Mohon tunggu...
Aiman Witjaksono
Aiman Witjaksono Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan TV

So Called Journalist

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak Hilang, Organ Lenyap

20 Januari 2019   12:24 Diperbarui: 20 Januari 2019   14:26 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: regional.kompas.com

Pada malam itu, keluarga tak menemukan satupun petunjuk. Hingga pencarian dihentikan. Pada keesokan hari pencarian dilanjutkan sejak pagi hari, namun lagi - lagi seharian tidak menemukan korban. Alhasil setelah belasan jam mencari, ternyata Nujurmudin ditemukan justru tak jauh dari rumahnya. Padahal sebelumnya menurut kakak tiri korban, Abdurahman, Ia dan pencari lainnya melewati jalan di mana ditemukan jenazah korban. Janggal! Jadi dimana Jenazah Nujurmudin selama 36 jam terakhir?

Kejanggalan Demi Kejanggalan

Kejanggalan kedua adalah, korban ditemukan dalam kondisi sejumlah organ vitalnya hilang. Tetapi yang aneh, tidak ada satupun jejak darah  apalagi organ tubuh di sekeliling wilayah dekat di mana jenazah ditemukan. Jika dibunuh di tempat yang sama, pasti akan terdapat petunjuk yang bisa digunakan Penegak Hukum untuk mendalami kasus ini. Faktanya tidak ada satupun petunjuk. Sehingga Polisi menyimpulkan, eksekusi pembunuhan korban dilakukan di tempat yang berbeda.  Inilah mengapa, korban sempat hilang 36 jam, sebelum jenazahnya ditemukan.  Kejanggalan ketiga adalah, organ tubuh yang hilang adalah organ tubuh yang sangat mahal bahkan bisa miliaran rupiah di jual di pasar gelap. "Bisa miliaran untuk satu organ, hati misalnya" tutur Ketua Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Arist Merdeka Sirait, yang diwawancara Program AIMAN, yang tayang setiap pukul 8 malam di KompasTV.

Kesamaan Pada Kasus Pencurian Organ Tubuh Anak

Meski demikian, kesimpulan apakah korban "dimangsa" sindikat perdagangan organ tubuh atau tidak, masih menunggu keputusan hasil penyelidikan Polisi. Jika jawabannya iya, maka ini adalah kejadian pertama yang berhasil diungkap Polisi sepanjang sejarah. Kejadian serupa sebenarnya pernah terjadi di Kampar, Riau pada Maret 2016 lalu. Korban bernama Angelika berusia 11 Tahun.  Arist Sirait sempat datang menemui keluarga Angelika Boru Pardede dan melakukan pengamatan di Jasad anak ini dari hasil forensik. Arist mengungkapkan, kejanggalan Angelika dan Nujurmudin, sama!  Hasil penyelidikan Polisi terhadap kasus Angelika belum tuntas hingga nyaris 3 tahun berlalu.

Meski baru 2 pekan hilang, Angelika ditemukan tinggal kerangka. "Seluruh organ vitalnya lenyap tak berhasil ditemukan. Ada pula kesamaan dengan kejadian yang belum lama ini dibongkar atas perdagangan organ tubuh anak di Nepal yang akan dijual ke India. Sayatannya sama persis dengan yang terjadi pada Nujurmudin!" Papar Arist.

Bukan soal berapa jumlah korban, tetapi sampai kapan kejadian serupa akan terus berulang.

Penyelidikan harus tuntas dilakukan.

Saya Aiman Witjaksono...
Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun