Mohon tunggu...
Aiman Witjaksono
Aiman Witjaksono Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan TV

So Called Journalist

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Strategi Jokowi dan Prabowo di Babak Final!

13 April 2019   10:33 Diperbarui: 13 April 2019   10:44 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kita simpan sementara suasana Jokowi di KRL-nya...

PRABOWO & NENEK TUA
Saya beralih ke suasana Capres 02, Prabowo Subianto, saat kampanye di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Saat orasi di panggung, mendadak seorang nenek tua, naik ke atas, memeluk Prabowo. Sontak riuh rendah banyak pendukung bergemuruh. Suasana haru menyelimuti.

Belakangan muncul desas desus, sang nenek dibayar 500 ribu rupiah. Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi membantah hal ini dan menyebutnya sebagai fitnah. Tak kurang sang Nenek yang belakangan diketahui bernama Irah, bersaksi "Demi Allah, saya tidak terima uang 500 ribu dari Pak Prabowo", katanya sambil menangis. Kasihan nenek tua yang hingga terbawa arus politik era Post-Truth.

Terlepas dari semua kejadian yang terjadi beserta bumbu-bumbunya. Ada pesan yang tersampaikan dari dua kejadian di atas. Jokowi yang pulang kerja naik KRL, atau Nenek yang tiba - tiba naik ke panggung kampanye memeluk dan mencium Prabowo, punya makna penting.

PESAN YANG SARAT MAKNA
Jokowi yang sejak menjabat Walikota Solo, dikenal egaliter, dekat dengan masyarakat, tak bisa dielak. Dengan peristiwa KRL, kesan mengukuhkan posisi ini, kuat adanya. Selama menjadi Presiden, gerak-geriknya dengan masyarakat terbatas, atas alasan keamanan sebagai orang nomor 1 di negeri ini.

Sementara Prabowo, sang mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus), sulit pula dielakan bahwa keseharian yang dikenal bergaya militer, berapi-api, namun luluh melihat masyarakat yang lemah, layaknya nenek Irah.

Peristiwanya bisa jadi disengaja atau bahkan tak disengaja, tak penting! Tapi efek dari tersebarnya video yang sarat makna ini, menjadi kekuatan bagi para kandidat yang bermakna pesan mendalam di alam bawah sadar para pemilih.

Saya Aiman Witjaksono...

Salam!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun