Pada saat vertigo menyerang otomatis kegiatan saya menjadi lumpuh. Setiap serangan intensitasnya tidak selalu sama. Saat masih ringan sampai dengan sedang saya masih bisa memaksa berangkat ke kantor yang jaraknya 2,5 jam perjalanan dan menghabiskan waktu di kantor sekitar 10 jam, lalu menempuh perjalanan pulang kembali 2,5 jam. Tentunya ada banyak kegiatan di kantor yang terpaksa ditiadakan dalam kondisi seperti ini. Dalam kasus serangan yang lebih parah, saya harus benar-benar tidak beranjak dari tempat tidur.
Beberapa hal yang disarankan secara teknis untuk mereka yang terserang vertigo yaitu :
1. Diam di tempat dalam posisi nyaman, misalnya duduk dan menyandarkan kepala;
2. Berbaring dengan mencari posisi ternyaman. Bisa dengan miring ke kanan/kiri atau lurus terlentang;
3. Setelah mendapatkan posisi nyaman segera pejamkan mata;
4. BIla dirasa membantu oleskan minyak penghangat di area kening dan perut untuk membantu kenyamanan;
5. Dalam kasus serangan cukup parah, wajib berada di ruangan yang penerangannya redup dan senyap, karena suara dan cahaya kadang sangat mengganggu penderita.
6. Bila sudah stabil usahakan tetap makan minum yang cukup dan sehat. Lakukan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dan menentramkan. Bebaskan sejenak pikiran dari tugas dan kewajiban, karena kebanyakan vertigo diperparah keadaan penderita yang hari-harinya penuh tekanan atau stres.
  Ada beberapa cara mengatasi vertigo, sepanjang yang saya tahu atau pernah lakukan. Menjaga diri dari stres dan pikiran adalah defaultnya. Periksa ke dokter, kalau saya lebih memilih ke spesialis syaraf supaya lebih tepat pemeriksaannya. Atau bila masih malas atau kesulitan keluar rumah, saya selalu sedia obat vertigo.Â
Merislon, mertigo, vertizine adalah beberapa obat vertigo yang bisa dibeli di apotek. Memang ini tidak dianjurkan, seharusnya tetap melalui pemeriksaan dan resep dokter. Namun karena setiap ke dokter obatnya itu dan itu dan seringnya saya tidak sanggup sedikit-sedikit ke dokter, lebih nyaman ketika rebahan, anteng di rumah dan seterusnya, jadinya itu yang lebih banyak saya lakukan.
Cara lain adalah melakukan terapi, Ada teman yang bercerita dia melakukan terapi akupuntur untuk mengobati vertigonya dan dirasa membawa dia pada kondisi yang lebih baik. Ada pula yang melakukan terapi berupa pijat di area yang relevan dengan keluhan vertigo. Tentu semua dilakukan oleh mereka yang dipercaya memiliki keahlian dalam bidang tersebut, sebagai praktisi pengobatan alternatif atau herbal.
Selain itu ada juga ramuan-ramuan yang dipercaya efektif mengobati vertigo, termasuk yang kita kenal sebagai Jurus Sehat ala Rasulullah (JSR) yang dipopulerkan oleh Dr Zaidul Akbar. Namun sekali lagi, tetap diperlukan kombinasi dari cara-cara di atas untuk tuntas sepenuhnya dari serangan ini.
Dalam kasus saya yang paling ringan sekalipun, cara paling ampuh ternyata hanya 1. CUTI kerja . Sebab meski semua rangkaian cara di atas saya terapkan, dalam kasus agak berat, tidak menjamin akan pulih dalam waktu seminggu. Atau ketika sudah pulih, tak lama kemudian bisa kambuh lagi, jadi tetap waspada gaez. Jangan dulu akrobat gitu.
Setiap vertigo menyerang, saya tidak percaya diri melakukan hal-hal tertentu. Menoleh harus dengan seluruh badan, tidak hanya kepala. Setiap tidur mencari-cari posisi ternyaman. Berhenti melakukan olahraga, apapun bentuknya. Karena seringkali vertigo menyerang setelah saya melakukan gerakan-gerakan olah tubuh ringan, di dalam rumah. Karena keluhan fisik saya tidak melulu vertigo, adakalanya saya mempraktekkan arahan dari praktisi olah raga untuk melakukan gerakan-gerakan tertentu demi mengatasi keluhan-keluhan lain.
Â
Padahal, ada juga gerakan-gerakan yang disarankan untuk dilakukan oleh penderita vertigo,dalam rangka mengurangi atau mengatasi serangan.
Setiap vertigo kambuh yang tingkatannya sedang sampai berat, saya harus shalat dalam kondisi duduk atau berdiri namun tanpa sujud sempurna. Meksipun badan saya secara keseluruhan sehat, kuat, namun bila vertigo belum pulih, melakukan posisi ruku' atau sujud akan langsung terasa efeknya, kepala kembali berputar-putar dan perut mual. Jadi, shalat tanpa gerakan sempurna terpaksa saya lakukan.