Mohon tunggu...
Aiman Witjaksono
Aiman Witjaksono Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan TV

So Called Journalist

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Eksklusif Menelusuri Pendemo "Jadi-jadian"!

13 Oktober 2019   11:13 Diperbarui: 13 Oktober 2019   11:22 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dua pekan berturut - turut, Ibu Kota dan sejumlah daerah di Indonesia dipenuhi pemberitaan soal aksi unjuk rasa. Sejumlah daerah, seperti di Yogyakarta berlangsung sangat damai. Meski di sejumlah daerah lain termasuk di Ibu Kota Jakarta, merebak kerusuhan sesaat malam hingga dini hari. Apa yang terjadi sesungguhnya?

JANGGAL DI DEMO PELAJAR

Ada sejumlah hal yang janggal terjadi, diantaranya begitu masifnya unjuk rasa para pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berdasarkan data lapangan berasal dari Sekolah Kejuruan Teknik (dulu bernama STM), total berlangsung tiga hari dalam dua pekan. Saat ditanya, memang banyak dari mereka yang tidak paham benar apa yang tengah diperjuangkan.

Belakangan menjadi viral, ada dua video yang beredar, yang berlatar belakang kantor Polisi, dua orang yang menggunakan seragam SMA, dan berprofesi sebagai Petugas Keamanan (Security) dan Nelayan.

AIMAN EKSKLUSIF MENCARI ALAMAT MEREKA & AKHIRNYA BERHASIL WAWANCARA

Program AIMAN yang akan tayang malam ini di KompasTV pukul 20.00 wib, secara eksklusif, mencari dan akhirnya mendapatkan wawancara sosok yang viral di media sosial ini. Salah satunya berada dalam tahanan Polres Jakarta Utara, dan satu lainnya, saya mewawancarai sang Ibu kandungnya yang merupakan warga Tipar Cakung, Jakarta Utara.

"Saya hanya diberikan 10 ribu rupiah." Kata Widodo, salah satu pendemo "jadi - jadian" kepada saya, eksklusif.

TAK DIBAYAR HINGGA DITANGKAP POLISI!

Rupanya banyak dari mereka yang belum dibayar dan ditelantarkan, hingga sebagian diantaranya yang tak berhasil melarikan diri karena kelelahan lalu ditangkap polisi, dan membuat kasus pendemo "jadi - jadian" ini terbongkar belakangan.

Bahkan hasil penelusuran AIMAN, para pendemo jadi - jadian ini tak hanya berasal dari Jakarta. Tapi mereka dipasok dari sejumlah daerah di Jawa Barat, di Subang, Cianjur, Karawang, diantaranya.

AIMAN MENGUNGKAP LATAR BELAKANG MEREKA

Program AIMAN yang akan tayang pada 7 Oktober 2019 pukul 8 Malam di KompasTV, akan menayangkan lengkap soal ini.

Saya akan bercerita bahwa dalam program AIMAN nanti akan menggambarkan, bagaimana saya berkeliling mencari mereka. Menanyakan lingkungan terdekat mereka, apa pekerjaan mereka, dan yang paling penting, siapa latar belakang sosok yang menyuruh mereka.

Yang menarik, sang pengajak dan pemberi uang, hilang sampai sekarang, tak ada satupun yang mengetahui keberadaan bahkan latar belakang mereka.

Perjalanan pertama saya adalah mengunjungi wilayah Tipar Cakung, dimana video seseorang yang mengaku bernama Rahmat Hidayat berasal. Dalam video ia mengaku diminta oleh seseorang yang bernama Taufik Ilham Riyadi.

Saya pun bertemu dengan sejumlah warga hingga ketua RT dan juga ketua RW di wilayah sang sosok berada, saya mulai menanyakan siapa dirinya termasuk sosok sang penyokong dana.

"Saya ketemu mereka, di kawasan Pondok Indah (Jakarta Selatan), saya tanyakan kepada mereka, dikasih uang berapa? Lalu mereka menjawab, ini pak baru 10 ribu, sisanya 100 ribuan belum dibayar, orang yang janjikan malah hilang!"

Demikian diungkapkan Dosen Universitas Bhayangkara Jakarta, yang juga sosok yang kerap menjadi investigator sejumlah kasus kerusuhan, Profesor Hermawan Sulistyo kepada saya.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian sempat mengungkapkan "Kelompok yang melakukan aksi-aksi ini semula murni dari adik-adik mahasiswa, ada pihak-pihak yang memanfaatkan, mengambil momentum ini untuk agenda tersendiri, bukan agenda (menolak) RUU," ujar Tito dalam konferensi pers di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (26/9/2019).

"Ada agenda politis yang tadi disebutkan Pak Menko Polhukam, yaitu untuk menjatuhkan pemerintah yang sah secara konstitusional," lanjut dia.

POLA YANG SAMA DENGAN RUSUH PASCA PILPRES

Apa yang terjadi mirip dengan apa yang terjadi pada 22 mei Pasca Pilpres lalu.

"Ada indikasi orang besar di balik dua kerusuhan yang sama!" Ungkap Ketua Komnas HAM, Taufan Damanik, kepada saya atas pertanyaan, siapa yang bisa menggerakkan ini, dan mengapa terulang kerusuhan dengan motif yang serupa.

Berbicara soal kerusuhan 21-22 Mei 2019, ada hal yang belum tuntas diungkap saat itu, diantaranya adalah siapa yang melakukan penembakan terhadap sejumlah perusuh atau korban warga yang akhirnya tewas.

Pola yang sama terulang dalam waktu dekat. Memasok massa, membuat rusuh, hingga memunculkan korban.

Sebuah catatan untuk pengingat bagi penegak hukum. Apapun yang mengandung unsur pidana yang melibatkan sebuah kasus besar, tak ada ruang untuk tak dituntaskan!

Saya Aiman Witjaksono...

Salam!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun