Mohon tunggu...
Aiman Witjaksono
Aiman Witjaksono Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan TV

So Called Journalist

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Membaca Sinyal dari Istana, Ini Cawapres Jokowi

21 Juli 2018   11:56 Diperbarui: 21 Juli 2018   18:23 2604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Ed Wray/The Wall Street Journal

Program AIMAN yang terbiasa menelusuri dan menggali informasi dari setiap fenomena yang terjadi dan menyita perhatian masyarakat, mencoba untuk menerjemahkan sinyal dari Istana... 

Siapa nama Bakal Calon Wakil Presiden Joko Widodo, yang akan berlaga di Pilpres 2019 serentak dengan Pemilu Legislatif tahun depan? Namanya akan tampak pada tulisan ini, dan prediksinya kecil keluar dari perkiraan, kecuali ada sesuatu yang luar biasa dalam dunia Politik (dan juga Ekonomi) yang terjadi di depan.

Sinyal dari istana

Belakangan marak gestur Jokowi diperbincangkan terkait dengan adanya pengerucutan nama Cawapres Jokowi, dari 10 menjadi 5 sosok. Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, mengatakan Rabu (11/7) Pekan lalu, "Sebenarnya teman-teman ini bisa melihat gestur-gestur yang beliau tampakkan, dan sejumlah pilihan kata, pertemuan-pertemuan terakhir akan memberikan banyak kawan, sahabat." 

Namun, seketika, pernyataan Ngabalin dibantah kader partai pengusung Jokowi. "Tanyakan ke Pak Ngabalin, Gestur yang mana?... Kami bukan pembaca Gestur, nama sudah dikonsultasikan!" Jawab Eva Kusuma Sundari, salah satu Kader Senior PDI-P. 

Gestur atau apapun namanya memang menarik untuk dicermati jelang pekan --pekan dimana kontestasi pesta Demokrasi terbesar di seluruh Indonesia, bakal digelar. Akan terjadi penentuan tonggak, apakah kekuasaan akan tetap, atau berpindah. Apalagi setelah gerakan #2019GantiPresiden diklaim memengaruhi suara pemilih pada sebagian Pulau Jawa, sebagai daerah dengan jumlah pemilih pemilu terbanyak di Indonesia. 

Jumlah pemilih pulau Jawa dibanding daerah lain di Indonesia mencapai sekitar 57 persen. Jawa masih menjadi kunci kemenangan, dan sebagian telah difoto pada Pilkada kemarin. Hingga Doktor Komunikasi Politik Effendi Gazali, mengungkapkan, Jokowi tak boleh salah pilih Wakil!

Persaingan menuju Pilpres 2019 memang semakin ketat. Terutama akibat gerakan -- gerakan yang diinisiasi lewat media sosial di dunia maya dan berkembang ke dunia nyata. Lalu bagaimana kemungkinan Cawapres Jokowi?

Sampai sekarang, jika diperhatikan, seolah tidak ada hal yang serius yang ditampakkan Jokowi. Dalam menjawab setiap pertanyaan kepada wartawan soal calon wakilnya, selalu diiringi canda-tawa Jokowi dalam menjawab.

Tapi sesungguhnya ada sinyal di sana, dan dikuatkan dengan pernyataan Jokowi!

Pertengahan pekan lalu, digelar Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) antar pesantren dan sejumlah acara lain yang serupa. Pada saat itu, pertama kali pula, Mars Nahdlatul Ulama (NU) diperdengarkan di Istana. Jokowi saat itu berseloroh, 4 tahun berada di Istana, baru kali ini diperdengarkan Mars NU di Istana.

Apakah ini sebuah pertanda?

Setidaknya, Pemerintahan Jokowi, berjibaku dengan tiga masalah utama. Pertama, ekonomi, kedua Polarisasi Politik Identitas terkait Agama, dan ketiga masalah Politik, Hukum, dan Keamanan. Yang ketiga ini biasa, selalu terjadi siapapun Presidennya. Sementara yang pertama dan kedua, situasional, termasuk juga terjadi dari efek yang terjadi akibat aksi-reaksi politik dalam negeri, yang juga punya pengaruh dari kondisi geopolitik luar negeri.

