Pemilu kali ini, adalah pemilu dengan dengan laporan yang paling banyak dilayangkan. Ada lebih dari 50 laporan, diantaranya yang menyita perhatian adalah laporan pasca debat yang selalu dilayangkan.
Hingga saat ini, ada 4 laporan terkait debat. Tiga diantaranya dilayangkan kepada Capres 01 Joko Widodo, dan satu lainnya kepada Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo- Sandi, Djoko Santoso. Laporan kepada Jokowi dilayangkan karena dianggap Capres 01 itu menggunakan "serangan pribadi" dan kebohongan dalam debat. Sementara Djoko Santoso dilaporkan karena mengatakan Jokowi Curang juga terkait debat.
Awal Mula Kericuhan
Semua bermula saat pertanyaan soal Lahan milik Prabowo oleh Jokowi. Kala debat pada minggu (17/2) lalu, Prabowo menanyakan terkait masalah reforma agraria dalam debat. Pada poin ini, Jokowi dianggap tidak melaksanakan maksimal soal reforma agraria dan memiliki konskuensi sulitnya kepemilikan lahan pada generasi selanjutnya, yang disebut Prabowo dengan istilah "anak -cucu" kelak.Â
Mendapat pertanyaan ini, Jokowi menjawab dengan menyisipkan data dimana Prabowo memiliki lahan yang sangat luas 220 ribu hektar di Provinsi Kalimantan Timur, dan 120 ribu Hektar di Aceh Tengah, Provinsi Aceh. Sontak penonton debat langsung riuh.Â
Dari sini lah ternyata yang tidak terekam kamera resmi debat kala itu, saat debat jeda iklan terjadi kericuhan di barisan kursi paling depan, tepatnya di barisan Komisioner KPU dan Bawaslu.
Tampak sejumlah tim dari pihak pasangan 02, diantaranya Ferdinand Hutahaean, Jansen Sitindaon, yang merupakan kader Partai Demokrat, menanyakan kepada ketua KPU, Arief Budiman. Disusul kemudian dengan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang datang dengan mimik serius ke tengah - tengah kerumunan pihak 02 dengan KPU.Â
Suasana tegang menyelimuti, saat jeda iklan. Diantara yang lain adalah, Aria Bima dari PDI Perjuangan juga Ketua Umum HIPMI Bahlil Lahadalia, yang merupakan pendukung 01 Jokowi-Ma'ruf.
Dua hari kemudian Luhut yang diwawancara sedang terjadi apa kala itu menjawab, Yang terjadi adalah saya lihat ribut. Saya lihat ada di situ Pak Ferdinand, ya saya datangin. Saya bilang "Ngapain sih ribut-ribut, Fer? Biar aja damai", "Oh siap, Pak" gitu. Yaudah Damai. Ujar Luhut.
Sementara ketua KPU, Arief Budiman pasca kejadian mengatakan,"Itu crowded sekali saya nggak mengingat lagi. Apalagi kamu tanya setelah segmen 1, 2 ,3, saya lupa itu di segmen berapa. Ada keberatan soal disampaikanya pertanyaan itu. Tapi kan kita harus pelajari betul, betul nggak itu sebagaimana yang dimaksud dalam regulasi kita, bahwa terjadi pelanggaran atau tidak terjadi pelanggaran. Kalau memang misalnya sudah dilaporkan ya kita tunggu saja nanti hasil pemeriksaanya seperti apa."
Sejumlah Laporan Melayang
Apa yang terjadi kemudian berujung pada laporan resmi ke Bawaslu. Adalah Tim Advokat Bergerak (TAIB), yang dikoordinir oleh Djamaluddin Koedoeboen, resmi melaporkan Capres Jokowi ke Bawaslu. Jokowi saat debat dianggap melanggar pasar 280 UU Pemilu, yang melakukan penghinaan kepada calon lainnya.Â
"Tak main - main, ini adalah unsur pidana pemilu yang memiliki konsekuensi hukum 2 tahun penjara!", ungkap Djamaluddin di program AIMAN yang tayang pada Senin (25/2). Sementara Bahlil Lahadalia juga kepada program AIMAN, yang juga berada saat kejadian mengungkapkan, bahwa, "dengan segala cara pihak seberang melakukan apapun, karena panik suara mereka yang sudah tertinggal jauh."
Sebuah Introspeksi pada Kasus Pemilu Terpanjang dalam Sejarah
Setiap argumentasi pada tim sukses adalah argumentasi yang hanya bisa dipahami dari kacamata pihak dan pendukung masing - masing. Akankah masyarakat paham akan apa yang terjadi sesungguhnya, atau justru serangan, pernyataan, hingga kericuhan yang terjadi sepanjang sejarah pemilu dengan masa kampanye paling panjang, menjadi bahan bagi publik untuk merasa bahwa ini adalah proses yang melelahkan dan tidak signifikan dalam menata dan membangun Indonesia?
Meski kita semua sepakat bahwa pemilu adalah pesta demokrasi dimana pendapat bebas untuk disampaikan. Sebuah introspeksi untuk dilakukan perbaikan ke depan. Agar pesta demokrasi mendapat manfaat sekaligus hati pada setiap pemilihnya.
Saya Aiman Witjaksono...
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H