroid ini empat kali lebih banyak dan sering terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria. Kanker tiroid merupakan pertumbuhan abnormal kelenjar tiroid yang terletak di depan leher. Risiko keganasan pada pasien yang menderita kanker tiroid ini diperkirakan 5%-10% dengan kisaran 3,4%-29%.
USG efektif dalam mendeteksi nodul tiroid dan kelainan lainnya dengan biaya rendah dan tanpa rasa sakit, meskipun terbatas dalam mendeteksi penyebaran tumor dan metastasis jauh. Kedokteran Nuklir unggul dalam mendeteksi kanker kecil dan tumor metastatik dengan penggunaan radiofarmaka Tc-99m, namun tidak dapat membedakan dengan akurat antara nodul jinak dan ganas.Â
CT-Scan dan MRI berguna dalam penilaian struktur internal yang jelas dan karakterisasi jaringan dengan teknik canggih, meskipun keduanya memiliki keterbatasan dalam diagnosis awal tetapi berperan penting dalam penilaian lanjutan dan perencanaan pengobatan, terutama untuk nodul dengan perluasan intrathoracic atau kanker tiroid stadium lanjut.
Setiap modalitas pencitraan memiliki protokol dan teknik khusus. Untuk USG, pasien harus berhenti mengonsumsi obat-obatan yang mengandung iodium dan menjalani diet rendah iodium, dengan pemeriksaan menggunakan transduser frekuensi tinggi dan teknik bidang transversal serta longitudinal.Â
Protokol Kedokteran Nuklir melibatkan penghentian konsumsi obat-obatan dan makanan tinggi iodium beberapa hari sebelum pemeriksaan, dengan teknik injeksi radiofarmaka dan pencitraan menggunakan kamera gamma atau SPECT.Â
Pada CT-Scan, pasien diharuskan menghindari konsumsi obat-obatan dan makanan tinggi iodium beberapa hari sebelum pemeriksaan, dengan teknik yang melibatkan pemberian kontras iodium dan pemindaian dalam beberapa tahap. MRI dilakukan jika ada kecurigaan ETE berdasarkan temuan klinis, menggunakan unit MR Avanto 1,5-T dengan koil leher dan injeksi kontras intravena.
USG memiliki sejumlah kelebihan dalam diagnostik kanker tiroid, antara lain tidak menyebabkan rasa sakit, tidak memerlukan jarum suntik atau sayatan, biaya USG lebih rendah, tersedia di banyak rumah sakit dan klinik, proses cepat, efektif dalam mendeteksi nodul, serta membantu dokter mengambil sampel jaringan untuk pemeriksaan lebih lanjut.Â
Kedokteran Nuklir unggul dalam mendeteksi kanker tiroid yang sangat kecil dan tumor yang telah menyebar ke kelenjar getah bening, menentukan stadium kanker, merencanakan pengobatan, dan memantau keberhasilan pengobatan. MRI menawarkan kelebihan dalam memperlihatkan struktur internal tiroid dengan lebih jelas, mendeteksi kanker yang telah menyebar ke jaringan di sekitar tiroid, dan melihat pengobatan berhasil atau tidak.Â
Sementara itu, CT-Scan memberikan hasil dengan cepat, membantu melihat struktur internal tiroid dengan lebih jelas, menentukan stadium kanker, merencanakan pengobatan, serta mengambil sampel jaringan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Galuh Bonita Agustiarani, Nabila Salsabila Idris, Vivin Alfadiya, Aina Rifika Hasisira, Septi Anggia Asifa Putri, Axel Henry Athallah, Lusiana Fitri Rahmawati.Â
#D4 TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN #FAKULTAS VOKASI #UNIVERSITAS AIRLANGGA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H