Mohon tunggu...
Aiman Witjaksono
Aiman Witjaksono Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan TV

So Called Journalist

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Teka-teki Ibu Kota Baru, Ini Jawabannya!

12 Mei 2019   23:16 Diperbarui: 13 Mei 2019   07:50 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Hmm... Bisa di Sumatera tapi kok nanti yang timur jauh. Di Sulawesi agak tengah tapi di barat juga kurang. Di Kalimantan, kok di tengah tengah," ungkap Jokowi di Tangerang, Selasa pekan lalu.

"Kira-kira itu lah," lanjut Jokowi.

Ada sinyal dari Presiden soal rencana yang akan memutuskan di mana Ibu Kota Republik Indonesia akan pindah dari Jakarta. Pulau Kalimantan jelas sebagai sebuah sinyal. Tapi pertanyaannya di mana kini tepatnya?

Program AIMAN memutuskan untuk mengurai jawabannya. Saya memulai dari alternatif jawaban para pimpinan Negeri.

Ini Wilayah yang Pernah Disebut-sebut

Cetusan Pertama di pemerintahan Jokowi, adalah dari Kepala Bappenas Andrinof Chaniago pada 2015. Saat menjabat Kepala Bappenas, Andrinof mengungkapkan kepada publik soal kajian pemindahan ibu kota, di saat awal menjabat sebagai menteri di era pemerintahan Jokowi pada 2015. Sebelum akhirnya dicopot dari jabatannya, Andrinof pernah menyebut bahwa kota di Kalimantan paling potensial untuk dijadikan ibu kota Indonesia daripada kota di Jawa.

"Ketimbang Pulau Jawa, kalau di luar Jawa ya Kalimantan paling potensial. Kapasitas Pulau Jawa tidak mungkin menjadi ibu kota," kata Andrinof pada 1 April 2015. Kala itu, Andrinof menyebut kota - kota di Kalimantan Tengah dan Timur, minus Palangkaraya. Sebab menurutnya, Palangkaraya tidak memiliki daya dukung yang memadai.

Kedua adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla saat rapat kabinet terbatas (ratas) pada pekan lalu. JK sempat mengusulkan tujuan perpindahan Ibu Kota ke Mamuju di Sulawesi Barat.

Dan menjadi penutup dari semua pernyataan ini adalah Presiden Jokowi yang memberikan "kode keras" akan wilayah yang direncanakan menjadi ibu kota baru.

Menggali Jawabannya dari Sejarah

Saya mendatangi sebuah kota di Kalimantan, Palangkaraya. Kenapa saya menuju ke sini. Satu pertimbangan ada mimpi Presiden Pertama RI Soekarno, untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Palangkaraya. Proses ini dimulai dari tanggal 17 Juli 1957.

Atas saran dari Gerakan Tim Pemekaran Daerah yang bernama Kelompok Penyalur Hasrat Rakyat, di mana kala itu tidak ada provinsi Kalimantan Tengah yang didiami mayoritas suku Dayak di Kalimantan. Wilayah Kalteng saat ini, dulu masih masuk dalam wilayah Kalimantan Selatan dengan Banjarmasin, sebagai ibu kotanya.

"Bung Karno pada tanggal tersebut datang ke wilayah hutan yang kini menjadi kota Palangkaraya (dahulu bernama Pahandut), untuk meresmikan provinsi baru. "Bung Karno berlayar melalui Sungai Kahayan selama lebih dari 1 hari dari kota Banjarmasin", kata Sabran Achmad, salah satu sesepuh suku Dayak di Kalimantan Tengah yang ada bersama Bung Karno, saat menancapkan tiang pancang pertama Kota Palangkaraya.

Menurut Sabran, kala meresmikan Palangkaraya sebagai ibu kota Provinsi baru Kalimantan Tengah, tak terdengar sedikitpun Bung Karno menyebut Palangkaraya akan dijadikan Ibu Kota negara.

"Saya tidak mendengar, padahal saya berjarak hanya 5 meter saat bung Karno berpidato" ungkap Sabran Achmad yang kini berusia 89 tahun.

Meski menurut Sabran, Palangkaraya akan dijadikan sebagai ibu Kota negara beberapa tahun setelah kedatangan Bung Karno ke Palangkaraya, sayang Sabran tidak ingat persis tahunnya. Sejalan dengan itu, Kota Palangkaraya dibangun!

Pakar Arsitektur Kota Universitas Palangkaraya Wijanarka meyakinkan, ada beberapa bukti bahwa Palangkaraya akan dijadikan ibu kota saat zaman Bung Karno. Pertama model kota segaris, seperti Washington Mall yang diidolakan Bung Karno di Amerika Serikat.  

US Capitol (Gedung Parlemen AS), Monumen Washington (sebagai Poros), dan Gedung Putih (White House) sebagai pusat pemerintahan Amerika Serikat, berada se-garis. Demikian pula di Palangkaraya yang juga dibuat demikian, antara gedung Parlemen, Monumen Sukarno, dan Rumah Kepala Pusat Pemerintahan (Gubernur) yang segaris.

Yang kedua adalah tak banyak yang tahu kalau Jalan Yos Sudarso di Kota Palangkaraya yang didisain itu menjadi Landasan Darurat bagi pesawat yang ditumpangi Bung Karno bila terjadi sesuatu di Jakarta. Dan memang, dari pengamatan saya, jalan ini merupakan jalan terpanjang (5 kilometer) dan dalam posisi lurus layaknya landasan pesawat terbang. Dan uniknya langsung mengarah garis lurus ke Jakarta, sehingga pesawat cepat tidak perlu bermanuver saat mendarat di sini.

Tak berhenti di sini, saya mencari pimpinan daerah di Palangkaraya. Saya sesungguhnya ingin menguak informasi: adakah diskusi antara sang walikota dengan Presiden terkait rencana ini?

Bocoran satu pertanyaan Presiden Jokowi kepada walikota Palangkaraya yang diungkapkan khusus kepada saya oleh sang Walikota, Fairid Naparin adalah soal Pelabuhan Laut yang paling dekat dengan kota Palangkaraya.

Apakah ini pertanda menuju kepastian penempatan Ibu Kota baru?

Saya Aiman Witjaksono...

Salam!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun