Penerus bangsa di masa depan adalah anak-anak kita, anak adalah penerus  bangsa, penerus masyarakat dan keluarga. Anak yang memiliki sikap yang baik dan  menghargai dirinya sendiri akan memberikan pengaruh positif bagi masyarakat sekitarnya.Â
Sikap anak tergantung pada didikan yang mereka terima dari orang tuanya, dari masyarakat dan bahkan dari lingkungannya. Anak-anak akan mewarisi sikap dan keyakinan keluarga.
Kepercayaan masyarakat Indonesia sebenarnya berbeda-beda menurut tingkat agamanya. Anak-anak umumnya akan mengikuti agama keluarga mereka dan ketika mereka tumbuh dewasa, mereka akan bertemu teman-teman baru dari latar belakang yang berbeda dan kepercayaan dan agama yang berbeda.Â
Oleh karena itu, penting untuk menanamkan pada anak sikap moderasi dan toleransi antar umat beragama, hal ini dilakukan agar anak dapat saling menghargai.
Moderasi beragama  dapat diperoleh dari orang tua  sendiri, sikap toleransi orang tua  akan sangat berpengaruh terhadap anak. Dan anak-anak akan lebih menghargai perbedaan di lingkungan mereka. Orang tua harus mengajarkan bahwa perbedaan tidak boleh membuat orang saling membenci, tetapi harus saling menghargai perbedaan  dan saling peduli.
Cara yang dapat dilakukan adalah:
Pertama, mari kita perkenalkan keragaman. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan kelompok etnis, agama, budaya dan bahasa yang berbeda.Â
Beri tahu anak Anda bahwa meskipun kepercayaan dan etnisitas orang berbeda, orang sebenarnya  sama. Memperkenalkan keberagaman dapat menumbuhkan toleransi pada anak. Jika orang tua mengajarkan dan mengajari anak perbedaan, anak-anak akan lebih menghormati satu sama lain di masa depan.
Kedua, ajari anak-anak untuk tidak membenci perbedaan. Kebencian yang ditunjukkan dapat melukai hati orang lain. Ajaklah anak untuk membayangkan apa yang akan terjadi jika mereka dibenci oleh orang lain, dan ajarkan bahwa menjadi berbeda bukanlah  hal yang buruk. Hal ini akan menumbuhkan rasa empati anak terhadap orang lain.
Ketiga, jangan hanya menjelaskan kepada anak, tetapi berikan contoh yang spesifik. Misalnya, jika Anda menemukan seseorang dengan  simbol agama  atau warna kulit yang berbeda, cobalah untuk tidak memandangnya dengan aneh, dan jangan mengatakan sesuatu yang bersifat kebencian atau menyinggung. Ingatlah bahwa orang tua adalah panutan bagi anak-anak mereka, jadi tetaplah tenang dan berikan penjelasan yang bijaksana.
Atau jika Anda memiliki teman atau tetangga yang berbeda keyakinan, ajaklah anak-anak Anda untuk berkumpul dan mengenal satu sama lain, itu akan membantu mereka mengetahui perbedaan dengan lebih baik sehingga mereka tidak menganggap remeh.