Mohon tunggu...
Aiman Witjaksono
Aiman Witjaksono Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan TV

So Called Journalist

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Siapa di Belakang "Indonesia Barokah"?

3 Februari 2019   10:26 Diperbarui: 3 Februari 2019   11:22 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kunci verifikasi dilakukan dengan rigid dan detail. Apakah isu ini hanya isu yang berkembang tanpa dasar fakta alias hanya berupa rumor belaka. Tak layak media massa berangkat mengangkat isu dari rumor bukan fakta. Inilah yang membedakan antara Media Mainstream (Media Arus Utama) dengan Media Sosial.

Sebaliknya, setelah informasi bukan  dinyatakan benar dan bukan rumor, meski hasilnya pahit bagi-katakanlah-salah satu calon. Maka hasilnya tetap layak diangkat dalam sebuah produk jurnalistik.

Lalu, langkah kedua yang tak boleh dilewati adalah memberikan hak bagi pihak "tertuduh" untuk menjelaskan hal yang dimaksud (cover both-sides) sebagai bagian dari verifikasi.  Dari dua langkah ini, sesungguhnya sudah bisa ditarik kesimpulan apakah isi dari media produk jurnalistik atau bukan. 

Disamping faktor - faktor lain seperti kejelasan badan hukum beserta alamat kantor dan siapa wartawan yang bertanggung jawab dan berada di balik karyanya - seperti yang disyaratkan oleh Undang - Undang Pers nomor 40 tahun 1999.

Lepas dari persoalan ini. Ada kesamaan antar dua Tabloid Obor Rakyat & Indonesia Barokah. Dua tabloid  di dua periode pilpres ini disebar di lokasi yang sama; Masjid dan Pesantren, mengapa?

Menjadi pertanyaan menarik!

Arah Pemilih pada Swing Voters
Saya akan coba membedah pada kondisi dan perilaku memilih (voting behavior). Sejak Pilpres 2014, pemilih Islam menjadi pemilih yang disasar oleh kedua pasangan calon. Isu - isu terkait pemilih Islam juga selalu muncul secara jelas dalam kontestasi politik jelang pemilihan di dua periode tersebut.

Meski Obor Rakyat menolak dikaitkan dengan pasangan calon tertentu, tetapi arah isi dari Obor Rakyat jelas hendak membalikkan pemilih dari Jokowi ke Prabowo. Sebaliknya juga yang terjadi pada Indonesia Barokah. Meski Belum tampak siapa yang berada di balik Indonesia Barokah. Tetapi kecenderungan membalikan pilihan dari Prabowo ke Jokowi, juga jelas adanya.

Fenomena Swing Voters bisa menjawabnya. Hasil penelitian Litbang Kompas (Oktober 2018), Swing Voters alias pemilih yang masih bimbang menentukan pilihan masih berjumlah 30 persen. 

Jika ditambahkan dengan Undecided Voters alias calon pemilih yang belum menentukan pilihan (sebesar 14,2 persen), maka jumlah total orang yang bisa beralih pilihan dari Capres 01 ke 02 dan sebaliknya adalah 44 persen lebih. 

Angka yang luar biasa dan menentukan pemenang Pilpres 2019.  Baik pada Pilpres 2014 maupun 2019 pemilih Islam yang jumlahnya mayoritas menjadi penentu kemenangan. Perebutan pemilih Islam yang berawal dari Pemilu 2014, tampaknya terus berlanjut hingga 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun