"Terkait dengan bapak Susilo Bambang Yudhoyono, dalam rangka menjaga situasi lebih baik dalam rangka menghadapi Pilkada ini, agar teman -- teman yang memberikan feedinginformasi, agar memberikan informasi yang validitasnya tidak diragukan," pinta Ngabalin kepada sejumlah wartawan, Minggu (24/6).
 Saya mencari tahu, adakah operasi Intelijen yang sempat disiratkan SBY, bisa dilakukan jelang Pilkada. Direktur Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen Negara (BIN),  Wawan Purwanto. Dengan lugas mengatakan, bahwa tidak ada satupun perintah yang dialamatkan kepada anggota BIN dimanapun untuk berpihak pada calon tertentu di ajang Pilkada.Â
Wawan bahkan menantang, jika kini adalah zaman yang terbuka, bila ada kejanggalan dan bukti, anggotanya berpihak pada salah satu pasangan tertentu pada Pilkada 2018, maka dengan terbuka BIN akan menerima pelaporan itu, dan segera memroses sanksi serta hukum bagi anggotanya.Â
 Saya-dalam program AIMAN yang tayang Senin (25/6) pukul 8 malam di KompasTV- menanyakan kepadanya, pernahkah dalam sejarah BIN yang diketahui Wawan, ada oknumnya yang terbukti "bermain" dalam kontestasi pemilihan, baik pemilu maupun pilkada?  Wawan menjawab, "Tidak boleh dan tidak pernah!"
 Operasi Intelijen Jelang Pemilihan
Operasi Intelijen dimanapun, di Negara apapun, dan sampai kapanpun, akan selalu dilakukan dengan senyap. Namun operasi Intelijen dalam pemilihan selalu ada. Meski tidak selalu sebagai hal yang berkonotasi negatif. Dosen Sekolah Tinggi Manajemen Analisa Intelijen (STINDUK) Bogor, Stepi Anriani, dalam bedah buku terbitan Gramedia yang berjudul INTELIJEN & PILKADA, menjelaskan bahwa pendekatan Intelijen bisa digunakan bijak.Â
Pendekatan Intelijen ampuh melawan politik uang (money politics) yang kerap mewarnai pesta demokrasi di daerah itu. Bahkan, data intelijen yang mumpuni bisa dipakai untuk menyusun strategi pemenangan dan meningkatkan elektabilitas pasangan calon kepala daerah. Meski tetap, sifat dari Intelijen adalah senyap.Â
 Mantan Perwira Tinggi TNI yang sejak awal karier berada di lingkup Intelijen TNI dan menjadi Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI hingga 2014, Laksamana Muda (Purn) Soleman Ponto sempat mengungkapkan kepada saya, "Tidak perlu ditanya adakah aksi intelijen jelang pemilu? Jawabannya pasti ada! Malah operasi itu, harus dilakukan jauh sebelum pemilihan apakah itu Pilkada atau Pemilu berlangsung." Â
 Soleman melanjutkan, bahwa tidak akan tampak operasi intelijen itu. Tetapi untuk mencirikannya mudah, tinggal dilihat, siapa yang diuntungkan dari gejala -- gejala yang bisa dirasakan jelang pemilihan.
 "Jika ada operasi Intelijen, ketahuan..., maka orang itu, waktu sekolah (intelijen), tidur!"Tutup Jenderal bintang dua ini.
Saya Aiman Witjaksono, Salam.