Oleh: Aina Nurus Sofa (S1 Kebidanan Reguler 2018)
Dosen Pengampu: Dr. Ira Alia Maerani, S.H.,M.H
Sepanjang perjalanan dari peristiwa bersejarah membuktikan bahwa jenis penyakit menular itu memberikan konsekuensi nyata dan kuat hingga tidak ada tandinganya. Seperti halnya yang terjadi di negara Eropa pada abad ke -14 terjadinya wabah pes hingga menyebabkan 1/3 dari jumlah keseluruhan populasi penduduk mengalami kematian. Kejadian ini berlangsung tepat pada 1 abad yang lalu dimana dunia ini digencarkan karena adanya Epidemi Flu Spanyol yang berhasil merenggut 20 – 100 juta nyawa penduduk. Selain itu, ada penyakit Smallpox (cacar) yang terjadi sekitar abad ke-20 dan sudah membunuh sekitar 300 – 540 penduduk bumi ini. Kabar dunia memang sedang tidak baik-baik saja, karena semakin banyak jenis penyakit menular baru yang bermunculan seperti Tuberculosis (TBC), Ebola, Severe Acute Respiratory System (SARS) dan yang sedang terjadi saat ini yaitu Corona Virus Disease-19 (COVID-19).
Corona Virus Disease-19 (COVID-19) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada dua jenis corona virus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Virus ini merupakan penyakit jenis baru yang belum pernah teridentifikasi pada manusia. Penyebab COVID-19 dinamakan SARS-COV-2. Tanda dan gejala umum dari COVID-19 antara lain gejala gangguan pernafasan akut yang berupa demam, batuk dan sesak nafas. Masa inkubasi pada virus ini rata-rata 5-6 hari dengan masa terpanjang yaitu 14 hari. Apabila kasus ini berada dalam kategori berat maka akan berdampak pada kematian. Salah satu penularan dan penyebaran virus corona adalah apabila terkontaminasi melalui percikan batuk/bersin(droplet) orang yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Mewabahnya Corona Virus 2019 (2019 n-CoV) yang telah melanda dunia kini semakin meluas dan terjadi di Indonesia. Hal ini mengakibatkan masa pandemic COVID-19 di seluruh dunia yang menyebabkan krisis kesehatan global pertama di era millennium. Keadaan berada di luar prediksi karena wabah ini membawa perubahan yang mendesak pada berbagai sektor. Perkembangan dan persebaran virus yang sangat cepat dan berskala besar menjadikan keadaan semakin memburuk. Setiap hari data di dunia mengabarkan bertambahnya cakupan dan dampak dari COVID-19 itu sendiri. Indonesia termasuk dalam salah satu negara dengan keadaan darurat nasional. Angka kematian akibat Corona terus mengalami peningkatan yang signifikan dimulai sejak pertama kali ada masyarakat yang terpapar virus COVID-19 pada awal bulan Maret 2020. Pada mulanya, hanya dari sektor ekonomi dan pendidikan saja yang sangat terdampak oleh penyebaran virus corona, akan tetapi saat ini kesehatan ikut turut serta merasakan dampaknya sehingga secara langsung akan mempengaruhi sendi kehidupan masyarakat. Lalu sebagai generasi muda Indonesia apa yang bisa kita lakukan dan berikan untuk negara tercinta ini? Apakah dengan cara berdiam diri saja di rumah sudah cukup dalam menyikapi situasi pandemic ini?
Melihat kondisi perekonomian masyarakat akibat dampak dari pandemic covid ini membuat pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakannya berupa “New Normal” atau “Adaptasi Kebiasaan Baru”. Tentunya kebijakan ini memiliki orientasi untuk dapat memproduktifkan lagi kehidupan masyarakat seperti sebelumnya, yaitu dioperasikannya kembali tempat-tempat umum yang sudah sempat ditutup seperti mall, pasar, restaurant, taman rekreasi dan lain-lain, diizinkannya penduduk usia produktif atau berusia kurang dari 45 tahun untuk bekerja kembali dengan mematuhi protokol kesehatan dan anjuran kebijakan yang berjalan di era new normal.
Siapakah generasi muda itu?
Kata “Young People” menurut organisasi kesehatan dunia / World Health Organization (WHO) merupakan suatu bentuk istilah yang merujuk pada kaum generasi muda. Dikatakan sebagai generasi muda karena inilah masa transisi/peralihan diri seseorang dari anak-anak menuju dewasa biasanya berada dalam rentang usia 15 – 30 tahun dengan berbagai perkembangan yang mendukung diantaranya aspek kognitif, biologis, sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai dengan isi (Undang-Undang Nomer 40 Tahun 2009) Tentang “Kepemudaan”. Dalam konteks ini, kita sebagai generasi muda diberikan suatu amanah untuk mengemban tugas moral dan tanggung jawab yang besar dengan tujuan membantu pemerintah dalam menjalankan kebijakan new normal berbasis bukti (Evidence Based Policy) seperti meminta masyarakat untuk mengisolasikan diri di rumah jika tidak ada keperluan yang sangat penting, selalu berusaha mengingatkan untuk menggunakan masker, menjaga jarak/kontak fisik secara langsung dengan orang lain dan melakukan cuci tangan 6 langkah menggunakan sabun dan air mengalir yang bersih. Disinilah generasi muda berperan langsung sebagai kontrol moral, sosial dan Agent of Change yang memberikan dampak perubahan nyata untuk kehidupan masyarakat yang lebih baik. Cara inilah yang mampu membuat kita dan seluruh masyarakat Indonesia percaya bahwa keputusan tersebut diambil berdasarkan penelitian ilmiah yang bersifat kredibel untuk memberikan pelayanan umum kepada seluruh masyarakat tanpa memandang golongan apapun sehingga masyarakat bersedia untuk menjalankannya secara sukarela dan atas kesadaran dirinya untuk memutus rantai penularan COVID-19. Terus siapakah yang termasuk dalam kategori generasi muda ini? Ya, tentunya kita semua ini para generasi muda millenial bangsa yang tangguh dan kuat ditempa segala bentuk tantangan serta siap menghadapinya. Mengapa harus generasi muda? Karena generasi muda memiliki sifat keunggulan dibandingkan generasi lain yakni memiliki tingkat kreatifitas yang tinggi, fleksibel dan lebih update terhadap perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Bagaimana wujud implementasi langsung yang dilakukan generasi muda dalam mendukung era new normal?
Pada dasarnya, kita sebagai generasi muda bangsa yang hendak mendedikasikan diri dan melakukan pemberdayaan kepada masyarakat(Community Empowerment) sebelum diturunkan langsung ke lahan/lapangan untuk membantu tugas pemerintah dalam mendukung kebijakan new normal harus dibekali ilmu yang memumpuni terkait virus corona dan kesiagaan dalam mencegah serta melakukan tindakan penanganan terhadap virus corona. Hal ini dikarenakan kita pemuda yang akan terjun langsung ke masyarakat tentu akan memiliki resiko yang lebih besar dari keterpaparan terhadap infeksi COVID-19 apabila tidak menerapkan dan mematuhi protokol kesehatan yang tepat sesuai dengan yang telah ditetapkan maka kemungkinan besarnya akan mudah tertular dan terinfeksi virus corona. Ada 3 kunci utama yang wajib kita pegang sebagai bentuk keberhasilan generasi muda untuk memberikan kontribusi dalam mensukseskan era new normal adalah 1) kreatifitas, 2) tanggung jawab dan 3) kesadaran diri. Dalam menghadapi era new normal ini, kita perlu berupaya untuk menciptakan strategi – strategi yang kemudian akan diimplementasikan secara langsung kepada masyarakat kita baik bersifat perseorangan/indvidu dan komunitas/kelompok. Strategi ini akan diimplementasikan secara audio-visual demonstrasi langsung sehingga masyarakat bisa mudah memahami dan menerima informasi kesehatan yang kita berikan. Audio ini berarti kita akan menjelaskan langsung dengan berbicara di depan mereka mungkin dengan bantuan mic atau pengeras suara lain jika massanya banyak. Kedua visual melalui potret penggambaran secara real atau nyata bisa dengan menggunakan gambar printing/melalui layar proyektor. Berikut adalah beberapa strategi utama yang bisa diterapkan: