Siapa pantulan hina itu?
Mengapa maniknya menatapku?
Tatapannya yang begitu sayu
Bagaikan sinar bulan yang meredup
Tak kuasa hati ingin bertanya
Siapa dirinya?
Yang berlumuran hitam
Seakan meminta penghakiman
Entah apa yang terjadi padanya
Sayap patah, luka dimana-mana
Rasa sakit yang tak seberapa
Hanya untuk menunggu cahaya
Yang bisa mengembalikan hidupnya
Ada apa denganmu, diriku?
Bukankah hidupnya sempurna?
Lantas mengapa meminta cahaya
Yang tak dihadiahkan untukmu?
Adakah hasrat ingin menghakimi?
Membalaskan orang yang membuatmu sepi
Dirimu yang tak dihargai
Mencampakkan sesuka hati
Maka rajamlah orang itu
Dengan kayu serta batu
Karna dia tak berhak buka mulut
Untuk menghidupkan api yang tersulut
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H