10 Bocoran nama cawapres Jokowi dari Rommy
Atas hal ini saya menanyakan kepada salah satu kandidat yang kabarnya masuk ke dalam Bursa Cawapres Jokowi, Romahurmuziy. Romy, sapaan Ketua Umum PPP ini, mengiyakan bahwa Cawapres Jokowi, mengerucut pada salah satu tokoh, dan bisa saja dikaitkan dengan kalangan Nahdliyin. Saat ditanya siapa saja 10 kandidat Cawapres (yang akhirnya mengerucut menjadi 5), Rommy berkeberatan! 

Namun belakangan pada wawancara saya di Program AIMAN dengannya, Rommy membocorkan pertama kali ke Media melalui saya, nama-nama yang masuk ke dalam 10 bakal Cawapres Jokowi. Romy mengatakan, nama ini pernah ditunjukkan Jokowi kepadanya. Kesepuluh nama itu adalah, dari kalangan profesional, pengusaha Chairul Tanjung, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Kelautan & Perikanan Susi Pudjiastuti yang baru saja lulus kejar Paket C setingkat SMA (hingga masuk persyaratan Cawapres yang mensyaratkan pendidikan minimal SMA Sederajat). 

Ada pula tokoh Agama, Ketua MUI & juga Rais Aam (Ketua Umum) PBNU KH Ma'ruf Amin, Anggota Dewan Pengarah UKP PIP yang juga mantan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Anggota Dewan Pengarah UKP PIP yang juga mantan Ketua MK Mahfud MD, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Serta tiga Ketua Umum Parpol, Golkar Airlangga Hartarto, PKB Muhaimin Iskandar, dan PPP ia sendiri, Romahurmuziy. 

Rommy: TGB Tak Masuk List Cawapres Jokowi
Saya menanyakan tidak ada nama kader Demokrat yang juga masih menjabat Gubernur NTB, Tuan Guru Bajang KH Zainul Majdi, yang sepekan ini menjadi topik utama pembicaraan di banyak media termasuk dunia maya? 

Rommy mengatakan, "Tidak ada!" Itulah "isi kertas" Cawapres Jokowi yang ditunjukkan kepadanya.

Lalu siapa 5 nama Cawapres yang telah mengerucut? Tidak ada yang bisa menjelaskan. Tetapi jika ada "sinyal" bahwa kalangan NU yang akan dipinang Jokowi, maka tampak nama-nama di atas yang bisa dikaitkan. Meski belakangan nama Mahfud MD tampak semakin menguat. 

Program AIMAN mewawancarai khusus Mahfud MD, terkait hal ini. Apakah Mahfud sang Ketua MK 2008-2013, yang sekarang bersama dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri, menjadi Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden untuk Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP), yang bakal dipilih Jokowi?

Jusuf Kalla masih berpeluang?
Hanya Tuhan yang tahu. Tapi yang jelas, nama Wapres saat ini Jusuf Kalla (JK), buka berarti tidak mungkin mengisi daftar Cawapres Jokowi. Setelah kandas karena di MK posisi kedudukan hukum penggugatnya alias Legal Standing, akhir Juni lalu. Partai PERINDO, pimpinan Taipan Hary Tanoesoedibjo, Selasa (10/7) lalu kembali mengajukan gugatan ke MK, terkait larangan Jusuf Kalla terhalang menjadi Cawapres untuk periode ketiga yang tidak berurutan. 

Jika gugatan MK ini berhasil dan diumumkan sebelum 10 Agustus 2018, sebagai masa akhir pendaftaran Capres-Cawapres Pemilu 2019, maka semua calon yang telah dibeberkan di atas, bisa buyar. Dan JK lah yang paling besar punya peluang menjadi Cawapres Jokowi.

Saya Aiman Witjaksono, 

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun